Lampu-lampu jalan sudah menyala saat Bagas mengendarai motornya menuju pulang. Hatinya berkecamuk dan pikirannya tidak karuan.
'Tinggalkan Perempuan itu dan pulanglah ke rumah. Maka saya akan menerima kamu lagi.'
Dipejamkan matanya sesaat seraya berpaling muka. Ucapan ayahnya dan cara ia menatap, tetap saja sama. Sang ayah masih belum mau menerima pernikahannya dengan Laras.
Bagas menggeleng. Tidak, tidak! Jika tanpa Laras dia tidak akan pernah kembali ke rumah orang tuanya.
'Bagas!'
Kali ini tangisan dan rintihan sang ibu yang terdengar di telinganya. Suara itu dan wajah ibunya yang basah oleh air mata, hati Bagas teriris melihatnya.
Namun, ia tidak mungkin meninggalkan Laras dan kembali pada keluarganya.
Meski hidup dengan berkecukupan dan tentram. Sayangnya, semua itu hanya akan terasa hampa jika tanpa Laras di sampingnya.
Tak terasa jalan panjang itu telah Bagas lewati. Pagar rumahnya mulai terlihat. Laki-laki itu segera menepikan motor di pelataran rumah, lantas mengusap pipinya yang sempat basah.
Brak!
"Jangan, Mas!"
"Aaaa!"
Suara gaduh yang terdengar dari dalam rumah membuat Bagas sangat terkejut.
"Laras?!"
Langkah panjang itu segera terayun menuju pintu. Suara rintihan Laras semakin terdengar nyata di telinganya.
"Laras, kamu kenapa?! Laras!"
Dalam kepanikan yang tak terhingga, Bagas berusaha membuka mendobrak pintu.
"Mas Bagas!"
Suara itu terdengar dari arah kamar. Bagas segera berlari ke sana. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat seorang laki-laki sedang berusaha melecehkan istrinya.
"Laras!"
Baik Laras maupun laki-laki yang sedang bersamanya di tengah ranjang, keduanya sama-sama menoleh ke arah sumber suara tersebut.
Bagas sangat murka melihat wajah laki-laki itu. Tangannya mengepal kuat. Dengan tenaga penuh ia segera menghantam wajah Aryo dengan tinjunya.
Bug!
Aryo tersungkur hingga jatuh dari ranjang. Dan Bagas segera menyambar kerah kemeja laki-laki itu, lantas menyeretnya keluar dari kamar.
"Mas Bagas!"
Laras segera berlari menyusul Bagas. Ia terkejut melihat suaminya yang sedang menghajar Aryo habis-habisan di depan rumah.
"Bagas, istri kamu itu seorang pelacur! Dia perempuan panggilan!"
Bug!
Aryo tersungkur dengan memuntahkan darah usai Bagas menghantam perut dan wajahnya.
"Jangan bicara sembarangan tentang istri saya! Justru kamu yang ingin merusak istri saya!"
Bagas yang tidak terima dengan hinaan Aryo terhadap Laras menjadi gelap mata. Ia terus saja memukuli laki-laki itu.
Laras menggeleng dalam tangis. Ia sangat takut Bagas akan percaya dengan semua ucapan Aryo.
"Hei, ada apa ini?!"
"Jangan berkelahi!"
Orang-orang yang kebetulan melintas segera menghampiri saat melihat keributan yang sedang terjadi di pelataran rumah Bagas.
Desi yang baru saja turun dari ojek yang mengantarnya pulang pun ikut penasaran melihat keramaian di depan rumah Bagas.
Sambil menggendong putranya yang baru berusia 5 tahun, perempuan itu segera menuju kerumunan orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN BO
Random| khusus dewasa | Laras dijebak oleh lelaki biadab bernama Frans sehingga dia berakhir menjadi seorang wanita panggilan. Dia merahasiakan semua itu dari suaminya, Bagas. Sementara Bagas, laki-laki itu rela meninggalkan rumah orang tuanya demi menika...