Laras tertidur dalam rasa lelah yang tidak terkira. Dalam mimpinya ia melihat Bagas yang sedang tertawa bersama seorang perempuan.
Suasana di sana seperti sedang ada resepsi pernikahan yang mewah. Langkah kecilnya menuju sepasang mempelai yang sedang berswa foto di sekitar pelaminan yang megah.
"Mas Bagas ..."
Air matanya berjatuhan seiring tatapan dingin si mempelai laki-laki padanya.
Bagas terlihat seolah tidak mengenalinya. Baju pengantin adat Solo tampak begitu gagah ia kenakan. Sementara perempuan dengan baju pengantin yang sedang merangkul lengan Bagas, ia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Mas Bagas ..."
Sampailah langkah Laras di atas pelaminan. Dipandanginya wajah mempelai laki-laki yang teramat tampan itu.
"Siapa kamu?"
Ucapan Bagas membuatnya tersentak. Dan Laras pun segera terjaga dari tidurnya. Ia sangat terkejut melihat ke sekeliling. Ini bukan kamarnya?
"Laras, kamu sudah bangun?"
Suara seorang laki-laki membuatnya sangat terkejut. Laras segera menoleh ke arah sumber suara bass tersebut. Matanya membulat penuh melihat sosok yang sedang meringkuk di sampingnya itu.
"Mas Fandi?"
Laras menggeleng. Dia buru-buru menjauh dan berusaha tersadar dari mimpi ini.
"Laras, kamu mau kemana? Masih malam. Ayo kembali tidur," ucap Fandi seraya mengulurkan tangannya hendak meraih lengan Laras.
Perempuan itu tersentak. Laras baru ingat semuanya.
Fandi adalah klien VIP yang ia temui hari kemarin. Entah apa yang terjadi. Kenapa dia masih berada di unit apartemen laki-laki itu?
"Mas Fandi, aku harus pulang!" Laras ingin segera beringsut dari tepi ranjang. Matanya mencari-cari ke sekitar. Di mana pakaiannya?
Fandi cuma tersenyum melihat perempuan itu tampak kebingungan. Rupanya obat perangsang itu sudah hilang efeknya. Tapi dia belum mau melepaskan Laras.
"Laras, pakaian kamu ada di bawah ranjang. Maaf, karena kemarin aku lempar ke sembarang arah," ucap Fandi.
Laras cuma menoleh satu kali. Dia lantas segera turun dari ranjang. Tubuh tinggi langsing tanpa sehelai benang itu membuat Fandi langsung kepanasan.
Dia segera bangkit, lantas menyusul Laras yang sedang berjalan menuju kamar mandi.
"Ah, Mas Fandi!"
Laras yang bersiap mau mandi dibuat terkejut saat melihat Fandi menyusulnya.
Laki-laki itu menyeringai tipis. "Kita mandi bareng, ya?"
Laras belum menjawab. Dan Fandi segera menyalakan shower. Kemudian dia mencekal lengan Laras, lantas menariknya mendekat. Tatapan mereka saling mengunci untuk beberapa saat
Wajah yang sangat tampan dan keperkasaan yang sudah berdiri itu membuat Laras tak mampu lagi menghindar.
Fandi segera memenjarakan perempuan itu di bilik kaca. Di bawah hujan shower, dia melumat bibir ranum Laras dengan penuh gairah.
Laras mencetak telapak tangannya pada dinding kaca. Dia menggigit bibir bawahnya saat Fandi mulai melakukan foreplay dengan menciumi area intimnya.
"Mas Fandi ..."
Masa klimaks itu membuat Laras lemas. Dia jatuh ke pelukan Fandi seketika.
Laki-laki itu tersenyum puas. Maka ia segera mendesak Laras sampai perempuan itu merapat ke dinding. Dibuka kedua paha putih itu, lantas ia mulai menghentak dengan agak kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPEN BO
Random| khusus dewasa | Laras dijebak oleh lelaki biadab bernama Frans sehingga dia berakhir menjadi seorang wanita panggilan. Dia merahasiakan semua itu dari suaminya, Bagas. Sementara Bagas, laki-laki itu rela meninggalkan rumah orang tuanya demi menika...