Tiga puluh delapan

433 36 4
                                    

Pagi yang tenang menyelimuti kamar mereka, cahaya matahari yang lembut menerobos tirai jendela, menghangatkan suasana. Keenan sudah terbangun dalam pelukan Andra, suaminya yang masih terlelap. Hatinya dipenuhi perasaan hangat dan bahagia yang sulit ia ungkapkan dengan kata-kata. Ia menatap wajah Andra dengan penuh cinta, memperhatikan setiap detail dari sosok pria yang kini menjadi suaminya. Matanya mengikuti garis rahang Andra, rambutnya yang sedikit berantakan, dan bibirnya yang tampak tenang dalam tidurnya.

Senyum manis tersungging di bibir Keenan, sebuah senyum yang penuh kasih sayang dan rasa syukur. Dengan lembut, ia mengangkat tangannya, jemarinya menyentuh pelan pipi Andra, mengelusnya dengan penuh perhatian, seolah-olah takut membangunkan pria yang sedang bermimpi di sampingnya itu. Sentuhan itu terasa begitu alami, seakan seluruh dunia sejenak berhenti hanya untuk mereka berdua. Ia merasa beruntung memiliki Andra di sisinya, dan pagi itu menjadi momen yang sangat berarti bagi Keenan.

Keenan mendekatkan wajahnya ke Andra, membiarkan bibirnya menyentuh lembut pipi suaminya. Ciuman kecil itu penuh cinta, sebagai tanda terima kasih atas segala kebahagiaan yang telah mereka bagi sejak malam pertama mereka bersama. Keenan mengingat malam itu dengan jelas, kehangatan, kelembutan, dan cinta yang mereka rasakan satu sama lain. Setiap detik terasa berharga, dan keenan yakin bahwa andra adalah pria yang akan selalu menjaganya, memberikan cinta dan perlindungan tanpa henti.

Di balik selimut yang menyelimuti tubuh mereka, Keenan tetap tak ingin mengalihkan pandangannya dari wajah andra. Ada sesuatu yang menenangkan saat melihat andra tertidur dengan damai, seolah tidak ada masalah di dunia yang bisa mengganggu ketenangan mereka. Hatinya berdebar pelan, penuh dengan kebahagiaan yang tulus.

Keenan kemudian menghela napas pelan, tidak ingin membangunkan andra dari tidurnya. Ia menarik tubuhnya sedikit lebih dekat, membiarkan wajahnya bersandar pada dada andra yang naik turun seiring napasnya. Detak jantung andra terasa di telinganya, sebuah irama yang menenangkan dan membuat keenan merasa aman. Pelukan andra yang masih erat, meskipun dalam tidurnya, membuat keenan merasa begitu dicintai dan dilindungi. Di bawah selimut hangat itu, ia merasakan kehadiran andra sebagai sesuatu yang kuat namun penuh kelembutan, seolah-olah dunia luar tak lagi penting.

Dalam diam, Keenan membiarkan pikirannya melayang, membayangkan kehidupan mereka ke depan sebagai pasangan suami istri. Ada perasaan senang, harapan, dan sedikit kegugupan, namun semuanya bercampur menjadi satu dalam harapan akan kebahagiaan yang tak terhingga. Keenan yakin bahwa andra adalah pria yang akan selalu ada untuknya, dan itu memberinya kekuatan dan keyakinan untuk menghadapi hari-hari ke depan.

Pagi itu terasa begitu sempurna. Keenan menyadari bahwa ini bukan hanya permulaan hari baru, tetapi juga permulaan babak baru dalam hidup mereka. sebuah babak di mana mereka akan berjalan bersama, saling mendukung, dan saling mencintai. Dan saat matahari terus naik, menghangatkan kamar mereka, Keenan merasa bersyukur untuk setiap momen yang ia miliki bersama andra.

Keenan masih tersenyum, semburat merah mewarnai pipinya saat pikirannya melayang kembali ke malam sebelumnya, malam yang penuh kehangatan dan keintiman. Bayangan tentang bagaimana lembutnya andra menyentuhnya, menyusup perlahan kedalam ingatannya, membuat dadanya berdebar pelan. Sentuhan-sentuhan andra terasa begitu nyata, begitu penuh kasih sayang, seakan waktu berhenti hanya untuk mereka berdua. keenan tanpa sadar menyentuh bibirnya sendiri, mengingat bagaimana andra menyesap bibirnya dengan lembut, ciuman penuh perasaan yang mengantar mereka dalam malam pertama yang tak terlupakan. Tapi lamunan itu segera buyar ketika tiba-tiba keenan merasakan tubuhnya tiba-tiba di tarik ke dalam pelukan hangat. Ia tersentak kaget, belum menyadari bahwa andra sudah bangun. Napasnya tertahan sejenak, sebelum ia menoleh dan mendapati suaminya yang sudah membuka matanya, menatapnya dengan senyum kecil yang penuh makna. Andra sudah bangun, dan tanpa kata-kata, tangannya sudah merayap lembut ke punggung keenan, menyusuri setiap lekukan tubuhnya dengan gerakan yang pelan dan menggoda. Keenan merasa jantungnya berdebar lebih cepat. Pelukan andra begitu erat, penuh kehangatan yang menenangkan, namun di saat yang sama, ada sesuatu yang membuat tubuh keenan merespon dengan penuh kesadaran akan keintiman mereka. Andra tidak berkata apa-apa, tapi sentuhannya sudah berbicara banyak. Jemarinya dengan lembut membelai pinggang keenan, membuatnya merinding dalam sensasi yang tak asing namun tetap membuat jantungnya berdebar. Keenan mencoba menahan desah kecil yang nyaris meluncur dari bibirnya, namun tak bisa menyembunyikan bagaimana tubuhnya bereaksi. Mata andra yang baru saja terbangun kini menyipit penuh godaan, senyum di wajahnya semakin lebar saat ia merasakan perubahan kecil pada keenan. pipinya yang semakin merah, napasnya yang sedikit terengah dan bagaimana tubuhnya kini sedikit menegang dalam pelukan.

DYLAN KALERIC PARAMUDYA [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang