Chapter 48. Gara-gara Laras

151 4 0
                                    

"Aku kangen kamu, Laras ..."

Fandi segera mendesak Laras sampai punggung perempuan itu menyentuh dinding kamar. Tatapan Laras membuatnya terbuai.

Dan tanpa mengatakan apa-apa lagi, lelaki itu segera membelai pipi Laras lalu memajukan wajahnya. Laras cuma memejamkan mata saat Fandi melumat bibirnya dengan begitu liar dan rakus.

Sementara di luar kamar, Elsa dan Mona sedang mengendap-endap. Menurut informasi yang diterima oleh Mona, hari ini Laras datang menemui Fandi. Mereka mau menangkap basah keduanya.

"Udah, El! Ayo dobrak aja pintunya!" Mona sudah tidak sabaran. Geram sekali dia dengan kelakuan Fandi.

Elsa cuma menoleh ke arah Mona dengan wajah bosan. Dia tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Namun Mona membuatnya jadi kesal dan susah konsentrasi.

"Laras ..."

Di dalam kamar aktifitas panas sedang berlangsung. Bayangan kedua insan yang sedang melakukan hubungan terlarang itu terlihat dari pantulan cermin di sekitar.

Mona yang sudah tak sabaran ingin segera mendobrak pintu unit apartemen Fandi.

"Ah, Mas Fandi ..."

Nafas berat Fandi menyapu wajah Laras. Pinggangnya bergerak dengan cepat saat penyatuan di antara mereka terjadi.

Laras melingkarkan kedua tangannya ke tengkuk leher Fandi. Mata keduanya saling mengunci pandangan. Hingga saling menautkan bibir begitu gilanya.

Elsa yang sudah tidak tahan dengan situasi itu, segera mendobrak pintu di depannya.

Brak!

Suara cetar itu mengejutkan dua orang yang sedang bergumul di tengah ranjang.

"Biar aku lihat," ucap Fandi pada Laras. Dia segera menyingkir dari tubuh polos perempuan itu.

Laras cuma terdiam dalam perasaan cemas. Segera ia bangkit lalu mencari-cari pakaiannya.

"Fandi, keluar kamu!"

Teriakan seorang perempuan membuat Fandi sangat terkejut. Dia yang cuma mengenakan celana pendeknya saja segera menuju sumber suara itu.

Dilihatnya dua orang perempuan yang sedang berkeliaran di ruang tamu. Fandi sangat terkejut melihatnya.

Elsa?

Mau apa dia?

Melihat Fandi muncul dari arah kamar dengan hanya mengenakan celana pendeknya saja, Elsa segera mengepalkan tangannya.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Fandi dengan sinis.

Elsa tidak kalah kesal. "Di mana perempuan itu?! Beraninya kamu bawa perempuan ke kamar di saat kita mau menikah! Dasar sinting!"

Fandi yang kesal segera mencekal lengan Elsa saat perempuan itu mau menuju kamar. Diseretnya dengan kasar perempuan itu sampai mereka kembali berhadapan.

"Enggak ada siapa-siapa di sini? Sebaiknya kamu pulang," ucap Fandi. Dia berusaha tenang di depan Elsa meski hatinya sangat cemas. Jangan sampai Elsa melihat Laras yang masih berada di kamarnya saat ini.

Elsa menatap dengan mata berapi-api. "Kamu bohong!"

"Elsa!"

Dua orang yang sedang berseteru itu dibuat menoleh serempak ke arah sumber suara tersebut. Fandi sangat terkejut melihat Mona yang sedang menyeret Laras dari dalam kamarnya.

Elsa tersenyum getir saat Fandi menatap. "Jadi bener kalo kamu sudah bawa cewek ke kamar?" ujarnya lalu mendorong Fandi dengan kasar. Langkah Elsa segera menuju pada Mona dan Laras.

OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang