Fandi sedang rebahan di sofa yang berada di kamar tamu. Kemunculan Laras membuatnya tersenyum tipis. Juga kemarahan di wajah perempuan itu. Dia jadi gemas dibuatnya.
Laras yang kesal segera menyembunyikan tangannya saat Fandi hendak meraihnya. Ia lantas mundur dari hadapan laki-laki itu.
Fandi cuma tersenyum tipis melihat sikap dingin Laras.
"Hubungan kita hanya sebatas klien saja. Tidak seharusnya kamu mencari ku sampai ke sini," ucap Laras.
Fandi menatapnya dalam-dalam. "Aku nggak mencari kamu. Aku juga kaget pas tahu ternyata kamu istrinya Bagas."
Laras tidak percaya. "Sebenarnya mau apa Mas Fandi ke sini? Aku nggak mau Mas Bagas curiga. Sebaiknya Mas Fandi segera pergi," ucapnya lalu memalingkan muka.
Fandi tersenyum. "Kamu kok ngomongnya begitu, sih? Aku kesini karena aku kangen sama kamu, Laras ..."
Jelas saja Laras sangat terkejut mendengarnya. Namun sebelum dia menimpali ucapan Fandi, tiba-tiba saja terdengar Bagas memanggilnya.
"Kita bicara lagi nanti," ucap Laras. Dia segera pergi.
Fandi cuma tersenyum sambil geleng-geleng.
Laras, dia sudah tergila-gila dengan perempuan itu. Persetan dengan Bagas. Dia bisa melakukan apa saja untuk bisa memiliki Laras.
Seperti apa yang dia lakukan sekarang. Fandi nekat datang ke rumah Bagas untuk bisa bertemu dengan Laras.
Dan Bagas yang bodoh itu sama sekali tidak menaruh rasa curiga padanya. Bahkan dia tidak menolak saat dia bilang ingin menginap.
Dasar laki-laki bodoh!
*
Bagas sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk saat Laras menemukan laki-laki itu di kamar. Ia tersenyum dan segera menghampiri Bagas.
Lelaki itu dibuat terkejut saat ada tangan lembut yang membantunya mengeringkan rambut. Bagas segera menoleh. Senyuman Laras menyambutnya.
"Mas Bagas mau makan dulu apa mau langsung tidur?" tanya Laras sambil menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya. Matanya menatap ke arah Bagas yang sedang menyisir rambutnya.
"Mas mau langsung tidur aja, capek!"
Laras mengangguk sambil tersenyum. Kemudian dia menghampiri Bagas sambil membawakan pakaian ganti untuknya.
"Apa Fandi sudah tidur?" tanya Bagas sambil mengenakan kaus putih lengan pendek yang Laras pilihkan.
"Sepertinya sudah."
Laras menjawab dengan singkat. Dia berharap Bagas tidak keluar kamar dan menemui Fandi. Dia takut jika Fandi nantinya keceplosan ngomong dan hubungan mereka pun terbongkar.
Bagas manggut-manggut. Kemudian ia menoleh ke arah perempuan cantik yang kini berdiri di sampingnya. Laras dibuat terkejut saat dia meraih pinggulnya mendekat.
"Mas kangen, Laras ..." Bagas berbisik ke wajah istrinya. Bibirnya menyeringai tipis.
Laras tersenyum. "Aku juga kangen sama kamu, Mas ..."
Melihat kesediaan Laras, Bagas tersenyum puas. Dia segera menggendong sang istri menuju peraduan nyaman mereka.
"Mas ..."
Laras mencengkeram punggung polos Bagas yang berada di atas tubuhnya. Setelah melewati foreplay yang cukup panjang, mereka pun segera mendaki puncak kenikmatan.
Sementara itu di kamar sebelah. Fandi tak bisa tidur karena rintihan dan desahan Laras sampai ke telinganya.
Sial!
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN BO
Random| khusus dewasa | Laras dijebak oleh lelaki biadab bernama Frans sehingga dia berakhir menjadi seorang wanita panggilan. Dia merahasiakan semua itu dari suaminya, Bagas. Sementara Bagas, laki-laki itu rela meninggalkan rumah orang tuanya demi menika...