Laras dibuat sangat terkejut saat Bagas tiba-tiba masuk ke kamar. Bergegas dia sembunyikan ponsel rahasianya ke balik bantal, lantas segera memasang senyum manis di wajahnya.
"Mas Bagas ..."
Mata Bagas mengincar bantal yang berada di samping istrinya. Entah apa yang Laras sembunyikan, sebaiknya dia berpura-pura tak tahu saja.
"Mas mau pergi dengan Bapak untuk meninjau pabrik kopi. Kamu nggak pa-pa, kan Mas tinggal sebentar?" ujar Bagas seraya mendaratkan bokongnya pada tepi ranjang di mana sang istri sedang duduk.
Laras tersenyum. "Nggak pa-pa, Mas. Laras juga mau ikut sama Ibu ke mall. Katanya Ibu pingin belanja kebutuhan dapur."
Bagas lega mendengarnya. "Kalo gitu Mas bisa pergi sekarang?"
Laras mengangguk sambil tersenyum manis. "Ayo Laras antar."
Mereka berdua segera bangkit, lantas berjalan dengan bergandengan mesra menuju teras rumah. Pak Handoko dan Triatno sudah menunggu di samping mobil.
"Selamat pagi, Mas Bagas!" Triatno menyambut kedatangan Bagas dan Laras dengan tersenyum hangat penuh rasa segan dan kesopanan.
Bagas tersenyum. "Selamat pagi juga, Mas Tri."
Sementara Pak Handoko cuma menoleh satu kali ke arah Bagas dan Laras. Dia cuma mengangguk dan segera masuk mobil.
"Mas berangkat dulu, ya?" Bagas berpamitan pada Laras. Diusap pipi sang istri sebelum ia mengecup di puncak kepala Laras.
"Hati-hati, Mas."
Bagas mengangguk. Ia lantas segera berjalan menuju mobil BMW hitam di mana Pak Handoko sudah duduk di dalamnya. Sebelum masuk mobil, Bagas melempar senyum manis terhadap Laras.
Dari dalam mobil Pak Handoko cuma diam melihatnya. Tak lama kemudian Bagas pun segera duduk di sampingnya. Dan sopir segera melajukan mobil.
Sambil berdiri di teras rumah, Laras memandangi mobil mewah yang membawa suaminya pergi. Dia sangat lega karena hubungan Bagas dan ayahnya mulai membaik.
Ya, meski Pak Handoko tidak pernah sekalipun mau menatap Laras. Dia tetap berusaha sabar sampai sang ayah mertua benar-benar mau menerimanya.
"Laras!"
"Walah! Ibu cari kamu kemana-mana! Kok malah bengong di sini, Cah Ayu?!"
Suara cetar Purwanti mengejutkan Laras. Perempuan itu pun segera memutar tubuhnya. Senyum manis ia sematkan di wajah yang cantik dengan riasan tipis-tipis.
"Ibu," sapa Laras dengan penuh kesopanan.
Purwanti tersenyum sambil memegang kipas kertas di tangan. Pagi ini dia kelihatan cantik dengan kebaya modern warna hijau.
"Laras, Ibu pingin ajak kamu ke mall untuk belanja. Eh kok kamu malah di sini? Ayo siap-siap!"
Laras tersenyum. "Maaf, Bu. Tadi Laras mengantar Mas Bagas. Dia pamitan. Katanya mau ikut Bapak meninjau pabrik kopi."
Purwanti manggut-manggut. "Yasudah! Ayo siap-siap! Ibu tunggu di mobil, ya!"
"Baik, Bu."
Laras segera pergi memasuki rumah. Sedang Purwanti cuma tersenyum lalu berjalan mencari Lengser.
Dia ingin lebih dekat dengan menantunya. Oleh karena itu Purwanti mau mengajak Laras untuk berbelanja di mall.
"Bu, saya sudah siapkan mobil untuk Ibu dan Mbak Laras ke mall," ucap Lengser dengan sedikit membungkuk pada perempuan dengan kebaya hijau tua yang sedang berdiri di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN BO
Random| khusus dewasa | Laras dijebak oleh lelaki biadab bernama Frans sehingga dia berakhir menjadi seorang wanita panggilan. Dia merahasiakan semua itu dari suaminya, Bagas. Sementara Bagas, laki-laki itu rela meninggalkan rumah orang tuanya demi menika...