"Aku pamit."
Elsa mengangguk menanggapi ucapan Bagas. Lelaki itu berpamitan mau pulang. Meski masih ingin mengobrol dengan Bagas, Elsa pun melepasnya.
"Kalo kamu mau, kamu bisa kerja di sini." Elsa bicara lagi saat ia mengantar Bagas menuju pintu butik.
Sambil melayani pelanggan, Asti memperhatikan mereka.
Bagas tersenyum. "Memangnya apa yang bisa aku kerjakan di sini?"
"Jadi Satpam!" jawab Elsa lalu tertawa.
Bagas tersenyum sambil geleng-geleng. "Nanti deh aku pikirkan lagi."
Elsa mengangguk. Bagas pun segera meninggalkan butik.
Sambil berdiri di depan teras, Elsa memandangi punggung Bagas yang sedang menuju motornya.
Bagas, andaikan dia tahu tentang rahasia Laras. Apakah dia akan meninggalkan perempuan itu?
Ingin sekali ia mengatakan semuanya kepada Bagas. Namun, Elsa tidak mau melukai hati Bagas nantinya. Biarlah Bagas tahu sendiri tentang pekerjaan kotor Laras.i
***
Kediaman Laras pukul lima sore.
"Mas Fandi?"
Laras sangat terkejut saat membuka pintu sore itu. Dilihatnya Fandi yang datang sambil membawa buket bunga.
Lelaki itu tersenyum manis. "Aku mau ajak kamu dinner. Bisa kita pergi sekarang?"
Laras tercengang. "Dinner?"
Fandi mengangguk sambil tersenyum. "Aku lagi kangen sama kamu, Laras. Bukankah di perjanjian kontrak tertulis kalo aku boleh booking kamu kapan aja?"
"Tapi sekarang sudah sore dan Mas Bagas pasti akan segera pulang. Aku nggak bisa, Mas!" Laras berusaha menolak. Matanya menoleh ke arah pagar rumah. Dia takut Bagas tiba-tiba pulang dan melihatnya yang sedang bersama Fandi.
Fandi tersenyum getir. "Okelah kalo gitu! Aku pergi sekarang, tapi besok pagi kamu harus ikuti apa mauku," ujarnya terdengar menekan.
Laras yang tak punya pilihan hanya bisa mengangguk.
Fandi tersenyum dan segera mundur dari hadapan Laras. "Aku mau kamu besok!" ujarnya lantas pergi.
Sambil memegang buket bunga dari Fandi, Laras termenung di ambang pintu.
Tidak lama kemudian Bagas pun pulang. Dia dibuat terkejut melihat Laras yang sudah menunggunya di teras rumah. Dengan senyum di wajahnya, langkah panjang Bagas segera terayun menuju pada Laras.
"Laras, kamu sedang menunggu Mas?" tanya Bagas. Matanya turun pada buket bunga yang Laras pegang.
Perempuan itu sedikit terkejut. Buru-buru Laras mengusap kedua pipinya lalu menyajikan senyuman di wajahnya.
"Mas Bagas sudah pulang?"
Bagas mengangguk lalu melihat ke sekitar. "Sudah gelap, ayo kita masuk."
Bug!
Fandi menghantam kemudi mobilnya melihat Laras dan Bagas. Rupanya dia belum pergi. Lelaki itu masih mengintai dari dalam mobil. Dia kesal dan marah melihat Bagas masih hidup. Bahkan selamat dari kecelakaan yang dia rekayasa.
'Bagas, aku pastikan kamu pasti mati," desisnya dalam hati. Matanya menoleh ke arah rumah Laras sebelum melajukan mobilnya.
Bagas yang baru saja mau menutup pintu tak sengaja melihat mobil Fandi. Dia mengernyit. Mobil itu seperti mobil yang tadi nyaris menabraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN BO
Random| khusus dewasa | Laras dijebak oleh lelaki biadab bernama Frans sehingga dia berakhir menjadi seorang wanita panggilan. Dia merahasiakan semua itu dari suaminya, Bagas. Sementara Bagas, laki-laki itu rela meninggalkan rumah orang tuanya demi menika...