empat puluh tujuh

274 22 0
                                    

Andra menghela napas panjang sambil menyandarkan tubuhnya sejenak di kursi kantor. Akhirnya, pekerjaan hari ini selesai juga. Senyum lebar terukir di wajahnya, membayangkan momen kebersamaan dengan keluarganya yang sudah lama dinanti. Tak ada yang lebih menyenangkan bagi Andra selain pulang ke rumah, menikmati waktu dengan istri dan putranya setelah seharian sibuk dengan urusan kantor. Setelah membereskan meja dan menyusun dokumen-dokumen untuk esok hari, Andra berbincang sebentar dengan Alana, sekretarisnya, membahas jadwal pekerjaan yang akan dihadapi esok.

“Jadi, kita selesaikan proposal itu pagi-pagi sekali ya ” ujar Andra sambil mengenakan jasnya.

Alana mengangguk setuju "Ya, Pak. Saya akan persiapkan semuanya."

Setelah itu, Andra bangkit lalu melangkah keluar dengan langkah yang ringan. Sementara itu, Alana kembali ke ruangannya untuk menyelesaikan beberapa tugas sebelum pulang.

Di perjalanan menuju rumah, pikiran Andra dipenuhi oleh bayangan senyum Keenan dan tawa riang Dylan yang selalu menyambutnya setiap kali pulang. Keenan biasanya akan sibuk dengan urusan rumah dan dylan sering kali langsung berlari menghampirinya, Rasa hangat menjalari hatinya saat membayangkan momen-momen tersebut. Namun, sebelum benar-benar sampai di rumah, Andra memutuskan untuk singgah sejenak di toko makanan favorit keluarganya.

Membawa makanan saat pulang kerja sudah menjadi kebiasaan Andra. Ia tahu betapa Keenan dan Dylan sangat menyukai kejutan kecil ini, dan tentu saja, tak ketinggalan untuk Nazwa, adik perempuannya yang juga tinggal bersama mereka. Hari ini, Andra memilih untuk membeli beberapa kotak makanan favorit keluarga dari makanan kesukaan dylan hingga makanan yang disukai keenan dan nazwa. Setelah memastikan semuanya lengkap, Andra melanjutkan perjalanan menuju rumah.

Sementara itu, di rumah, Nazwa baru saja tiba setelah menjalani hari yang cukup panjang di tempatnya mengajar. Ia tidak pulang sendirian, ia pulang bersama desy, sahabat keenan.

Nazwa melangkah masuk ke dalam rumah dengan langkah yang sedikit gontai, namun ada senyum kecil di wajahnya. Meskipun hari ini cukup melelahkan, perasaan bahagia tetap menyelinap di hatinya. Sesaat setelah membuka pintu, ia melihat dylan yang sedang asyik bermain di ruang tamu dengan mainan kesayangannya.

“ oti wawa pulang!” seru dylan, berlari kecil menghampiri nazwa.

Nazwa tertawa kecil sambil mengacak-acak rambut Dylan. "Iya sayang, oti udah pulang " jawabnya lembut.

Setelah menghabiskan beberapa saat bermain bersama dylan, Nazwa kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang TV, di mana keenan sedang sibuk melipat baju-baju bersih. Tumpukan pakaian yang telah rapi memenuhi meja, menandakan betapa produktifnya keenan hari ini.

" Hai kak " sapa nazwa sambil duduk di samping keenan " Kamu nggak capek ngelakuin semua ini sendiri? "

Keenan tersenyum, menatap adiknya dengan hangat  "Nggak kok. Aku justru suka ngelakuin ini. Bikin aku tetap sibuk di rumah."

Nazwa mengangguk, lalu bersandar sejenak di sofa. "Hari ini cukup melelahkan, tapi menyenangkan juga " ungkapnya sambil menarik napas dalam-dalam, seolah-olah mencoba mengusir kelelahan yang masih terasa di tubuhnya.

Keenan tersenyum, menyadari betapa nazwa sangat menyayangi pekerjaannya meskipun kadang membuatnya lelah. Mereka berdua berbincang sejenak tentang hari masing-masing, sambil keenan melanjutkan pekerjaannya melipat pakaian. Sesekali dylan datang menghampiri, memperlihatkan mainan barunya atau sekadar ingin duduk di pangkuan nazwa.

Sementara itu, di luar, Andra sudah hampir tiba di rumah. Sesampainya di depan rumah, Andra mematikan mesin mobil dan mengambil beberapa kantong makanan yang ia beli. Suara pintu mobil yang tertutup terdengar hingga ke dalam rumah, membuat Dylan yang tadinya sedang asyik bermain segera bangkit dan berlari menuju pintu.

DYLAN KALERIC PARAMUDYA [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang