Saat itu pukul sepuluh malam. Elsa sedang berjalan menuju mobilnya yang terparkir di pelataran butik.
Hawa ngantuk membuatnya tak henti menguap. Elsa merindukan kasurnya yang nyaman. Dia ingin segera pulang.
Baru saja langkahnya mencapai pintu mobil, Elsa dibuat terkejut saat tiba-tiba ada tangan yang membungkam mulutnya dari arah belakang. Dia berusaha berontak dan ingin menjerit.
"Mbak Elsa!"
Asti yang baru keluar dari butik dibuat sangat terkejut melihat Elsa disergap oleh beberapa orang tidak dikenal. Jelas itu tindak kejahatan. Dia buru-buru berlari sambil berteriak.
"Mbak Elsa!"
"Tolong!"
Anto dan tiga temannya bergegas kabur setelah berhasil memasukkan Elsa ke dalam mobil. Teriakan Asti bisa memicu keributan yang memancing orang-orang berdatangan.
"Tolong!"
Elsa yang sudah berada di dalam mobil berusaha berteriak dan berontak dari dua orang lelaki yang sedang memegangi kedua tangannya.
"Diem lu!" gertak Anto sambil memasang wajah sangar kepada Elsa. Lelaki itu duduk di samping rekannya yang sedang mengemudikan mobil.
Elsa ketakutan. "Lepaskan aku! Siapa kalian?!"
"Kita dibayar buat culik lu!" jawab Anto.
Elsa tercengang.
Apa?!
Siapa orang biadab yang sudah membayar para preman untuk menculiknya? Apa ini perbuatan Fandi?
Tidak salah lagi!
Ini pasti perbuatan Fandi dan bapaknya yang sinting itu!
Elsa mendengus kesal."Berapa bayaran yang kalian terima buat menculik aku?! Aku bisa kasih lebih!" ujar Elsa mulai berani.
Anto dan rekannya saling pandang. Kemudian dia menatap perempuan yang duduk di bangku tengah mobil.
"Orang itu mau bayar dua puluh juta!' katanya acuh tak acuh.
Elsa tersenyum miring. "Cuma dibayar dua puluh juta kalian mau saja menculikku dan rela menerima resiko besar? Cih! Siapa cecunguk yang bayar kalian itu?"
Anto mulai jengah. "Ngapain lu tanya-tanya? Tugas kita cuma bawa lu ke markas Bang Baron!"
"Baron? Siapa dia? Apa dia yang bayar kalian?" Elsa tidak sabaran.
"Baron itu bos kita!" jawab Anto.
Elsa tersenyum miring. "Kalo gitu sekarang kalian telepon bos kalian itu dan bilang kalo aku bisa bayar lebih pada kalian."
Anto tercengang. Dia dan temannya saling pandang.
Melihat para preman itu mulai lengah Elsa melanjutkan, "Aku bisa bayar lima puluh juta pada kalian untuk meringkus dan menghajar orang yang suruh kalian menculikku," desisnya.
Anto semakin kebingungan. Dia pun segera menghubungi Baron.
"Apa?! Lima puluh juta? Apa lu nggak salah denger? Bisa aja tuh cewek cuma mau nipu kita doang!" Baron terkejut lalu marah-marah setelah mendengar ocehan Anto lewat sambungan ponselnya.
Elsa, perempuan muda yang mereka culik katanya mau bayar lima puluh juta untuk meringkus Pak Wirya dan mengirimnya ke ruang ICU.
Mendengar nominal yang lebih besar, Baron mulai tergiur. Namun dia tidak mudah percaya begitu saja.
"Bawa tuh cewek kesini. Biar gue yang ngomong sama dia," pungkas Baron. Panggilan pun berakhir.
Anto membenahi ponselnya lalu menoleh ke arah Elsa. Perempuan itu memasang wajah bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN BO
Random| khusus dewasa | Laras dijebak oleh lelaki biadab bernama Frans sehingga dia berakhir menjadi seorang wanita panggilan. Dia merahasiakan semua itu dari suaminya, Bagas. Sementara Bagas, laki-laki itu rela meninggalkan rumah orang tuanya demi menika...