Chapter 78. Akhir Cerita Laras [ End ]

272 8 1
                                    

Hari mulai siang saat mini bus yang dikemudikan oleh Anto terjebak macet di pertigaan jalan menuju arah bandara. Dengan wajah gelisah Laras menoleh ke luar dari kaca jendela mobil.

Sudah dua hari ia tidak pulang. Pasti Bagas sudah kelimpungan mencarinya. Namun apa yang harus ia lakukan sekarang? Alex akan mengirim dia ke Jepang siang ini juga.

Ekor mata Laras melirik ke arah lelaki yang duduk di sampingnya. Alex tampak sibuk dengan aktifitas ponsel.

Membuang nafas berat, Laras kembali memandang ke luar mobil. Dilihatnya mobil Fandi yang juga sedang terjebak macet di sekitar.

Apa dia tidak saah lihat? Ya, itu memang mobil Mas Fandi!

Ada sedikit cahaya dalam kegelapan yang sedang melanda jiwa Laras. Sepertinya dia bisa minta bantuan kepada Fandi untuk kabur dari Alex.

"Aduuh!"

Laras berpura-pura meringis kesakitan sambil meremas bagian depan dressnya. Alex segera menoleh ke arah perempuan itu.

"Laras, kamu kenapa?" tanya Alex.

Laras meringis, "Perut saya sakit banget, Mas Alex. Bisa kita menepi sebentar? Saya mau ke toilet dulu!"

Alex mendengus kesal. Kemudian dia melihat ke sekitar. "Di SPBU ada toilet. Anto bisa antar kamu ke sana."

"Makasih, Mas Alex!" Laras sangat berbinar. Ia lantas segera keluar dari mobil disusul oleh Anto.

Sambil berpura-pura meringis dan memegangi perutnya, mata Laras melirik ke arah lelaki yang sedang berjalan di belakang. Anto tampak sibuk dengan batang rokoknya. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk melarikan diri.

Laras bergegas lari menuju mobil Fandi. Anto yang terkejut segera mengejar perempuan itu. Namun karena jalan yang padat dengan kendaraan, Anto kesulitan mengejar Laras.

"Mas Fandi, tolong aku!"

Laki-laki yang sedang duduk menghadap kemudi dibuat terkejut saat ada seorang perempuan yang mengetuk kaca pintu mobilnya.

"Laras?"

Fandi bergegas membuka pintu mobil dari dalam. Dibantunya Laras masuk. Kemudian ia segera menutup pintu dan mulai melajukan mobil saat jalan di depan terlihat senggang.

Laras tampak sedang mengatur nafasnya saat mata Fandi menoleh ke arah perempuan itu.

"Laras, aku serasa mimpi ketemu kamu di sini. Sebenarnya aku juga sedang mencari kamu," ujar Fandi.

Laras menoleh, "Oh, iya? Aku sangat takut, Mas Fandi. Mas Alex dan orang-orangnya pasti sedang mencariku," katanya masih terengah-engah.

Fandi menoleh ke belakang guna melihat situasi. "Sepertinya mereka nggak tahu kalo kamu ada di dalam mobilku," ucapnya dengan lega.

Laras menoleh ke arah belakang. Syukurlah kalau Alex dan anak buahnya tidak mengejar.

"Antar aku pulang, Mas."

Fandi tersenyum smirk mendengar permintaan Laras, "Aku nggak bisa antar kamu pulang sekarang."

Laras kaget, "Kenapa, Mas?"

"Karena aku sudah pesan tiket untuk kita berdua ke Bali."

"Apa?"

Lelaki itu cuma tersenyum menanggapi wajah terkejut Laras. Fandi segera menambah kecepatan mobil menuju ke bandara.

Sementara itu, Bagas tampak sedang mengemudikan mobil di jalan menuju arah bandara. Elsa tampak duduk di samping lelaki itu.

Setelah berdebat dengan Pak Handoko, Bagas memutuskan untuk menyusul Laras dan membawanya pulang.

OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang