Chapter 75. Laras Hilang

154 6 3
                                    

"Bawa perempuan itu ke kamar!"

"Baik, Bos!"

Dua orang pengawal segera menuju mobil hitam yang menepi di depan sebuah villa. Mereka segera membuka pintu mobil dan menyeret wanita yang tergolek di dalam sana.

Laras tidak sadarkan diri setelah Frans memberinya minuman yang dicampur dengan obat tidur. Kini tubuhnya yang ringkih itu segera dikeluarkan dari mobil dan dibawa masuk villa.

Lelaki berperawakan tinggi bernama Alex cuma tersenyum smirk saat para pengawal melewatinya sambil memapah Laras.

"Elu nggak usah mikirin cewek itu, dia udah aman sama gue," ucapnya lewat sambungan ponselnya.

Frans yang dia hubungi. Alex berencana mau mengirim Laras malam ini juga ke Jepang. Namun kecantikan perempuan itu membuatnya tergiur.

Alex ingin mencicipi tubuh Laras sebelum mengirim dia ke luar negeri. Oleh karena itu dia membawa Laras ke villanya.

Frans tersenyum puas mendengar ucapan Alex lewat sambungan ponsel. "Ya! Kamu atur sajalah! Saya terima beres!"

Setelah panggilan berakhir, Alex segera berjalan menyusul anak buahnya yang sudah membawa Laras.

"Kalian boleh pergi!"

Dua orang pengawal menganngguk dan bergegas meninggalkan kamar. Alex cuma tersenyum smirk. Matanya fokus pada seonggok tubuh molek perempuan yang sudah tergolek di tengah ranjang.

Frans mengatakan kalau Laras sempat menolak dan tidak mau dikirim ke Jepang. Sayangnya Yuta menginginkan Laras yang dikirim bersama tiga perempuan lain.

Persetan perempuan itu punya suami. Itu bukan urusannya. Sekarang sudah waktunya dia merasakan lebih dulu keindahan tubuh Laras.

Alex segera maju. Dia lantas duduk di tepi ranjang. Tangannya mulai membelai wajah Laras seraya tersenyum seringai.

Keperkasaannya segera menegang saat jemarinya menyentuh area paling sensitif bagi Laras.

"Kamu pikir kamu bisa bertindak sesuka hati? Kamu cuma milik aku sekarang, Laras."

Alex segera bangkit lalu menanggalkan satu demi satu pakaian yang membalut tubuh atletisnya.

Sebelum lelaki itu melakukan aksinya, dia segera mengaktifkan sebuah kamera kecil yang sengaja difungsikan untuk merekam aktifitasnya.

Laras belum sadarkan diri saat Alex mulai melucuti pakaiannya sambil mengecup setiap inci tubuhnya.

"Ah, gila! Kamu enak banget, Laras!"

Lelaki itu semakin kuat menghentak bagian intim Laras. Tangannya mengunci kedua tangan Laras sambil menciuminya dengan brutal.

"Aaah! Aaahh!"

Alex semakin bergairah saat permainan semakin panas. Dia memainkan tubuh polos Laras dengan sesuka hati.

"Sialan! Udah keluar aja!"

Sedikit kesal, Alex pun segera beringsut dari tubuh Laras. Dia segera berjalan menuju kamar mansi.

Laras masih belum sadarkan diri saat lelaki itu memulai aksinya lagi. Sepertinya Alex tidak puas dengan satu kali saja. Setelah mengganti pengaman, dia pun kembali pada Laras.

***

Elsa selesai bicara dengan petugas polisi, kemudian dia segera menghampiri Bagas. Lelaki itu sedang berdiri bersisian dengan Pak Danu dan jamal. Tidak jauh dari meja petugas.

"Aku udah ngomong sama petugas, kamu nggak salah. Jadi, kamu udah boleh pulang sekarang," ujar Elsa saat dia sudah berhadapan dengan Bagas.

Lelaki itu tersenyum. "Makasih, Elsa."

OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang