Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, akhirnya mereka tiba di rumah pada pukul empat sore. Keberadaan rumah yang familiar dan nyaman terasa seperti pelukan hangat setelah perjalanan jauh. Andra, dengan penuh perhatian, membawa anak dan istrinya memasuki rumah mereka yang tenang. Suasana rumah yang sudah lama mereka tinggalkan kembali menyambut mereka dengan kesegaran yang menyenangkan.
Dengan langkah-langkah lembut, Andra menggendong Dylan yang mulai terjaga dari tidurnya. Mereka menuju kamar tidur utama, di mana Andra perlahan meletakkan Dylan di tempat tidur yang sudah siap untuknya. Keenan mengikuti dengan koper mereka yang penuh dengan barang-barang dari perjalanan. Dia mengeluarkan koper dari mobil dan membawanya ke dalam rumah, lalu mengatur letak koper di dekat lemari pakaian di kamar, memastikan semua barang mereka teratur dan siap untuk diambil saat dibutuhkan.
Di dalam kamar tidur, suasana terasa damai dan tenang. Andra menatap tempat tidur yang telah disiapkan untuk Dylan dengan penuh kasih. Ia mengatur bantal agar anaknya merasa nyaman. Setelah memastikan semua dalam keadaan baik, Andra duduk di tepi tempat tidur dan memandang putranya yang perlahan mulai mengantuk lagi. Keenan juga duduk di ujung tempat tidur, melepaskan lelah setelah perjalanan panjang. Mereka saling bertukar senyum, merasakan kepuasan dan kebahagiaan berada kembali di rumah.
Sambil melihat Dylan yang perlahan tertidur kembali, Keenan mengatur bantal dan selimut dengan lembut.
"Akhirnya kita di rumah," kata Keenan lembut, suaranya penuh rasa syukur
Andra mengangguk setuju, mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Keenan. "Iya, rasanya sangat menyenangkan bisa kembali " jawab Andra dengan senyum hangat.
Malam harinya, setelah makan malam yang sederhana dan santai di rumah, mereka bersiap untuk tidur. Kelelahan setelah perjalanan panjang membuat mereka merasa sangat mengantuk. Andra dan keenan mengganti pakaian mereka dengan pakaian tidur yang nyaman lalu setelah itu naik ke atas tempat tidur dan berbaring dengan dylan di tengah mereka.
Selamat malam keluarga paramudya.
-
-
Pagi hari menyapa lembut dengan sinar matahari yang menyelinap melalui celah tirai. Keenan terbangun dari tidurnya dan melirik ke samping. Dengan penuh kasih sayang, dia menatap wajah kecil dylan yang masih tertidur pulas. Lembut, dia mengecup pipi dylan, rasanya seperti mendengar suara kicauan burung pagi yang menenangkan. Keenan lalu beralih menatap andra yang juga masih terlelap, tertidur dengan damai di sampingnya.
Keenan menghela napas, merasakan kebahagiaan yang mendalam melihat dua pria terkasihnya dalam keadaan tenang. Dia merasa betapa berartinya peranannya dalam hidup mereka. Dengan hati penuh kehangatan, Keenan mulai jahil, memainkan pipi gemuk dylan yang menggemaskan. Setiap ciuman lembut yang diberikan ke pipi kecil itu membuat dylan sedikit terganggu dari tidurnya.
Dylan akhirnya membuka matanya, melihat wajah ibunya yang tersenyum penuh kasih di atasnya. Dengan matanya yang masih setengah tertutup, Dylan melirik ke arah andra, yang tampaknya tak terganggu oleh kekacauan pagi ini. Keenan tersenyum penuh rasa syukur, bahagia karena pagi seperti ini adalah hadiah berharga yang telah diberikan kepadanya, moment-moment sederhana yang membuat hidupnya begitu berarti.
“Selamat pagi, sayang,” ucap Keenan lembut sambil tersenyum, wajahnya dipenuhi kebahagiaan yang tak bisa tertandingi. Suara hangatnya memecah keheningan pagi dan dia merasakan pagi yang damai ini semakin berarti.
Dylan membuka matanya yang masih mengantuk, menatap ibunya dengan penuh cinta. “Selamat pagi, Mommy ” jawab Dylan dengan suara lembut, dan dengan gerakan yang sudah sangat familiar dia mendekatkan tubuhnya ke tubuh keenan. Seperti biasa, Dylan meminta susu pagi hari yang menjadi ritual mereka.