Chapter 67. Situasi Sulit

106 5 0
                                    

Mobil yang membawa Laras dan Purwanti tiba di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta. Purwanti kegirangan. Dia segera menggandeng Laras keluar dari mobil.

Dari dalam mobil yang menepi di seberang jalan, Fandi memperhatikan mereka. Diusap-usap dagunya penuh tanya.

Apa yang Laras mau lakukan dengan ibunya Bagas?

"Oalah! Mall nya gede banget! Kita bisa borong kebaya di sini!" pekik Purwanti. Dia tampak begitu bersemangat.

Laras tersenyum. Dia segera mengikuti saat langkah Purwanti menuju sebuah butik di lantai dasar mall.

Fandi yang sudah turun dari mobil mulai memasuki area mall. Matanya mencari-cari ke sekitar.

Kemana perginya Laras?

"Wah, ini kayaknya cocok buat kamu, Laras! Warnanya juga ngejreng!"

Laras cuma tersenyum saat Purwanti memilihkan beberapa dress dan stelan kebaya untuknya. Selera sang ibu mertua cukup bagus.

"Loh! Ada kemeja juga!" Purwanti segera berpindah menuju deretan pakaian pria. Dia memilih beberapa stelan.

Laras tersenyum melihatnya. Namun kemudian dia teringat kepada Fandi. Sial! Pasti lelaki itu mencarinya. Dia sempat mematikan ponsel karena Fandi terus menghubungi.

"Bu, Laras mau ke toilet dulu, ya?"

Purwanti yang sedang asyik memilih beberapa stelan kantor dibuat agak terkejut.

"Oh, iya! Nggak pa-pa! Ibu tunggu di sini, ya!" katanya.

Laras mengangguk. Dia melirik satu kali ke arah sang ibu mertua sebelum menghambur pergi.

Fandi yang sedang menguntit tiba-tiba melihat Laras yang sedang berjalan menuju toilet. Dia manggut-manggut. Sepertinya ini kesempatan untuk menemui perempuan itu, pikirnya seraya melesat.

Laras berjalan cepat menuju toilet wanita yang berada di bagian belakang mall. Tangannya sibuk dengan benda pipih dalam genggaman.

"Laras!"

Suara itu mengejutkan Laras yang sedang berusaha mengaktifkan ponselnya. Langkahnya dihentikan. Dia segera menoleh ke arah belakang.

"Mas Fandi?"

Belum hilang rasa terkejut Laras, lelaki itu segera menyambar lengannya lalu menyeret Laras pergi.

"Kita mau kemana, Mas?"

Laras keheranan dan panik saat Fandi mengajaknya keluar dari mall. Matanya melirik ke belakang. Purwanti masih berada di dalam mall. Bagaimana kalau sang ibu mertua mencarinya?

"Lepaskan aku, Mas Fandi!" Laras berhasil menarik paksa lengannya dari genggaman laki-laki itu.

Fandi memasang wajah dingin. Dia lantas mendekat pada Laras. Tatapannya mengunci pandangan prempuan itu.

Laras menatap dengan bahu naik turun. Dia kesal dengan perlakuan Fandi yang suka seenaknya.

"Aku butuh kamu sekarang. Ayo ikut aku ke unit apartemen," ujar Fandi seraya mencondongkan wajahnya ke wajah perempuan di depannya.

Laras menatap kesal. "Aku nggak bisa. Ada ibunya Mas Bagas di sini."

Fandi berdecak jengah lalu tersenyum miring. "Itu bukan urusanku. Dan kita masih terikat kontrak. Apa kamu mau aku hubungi Frans?"

Laras mulai takut dengan ancaman lelaki itu. Namun ini bukan saatnya untuk melakukan transaksi.

Melihat Laras yang kebingungan, Fandi segera bergerak cepat.

OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang