Lima puluh tujuh

365 26 0
                                    

Satu bulan telah berlalu sejak kabar bahagia itu datang. tadi, keenan dan andra pergi bersama ke rumah sakit untuk pertama kalinya guna memeriksa perkembangan kehamilannya. Perjalanan menuju rumah sakit terasa penuh harapan dan kegembiraan, meski ada sedikit kegugupan di hati keenan.

Setibanya di rumah sakit, mereka disambut oleh dokter yang ramah, yang telah menunggu untuk memeriksa kondisi keenan. Andra, yang selalu setia di sisinya, tak henti-hentinya menunjukkan perhatian, menggenggam tangan istrinya erat-erat selama pemeriksaan berlangsung. Sesekali, Andra menyunggingkan senyum yang menenangkan, seolah ingin memastikan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Saat dokter menggerakkan alat ultrasound di atas perut keenan yang masih datar, layar kecil di ruangan itu menampilkan gambar yang membuat jantung mereka berdebar. Meskipun masih sangat kecil, titik kehidupan itu terlihat jelas. Keenan menatap layar dengan mata berbinar, sementara andra tak mampu menyembunyikan rasa haru di wajahnya.

"Ini bayi kalian" kata dokter dengan senyum, "perkembangannya baik, dan semuanya terlihat normal. Pastikan ibunya cukup istirahat dan jaga pola makannya ya pak andra."

Keenan menoleh ke arah suaminya dan mereka saling bertukar pandang. Tidak ada kata yang mampu menggambarkan perasaan mereka saat itu. Semua kelelahan dan ketidaknyamanan yang keenan rasakan selama beberapa minggu terakhir seolah hilang, digantikan oleh kebahagiaan yang memenuhi hati mereka.

Setelah pemeriksaan selesai, mereka keluar dari rumah sakit dengan perasaan yang jauh lebih tenang dan bahagia. Andra mengajak keenan berjalan pelan menuju mobil, memastikan istrinya nyaman. Dalam perjalanan pulang, mereka berbicara ringan tentang rencana masa depan persiapan kamar bayi, pilihan nama, dan hal-hal kecil lainnya yang terasa begitu berarti sekarang.

Keenan merasa semakin siap menjalani kehamilannya, dan ia tahu, selama andra ada di sampingnya, ia tak perlu khawatir.

Sesampainya di rumah, Keenan dan andra disambut oleh dylan yang sedang asyik duduk di sofa, sibuk mengumpulkan mainan-mainan favoritnya. Anak kecil itu terlihat antusias, tak sabar menantikan perjalanan ke kampung halaman esok hari. Dengan semangat yang tak terbendung, ia memisahkan mainan yang ingin dibawanya ke dalam tas kecil, mempersiapkan diri untuk bermain dengan anak-anak di rumah kakek dan neneknya.

"Papa, mommy, lihat! Abang sudah siap!" seru Dylan, wajahnya berseri-seri saat ia menunjukkan tas penuh mainan kepada andra dan keenan yang baru saja masuk rumah.

Andra tersenyum sambil meletakkan tas keenan di sudut ruangan " abang sudah siap berangkat ?" katanya lembut, kemudian menatap keenan dengan tatapan penuh kasih sayang, memastikan istrinya baik-baik saja setelah pemeriksaan tadi.

Keenan tertawa kecil melihat tingkah putra mereka yang sangat antusias " mainan apa saja yang abang bawa?" tanyanya lembut sambil berjalan perlahan mendekati sofa dan duduk di sebelah dylan.

Dylan mulai menjelaskan dengan semangat, satu per satu mainan yang ia pilih " Abang bawa mobil-mobilan ini biar bisa balapan sama teman-teman, dan ini robot kesukaan abang! Nanti kita main sama-sama di rumah nenek " jelasnya panjang lebar, sambil memasukkan mainan-mainan itu dengan hati-hati ke dalam tas.

Keenan dan andra saling berpandangan, tak bisa menahan senyum melihat betapa bahagianya putra mereka. Meski mereka sendiri sedikit lelah setelah pemeriksaan di rumah sakit, rencana pulang ke kampung halaman untuk bertemu keluarga besar membuat mereka berdua merasa lebih bersemangat. Dua hari di sana akan menjadi momen berharga bagi mereka bertiga.

"Kalau begitu, abang harus tidur lebih awal malam ini biar besok nggak ngantuk di perjalanan " kata andra dengan nada bercanda, menyentuh kepala dylan dengan lembut.

Dylan mengangguk semangat "Iya papa! Abang nggak sabar ketemu kakek, nenek, dan teman-teman di sana!"

Keenan hanya bisa tersenyum lebar melihat keceriaan putranya yang tak sabar. Perjalanan ini, meski singkat, terasa seperti pelarian kecil yang menyenangkan bagi keluarga kecil mereka. Di tengah segala persiapan dan rencana besar untuk masa depan, momen-momen sederhana seperti ini sangat begitu berarti.

DYLAN KALERIC PARAMUDYA [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang