tujuh belas

788 59 3
                                    

Suasana di kamar itu menjadi hening saat seorang ibu dengan anaknya berpelukan penuh cinta, sementara sosok laki-laki yang berdiri memperhatikan mereka keluar membawa perasaan yang sulit tuk di artikan, ia bertatapan dengan seorang wanita, helaan nafas yang panjang membuat wanita itu paham apa yang ia rasakan sekarang. wanita itu mengalihkan wajahnya, ia lanjut mengajar dan membiarkan laki-laki itu melangkah melewati mereka.

Pada halaman rumah ada sebuah pohon dan bangku, andra mendudukkan tubuhnya di atas bangku sambil merasakan hembusan angin. andra pandangi langit yang mulai diselimuti awan mendung, ia tersenyum bersama airmata yang mengalir.

Rintik hujan turun namun andra enggan bangkit dari duduknya. ia rasakan curah hujan membasahinya, airmatanya mengalir deras seperti air hujan. desy menoleh ke arah pintu, dirinya teringat andra. desy juga menoleh ke belakang dengan ekspresi bertanya-tanya, dimana keenan dan dylan?.

desy keluar, dirinya bingung melihat sosok laki-laki duduk seorang diri di bawah hujan " apa yang dia lakukan disitu, sebaiknya aku beritahu keenan "

dirinya masuk menemui keenan dan dylan " kerjakan dengan benar dan ingat jangan ribut " ucapnya pada murid-murid sambil melangkah menuju belakang .

sampainya di kamar, desy ikut tersenyum melihat keenan dan dylan pelukan " hei apa yang kalian lakukan ? "

" oti hujannya deras sekali dan adek kedinginan makanya adek peluk mommy "

ia terkekeh lalu mendekati keenan " lihatlah keluar " bisik desy .

" ada apa di luar ? "

" andra duduk sendirian di halaman dan sekarang sedang hujan "

" hah dia di luar yatuhan sejak kapan ? seingat ku dia ada disini bersama kami "

setelah menyampaikan kalimatnya keenan langsung bergegas mendatangi andra, keenan mengambil payung lalu menerobos hujan dengan payungnya. ia berdiri di belakang andra, payungnya sengaja ia dekatkan agar andra dapat berteduh. andra mendongak, sepasang mata bertemu dan saling tatap cukup lama. kee mengernyit " andra " panggilnya sekaligus menyentuh pundak andra, andra tersadar ia kaget dan bangkit " kee kamu ngapain disini ?"

" loh seharusnya aku yang bertanya kamu ngapain duduk disini bukannya kamu ada di kamar bersama ku dan dylan, lihatlah kamu basah dan bisa demam nanti "

" aku.. "

" kenapa tidak masuk ke mobil mu saja " omel keenan, tangannya mengangkat lebih tinggi payung miliknya untuk andra " tinggi sekali " gerutunya.

Andra tertawa " payungmu untukmu saja karena aku tak perlu payung karena aku sudah basah "

keenan menggeleng " basah ataupun tidak, kamu tetap harus berteduh. ayo masuk dan ganti bajumu !! "

" tapi aku tidak punya baju disini dan aku juga mau pulang bersama dylan "

" aku gak izinin sebelum kamu tukar bajumu, si adek bisa ikut demam nanti "

" t-tapi kee.. "

" dah jangan banyak bicara dan tolong pegang payung ini "

Andra mengangguk lalu memegang payung dan mereka berjalan beriringan. suara gemuruh terdengar, keenan berhenti melangkah dan menutup mata " yatuhan " gumamnya kaget bercampur takut .

Ia perhatikan wajah kee saat memejamkan mata, dirinya juga terkejut tapi reaksi kejut itu menghilang saat matanya menatap keenan..

" aaa ibuk "

suara gemuruh kali ini lebih keras, keenan spontan memeluk andra. untung saja mereka telah sampai di teras rumah. semua yang ada di dalam rumah melihat mereka dan semuanya tercengang " kee " andra menepuk kecil punggung keenan

keenan membuka mata ia melihat ke atas lalu menarik tubuhnya

" m-maaf " lalu menoleh ke dalam rumah " mommy " dylan memanggilnya,

keduanya menjadi canggung, keenan menyuruh andra masuk lewat pintu belakang sementara dirinya lewat dari pintu depan. dylan ikuti langkah keenan, dylan ikut masuk ke kamar lalu ikut ke dapur dan sampai di dapur dylan bertemu dengan andra,

" pakai ini " keenan memberinya handuk dan perlengkapan baju, andra menerimanya lalu masuk ke kamar mandi dan menukar baju disana.

" mommy bagaimana ini "

" kenapa dek " tanya keenan tak paham

" hujan, adek sama papa tidak jadi pergi "

" berdoalah semoga hujannya cepat reda terus adek bisa pergi jalan-jalan sama papa "

" kalau hujan tidak reda bagaimana ? "

" kan bisa besok perginya "

" huhh baiklah mommy "

Curah hujan kian deras di barengi dengan angin kencang dan gemuruh yang keras, dylan termenung ia menghembus nafas

" jangan sedih besok kan masih bisa pergi " keenan mengelus pipinya

" iya mommy adek pergi besok saja sama papa "

" pintarnya.." keenan memujinya,

" Tentu, kan adek kesayangannya mommy"

" gemes banget " keenan memeluk dylan ia menghirup pipinya lalu di angkatnya ke atas pangkuan

" aaa mommy geli "

keenan mengendus lehernya, dylan tertawa kegelian " mommy geli "

ia pun berhenti lalu mengecup pipi dylan " mommy sayang sekali sama adek "

" adek juga sayang mommy sayang sekali sebesar ini "

Dylan membuka lebar kedua tangannya " wow besar sekali "

" iya dong " dan mereka tertawa bersama .

DYLAN KALERIC PARAMUDYA [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang