Empat puluh enam

250 24 0
                                    

Siang hari yang tenang di rumah keluarga Paramudya, kehangatan menyelimuti setiap sudut rumah setelah andra kembali ke kantornya, meninggalkan keenan dan dylan di rumah bersama para pekerja rumah. Keenan memutuskan untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan putra kesayangannya di ruang TV. Momen-momen seperti ini selalu dinantikannya di mana keenan bisa fokus sepenuhnya pada dylan, memberikan perhatian dan pengajaran yang ia rasa sangat penting untuk perkembangan anaknya.

Setelah makan siang bersama, Dylan tampak bersemangat mengikuti ibunya ke ruang TV, membawa serta buku tugas dan pensilnya. Ruang TV yang biasanya menjadi tempat mereka bersantai dan menonton acara favorit kini berubah menjadi tempat belajar sementara. Keenan dan dylan duduk di atas karpet tebal yang lembut, dengan buku tugas terbuka di depannya.

Keenan memandang anaknya dengan senyum hangat. Baginya, Dylan bukan hanya anak yang cerdas, tetapi juga penuh semangat untuk belajar. Meskipun usianya masih muda, Keenan ingin memastikan dylan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan siap menghadapi dunia. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan dylan berbagai hal, termasuk bagaimana menyelesaikan tugas sekolah dengan baik dan juga mempersiapkannya untuk masa depan.

“Yuk, kita mulai sayang ” kata keenan dengan nada lembut namun tegas. Ia tahu betul bahwa belajar dengan suasana yang tenang dan penuh kasih sayang akan membuat dylan merasa nyaman dan lebih mudah menyerap pelajaran.

Dylan mengangguk antusias “Siap mommy!” jawabnya sambil memegang pensilnya dengan erat, matanya fokus pada buku di depannya.

Keenan mulai membimbing dylan untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya, memberikan penjelasan yang mudah di mengerti dan sesekali memberikan contoh di atas buku catatan. Dylan terlihat serius mendengarkan setiap instruksi ibunya, meskipun sesekali dia melirik ke arah TV yang mati, mungkin berharap ada waktu istirahat untuk menonton acara kartun favoritnya. Namun, Dylan sangat menghargai waktu belajar bersama ibunya, dan dengan semangat, dia mencoba mengerjakan soal demi soal yang ada di bukunya.

Keenan tersenyum melihat usaha dylan yang begitu gigih. “Pintar adek! Sekarang coba kerjakan soal yang ini ya ” ujarnya sambil menunjuk soal matematika sederhana.

“Ingat cara mommy ajarkan tadi? Hitung pelan-pelan, jangan buru-buru.”

Dylan mengangguk lagi, dan dengan wajah serius, dia mulai menulis angka-angka di atas kertas. Keenan duduk lebih dekat, memperhatikan setiap gerakan putra kecilnya dengan penuh kesabaran. Meskipun ini hanya soal sederhana, Keenan tahu bahwa belajar adalah proses yang harus dilalui dengan dukungan penuh, dan ia tidak ingin memberikan tekanan yang berlebihan pada dylan.

Setelah beberapa saat, Dylan berhasil menyelesaikan soal yang diberikan. “Mommy, lihat! Adek bisa!” serunya bangga, menunjukkan hasil kerjanya kepada Keenan.

Keenan mengambil buku tugas dylan dan memeriksanya dengan hati-hati. Senyumnya semakin lebar saat melihat jawaban dylan benar. “Wah, bagus sekali! Adek hebat!” puji Keenan sambil mengusap kepala Dylan.

“Sekarang kita coba yang ini ya. Lebih sulit sedikit, tapi adek pasti bisa!”

Dylan tersenyum puas, merasa semakin percaya diri setelah mendapat pujian dari ibunya. Dia pun kembali fokus pada tugas selanjutnya, berusaha keras untuk mengerjakan dengan baik.

Setelah beberapa saat menyelesaikan tugas sekolah, Keenan memutuskan untuk memperkenalkan pelajaran tambahan yang menurutnya sangat penting bagi masa depan dylan, bahasa Inggris. Bagi keenan, menguasai bahasa Inggris adalah keterampilan yang harus dimiliki anaknya. Ia tahu bahwa dunia semakin global, dan bahasa Inggris akan membuka banyak peluang bagi dylan di masa depan.

“Sekarang kita belajar bahasa Inggris ya sayang ” kata keenan sambil membuka buku bahasa Inggris anak-anak. Buku itu penuh dengan gambar-gambar lucu dan menarik, dirancang khusus untuk membuat belajar bahasa menjadi lebih menyenangkan bagi anak-anak.

DYLAN KALERIC PARAMUDYA [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang