Chapter 56. Wanita Lain Di Samping Bagas

176 4 0
                                    

Brak!

Tubuh Laras dilemparkan ke tengah ranjang oleh dua orang lelaki. Mereka lantas pergi setelah Baron melangkah memasuki kamar itu.

Baron mengibaskan tangannya. Pintu kamar segera dikunci rapat. Dua orang lelaki geleng-geleng sambil tersenyum. Mereka segera meninggalkan tempat itu.

Langkah Baron mendekat pada ranjang di mana Laras tergolek belum sadarkan diri di sana. Bibirnya menyeringai tipis memandangi perempuan itu.

"Frans, Frans, lu pikir gue percaya kalo lu bakal bayar anak buah gue? Gue tahu kalo elu itu licik! Gue juga nggak sudi ikutin perintah lu."

Sambil berdiri di samping ranjang, Baron segera menanggalkan pakaiannya. Matanya tertuju pada perempuan di tengah ranjang. Ia segera merangkak naik.

Laras masih belum sadarkan diri saat tangan bertato Baron melucuti semua kain dari tubuhnya. Lelaki itu meneguk liurnya saat tubuh polos Laras terpampang di depannya.

"Jadi, orang-orang bayar ratusan juta cuma buat elu?" desis Baron.

Tangannya meremas bongkahan besar di bagian depan tubuh Laras. Sementara matanya menatap wajah perempuan itu.

"Sekarang gue bakal kasih tahu posisi lu. Dasar Lonte!"

Baron segera mencondongkan tubuhnya. Tangannya menangkap kedua paha putih Laras. Tubuh perempuan itu dibuat terguncang saat dia mulai mendesak.

"Oh! Ini gila! Enak banget!"

Nafas berat lelaki itu menyapu wajah Laras. Dia mulai tersadar. Samar-samar Laras melihat wajah seorang lelaki asing yang sedang bergerak liar di atas tubuhnya.

Dia kaget. "Kamu! Siapa kamu! Tolong!"

"Diem lu!"

Plaak!

Plaak!

Baron segera menampar Laras. Perempuan itu meringis kesakitan. Persetan dengan itu. Baron semakin gencar menghentak Laras.

***

Rumah Sakit Handoko Hospital pukul empat sore.

CRV hitam menepi di pelataran rumah sakit. Elsa segera keluar dari mobil tersebut. Ia menoleh ke arah Pak Danu dan Bu Retno yang juga baru keluar dari mobilnya.

Mereka segera berjalan memasuki lobi rumah sakit. Sementara Jamal hanya menunggu di mobil bersama sopirnya Elsa.

"Kami ingin menjenguk pasien bernama Bagas. Dia sudah dua hari di rumah sakit ini," ujar Elsa pada perempuan muda yang bertugas di bagian resepsionis.

Perempuan yang bertugas segera mengangguk. "Baik, Mbak! Kami cek dulu, ya!"

Elsa tampak gusar menunggu. Kenapa lama sekali. Ia melirik ke arah dua orang petugas di depannya.

"Mohon maaf, Mbak. Pasien atas nama Bagas tidak ada di rumah sakit ini," ucap petugas resepsionis setelah memeriksa data.

Elsa terkejut. "Nggak mungkin. Pasti kalian salah cek! Orang Bagas ada di rumah sakit ini, kok!" cercanya dengan panik dan kesal.

Pak Danu dan Bu Retno menoleh ke arah Elsa. Dilihatnya sang putri yang sedang ribut dengan petugas rumah sakit. Mereka saling pandang lalu menghampiri Elsa.

"Elsa, ada apa?"

Perempuan yang sedang berseteru dengan dua orang petugas resepsionis segera menoleh ke arah lelaki yang baru tiba di sampingnya. Pak Danu mengernyit heran menanggapi.

"Ini, Pa. Masa katanya Bagas nggak ada di rumah sakit ini!" Elsa tampak tidak sabaran dan kesal. Mungkin karena dia sangat mencemaskan kondisi Bagas.

Pak Danu sedikit terkejut. Dia lantas maju ke depan petugas resepsionis di depannya.

OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang