Tiga puluh sembilan

434 32 0
                                    

Setelah selesai mengenakan pakaian untuk dylan, Nazwa tersenyum lebar, memandangi wajah mungil keponakannya yang tampak semakin menggemaskan.

" Yeeiy, adek udah wangi, udah ganteng," puji Nazwa dengan nada penuh kasih. Dylan tersipu malu, pipinya merona ringan mendengar pujian itu, lalu matanya langsung mencari sosok yang paling ia inginkan yaitu ibunya.

Melihat dylan yang masih sedikit kebingungan, Nazwa mengecup lembut pipi keponakannya, berharap bisa menenangkannya " Bagaimana kalau kita temui nenek dulu baru mommy, ya? " tawar nazwa sambil mengajak dylan berjalan menuju ruang dapur, di mana neneknya sibuk disana. Tapi dylan, dengan kepala yang keras khas anak kecil, langsung menggeleng dan menatap nazwa dengan tatapan manja.

"Adek mau sama mommy," jawab dylan dengan suara kecilnya yang jelas namun tegas.

Nazwa hanya bisa tertawa pelan mendengar keinginan dylan yang begitu sederhana namun kuat " Baiklah, kita temui mommy " katanya menyerah, menyadari bahwa dylan memang tidak akan mudah dialihkan perhatiannya ketika ia sudah mencari ibunya. Dengan lembut, Nazwa memegang tangan kecil dylan, menuntunnya keluar dari kamar menuju tangga yang mengarah ke lantai atas, di mana kamar keenan dan andra berada.

Dylan mengikuti nazwa dengan langkah-langkah kecil namun penuh semangat, tak sabar ingin segera bertemu dengan ibunya. Nazwa memperhatikan bagaimana dylan tak henti-hentinya menoleh ke kanan dan kiri, seakan-akan mencari sesuatu di sepanjang perjalanan mereka menuju kamar ibunya. Wajahnya tampak cerah, meskipun masih ada sedikit sisa kantuk dari pagi yang baru saja dimulai.

Saat mereka sampai di depan pintu kamar keenan dan andra, Dylan menatap pintu dengan antusias. Nazwa mengetuk pelan dan dylan sudah bersiap untuk melompat ke dalam pelukan ibunya begitu pintu terbuka.

" Mommy! " Keenan yang masih terkejut mendengar suara kecil putranya, tersentak sejenak sebelum senyumnya merekah melihat dylan yang memeluk erat kakinya. Wajahnya dipenuhi kasih sayang saat ia membungkuk, membelai lembut kepala dylan " Adek, kenapa cepat sekali bangunnya? " gumam keenan dengan penuh kehangatan.

Sementara itu, Nazwa yang berdiri di belakang dylan, tersenyum kecil melihat momen manis antara ibu dan anak itu. Setelah memastikan bahwa dylan sudah bersama ibunya, Nazwa berkata

" Oti tinggal ya dek " Keenan hanya mengangguk dengan penuh terima kasih, lalu nazwa berbalik dan berjalan turun menuju dapur, meninggalkan mereka berdua.

Keenan membawa Dylan masuk ke dalam kamar dengan hati-hati. Di dalam sana, Andra baru saja keluar dari kamar mandi, Melihat Keenan dan Dylan masuk, senyum Andra langsung mengembang. Dia mendekat, lalu berjongkok di depan Dylan, memandangi putra kecilnya yang baru saja mandi "Lucu sekali adek " kata Andra, suaranya lembut dengan nada penuh kehangatan. Tangannya terulur, mengusap pipi Dylan yang halus dan bersih.

Andra tak bisa menahan diri untuk tidak menghirup aroma tubuh putranya, lalu tertawa kecil "Wangi bayi " katanya sambil terkekeh, mencium aroma segar dari pakaian Dylan yang baru selesai dipakaikan oleh Nazwa. Dylan hanya memandangi papanya dengan mata polosnya, lalu mengulurkan tangannya, meminta di gendong.

Andra langsung mengangkat Dylan, mendekapnya erat di dadanya "  Siap untuk main lagi hari ini ? " tanya Andra dengan nada bercanda. Dylan mengangguk kecil, kepalanya menyandar di bahu Andra. Sementara itu, Keenan memandang keduanya dengan tatapan lembut, hatinya terasa hangat melihat kebersamaan kecil antara suami dan anaknya.

" Bagaimana kalau kita sarapan dulu? nenek pasti sudah menyiapkan semuanya di bawah " kata keenan akhirnya, sambil merapikan sedikit rambut dylan yang berantakan. Andra mengangguk, masih memeluk dylan yang kini tampak nyaman di dekapannya. Dengan senyum penuh cinta, mereka bertiga kemudian berjalan bersama keluar dari kamar, siap memulai hari yang indah sebagai keluarga.

DYLAN KALERIC PARAMUDYA [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang