"Iya iya oke!"
Frans tampak sangat bersemangat saat menerima banyak telepon dari para member situs dewasa yang dia kelola. Setiap hari pasti ada saja pesanan dan transaksi. Jika terus begini, dia bisa beli pulau!
"Siang, Mas Frans! Ada telepon dari Bos Besar!"
"Apa?!"
Frans sangat terkejut saat anak buahnya yang bernama Tomi tiba-tiba masuk ruang kerjanya dan membawa sebuah kabar.
Bos Besar?
Mau apa dia menghubunginya?Keringat dingin tiba-tiba bercucuran dari pori-pori. Frans buru-buru mengambil tisu.
"Tolong sambungkan," katanya pada Tomi sambil mengusap keringat di dahinya.
Tomi mengangguk. Dia bergegas pergi meninggalkan ruangan itu. Tak lama kemudian telepon di meja Frans pun berdering. Laki-laki itu dibuat sangat terkejut.
"Ha-halo, Bos ..."
Tangan Frans gemetaran saat mendengar suara seorang laki-laki dari seberang sana.
["Frans, saya lihat bisnis online kamu makin ramai. Kamu juga tidak bilang kalau kamu punya barang bagus."]
Frans memejamkan matanya. Masih dalam perasaan takut ia menjawab, "Iya, Bos. Bisnis online saya sedang lumayan ramai. Maaf kalau saya sudah lama tidak memberi kabar."
["Bagus. Saya senang mendengarnya. Jika begitu, kamu pasti sudah punya uang untuk membayar utang-utang mu."]
Glek!
Frans menelan ludah kasar. Peluh dingin kembali bercucuran. Sial! Laki-laki itu masih ingat saja dengan utang-utangnya?
"Saya pasti akan bayar, Bos. Tapi tolong beri saya waktu sedikit lagi. Bisnis saya baru kembali bangkit. Saya masih butuh banyak modal," kata Frans takut-takut.
["Saya tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang kamu katakan. Saya akan datang ke kantor kamu besok pagi. Kita bicara lagi."]
Frans memejamkan matanya rapat-rapat. Sial! Laki-laki kejam itu mau datang ke kantornya besok? Astaga, ini lebih buruk daripada dipukuli debt kolektor!
"Tomi!"
Laki-laki yang sedang meracik kopi di dapur dibuat terkejut saat mendengar namanya dipanggil.
"Ada apa, Mas?!"
Tomi bergegas lari menerobos pintu ruangan Frans. Dilihatnya laki-laki itu yang sedang menjambak rambutnya sendiri. Dia jadi keheranan.
"Mati saya, Tom!" rintih Frans. Dia tampak sedang frustasi.
Tomi yang tidak paham cuma menatapnya heran.
Sementara itu di Hotel Cempaka. Terlihat Laras yang sedang duduk bersisian dengan Fandi.
Ia manggut-manggut mendengar cerita laki-laki itu pasca rencana pernikahannya yang gagal.
Dihela nafas dalam-dalam oleh Laras. Ia lantas meremas bahu Fandi. Laki-laki itu menoleh.
"Mungkin gadis itu bukan jodoh Mas Fandi. Mas Fandi laki-laki baik. Mas sudah mau menuruti keinginan orang tua. Dan masalah yang sekarang sedang terjadi, itu bukan salah Mas Fandi."
Laki-laki itu mengangguk mendengar ucapan Laras. Setelah bercerita panjang kepada perempuan itu, perasaannya menjadi jauh lebih tenang sekarang.
"Kamu benar, Laras. Sejak awal saya memang tidak mencintai dia. Namun demi orang tua saya terus berusaha. Dan saat saya mulai mencintai dia, dia malah menyakiti saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN BO
Random| khusus dewasa | Laras dijebak oleh lelaki biadab bernama Frans sehingga dia berakhir menjadi seorang wanita panggilan. Dia merahasiakan semua itu dari suaminya, Bagas. Sementara Bagas, laki-laki itu rela meninggalkan rumah orang tuanya demi menika...