sebelas

1.1K 72 0
                                    

Desy, dylan, nazwa beserta ibu desy duduk termenung melihat andra dan keenan, satu jam telah berlalu namun keduanya belum ada yang mau mengalah . dylan sampai menguap lalu turun dari kursinya " adek mau kemana ? " tanya nazwa .

dylan tak menghiraukan pertanyaan nazwa ia terus melangkah lalu berdiri di tengah kemudian menarik baju andra dan keenan " papa .. mommy "

keduanya menunduk karena dylan terus menarik , tubuh mereka ikut membungkuk dan berjongkok " kenapa dek " bisik andra

di belakang mereka, desy nazwa dan ibu desy saling tatap satu sama lain

dylan merangkul leher andra dan keenan " papa sama mommy tidak boleh bertengkar "

cup .. cup

lalu mencium pipi mereka bergantian

" adek dah cium kan jadi tidak boleh bertengkar kata nenek dosa besar "

" Tapi dek dia yang duluan " bisik keenan,,

" eh kamu yang duluan bukan aku " balas andra tak terima .

dylan mencium pipi mereka lagi

" kata nenek dosa besar nanti tuhan marah "

" jadi mommy harus bagaimana ? "

" lalu papa harus gimana dek ? "

" papa sama mommy tidak boleh bertengkar, kan mommy selalu bilang sama adek kita tidak boleh berkelahi dan harus saling memaafkan . kata mommy, tuhan sayang kita kalau kita selalu baik pada siapapun "

keenan tersenyum ia menangkup pipi gembul dylan " adek benarkan mommy?"

" iya benar sekali anak tampan "

" tapi papa gak mau minta maaf sama orang galak dek "

" mommy juga gak mau dek "

dylan melipat satu tangan lalu menyangga dagu dengan tangan satunya ia menghela nafas " adek lelah"

ia pun mundur .

suara mereka kembali terdengar ribut, andra meledek keenan begitupun keenan padanya " AAAAAAAAAAAAA"

pemuda kecil berusia tiga tahun itu berteriak membuat semuanya terkejut dan diam " adek kenapa " bingung keenan,

" gak tau adek gak tau adek gak tau gak tau "

dylan bersedekap dada menatap kesal papa dan mommy nya lalu membelakangi mereka " dek " andra mendekati dirinya .

" papa jangan dekat-dekat adek, mommy juga "

" hayoloh si adek marah itu "

Andra dan keenan menoleh ke arah nazwa, nazwa mengangkat kedua tangannya " aku gak tau tauan ya duh si kecil ngamuk itu "

" eh iya bener aku juga gak tau tauan ya " desy ikut mundur .

ibu desy mengerutkan alisnya bingung, desy mengedipkan mata padanya, ibu desy pun mengangguk " dylan marah itu seharusnya kalian mendengarkan apa katanya tapi lihatlah kalian masih saja bertengkar "

Andra dan keenan saling tatap lalu memperhatikan dylan yang masih marah pada mereka " rayu biar dia gak marah lagi sama kalian " ucap ibu desy .

" dek, mommy minta maaf . iya mommy gak bertengkar sama papanya adek lagi "

" iya dek bener papa gak bertengkar sama mommy nya adek lagi please papa minta maaf "

Andra menggendongnya " dek lihat dulu mommy " pinta keenan, dylan tidak mau melihatnya .

" adek maafin papa gak ? " dylan menggeleng .

Andra membawanya berjalan-jalan di halaman rumah sekaligus merayu agar anaknya itu memaafkan dirinya, ia juga menarik tangan keenan agar ikut bersamanya dan mereka sama-sama merayu dylan " dek mommy minta maaf "

" jangan marah dong dek papa sama mommy kan sudah minta maaf " rayu andra.

" iya bener tuh kami minta maaf ya anak ganteng " sambung keenan .

" okey adek maafkan "

Andra dan keenan akhirnya bisa bernafas lega, keenan mencium pipi gembul si anak tampan dylan lalu mereka masuk ke dalam rumah

" nenek .. oti .. " seru si pemuda kecil saat mereka telah sampai di ruang dapur .

" iya dek " sahut nazwa dan desy serentak .

ia tertawa bahagia lalu meminta andra untuk menurunkannya kemudian berlari menghampiri dua wanita muda kesayangannya " hati-hati dek jangan lari-lari " tegur pelan ibu desy .

" masalah kita belum selesai " bisik andra .

keenan meliriknya sinis " Ingat ya hutang tetap bayar " bisik balik keenan .









DYLAN KALERIC PARAMUDYA [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang