Enam puluh { end }

673 25 6
                                    

Sore itu, langit mulai berubah warna dan andra akhirnya tiba di rumah setelah seharian bekerja. Seperti biasa, Andra tak lupa membawa makanan kesukaan keluarganya. Ia mengeluarkan kantong-kantong makanan dari mobil dengan hati-hati, merasa tak sabar untuk kembali berkumpul bersama keenan dan dylan. Saat hendak masuk ke rumah, Andra bertemu dengan andi yang juga baru pulang dari pekerjaannya.

"Hei andi! Pulang bareng nih," sapa andra dengan ramah, sambil melambaikan tangan.

Andi tersenyum "Iya nih, capek juga hari ini. Kamu gimana?"

Andra tertawa kecil, "Sama aja, tapi semua hilang kalau udah ketemu mereka di rumah." Setelah berbincang singkat, Andra pamit dan melangkah masuk ke rumah dengan senyuman lebar di wajahnya.

Di dalam rumah, suasana tenang menyambutnya. Langkah kakinya terdengar lembut di lantai, dan tak lama kemudian, Andra melihat keenan turun dari tangga. Dengan tangan yang lembut mengusap perutnya yang semakin membesar, Keenan menyunggingkan senyum hangat begitu melihat andra telah pulang. Wajahnya terlihat berseri-seri, memancarkan kebahagiaan yang tulus.

Andra berhenti sejenak, menikmati momen itu. Melihat keenan yang tampak begitu cantik dan tenang, rasa rindu dan cinta dalam hatinya membuncah. Keenan berjalan mendekat, dan tanpa ragu mereka saling memeluk erat, melepaskan rindu yang terpendam seharian.

"Senang rasanya kamu sudah pulang," bisik keenan dengan lembut di telinga andra, kepalanya bersandar di dada suaminya.

Andra membalas pelukan itu dengan penuh cinta, tangannya membelai lembut punggung keenan. "Aku juga senang bisa pulang dan melihat kalian," jawab Andra, suaranya penuh kehangatan. Sesaat, mereka terdiam dalam pelukan yang penuh kasih, menikmati kehadiran satu sama lain. Segala lelah dan penat yang andra rasakan sepanjang hari seolah hilang begitu saja dalam pelukan keenan.

Dengan senyum yang masih tersungging di wajah, Keenan melepaskan pelukan dan memandang Andra. "Ayo, makan dulu. Dylan pasti senang melihat kamu bawa makanan," katanya sambil menggandeng tangan andra, mengajak suaminya menuju ruang makan, di mana kehangatan keluarga dan cinta menanti mereka.

Di meja makan, Dylan yang asyik bermain dengan mainan kecilnya tiba-tiba mendengar suara pintu depan terbuka. Ia menoleh cepat dan begitu melihat sosok andra, ayahnya, pulang dari kerja, senyum lebar langsung merekah di wajahnya. Tanpa pikir panjang, Dylan melompat turun dari bangkunya dan berlari kecil menuju andra. “Papa!” serunya, memeluk andra erat seolah sudah lama tak bertemu. Andra, yang sedikit lelah setelah seharian bekerja, langsung merasakan kehangatan yang hanya bisa datang dari pelukan anaknya. Hatinya tersentuh, perasaan haru membanjiri dirinya. Betapa beruntungnya ia, disambut oleh cinta tulus dari keluarganya setiap kali ia pulang.

Sementara itu, Keenan, dengan hati-hati duduk di salah satu bangku, tersenyum lembut melihat interaksi manis antara dylan dan andra. Keenan, yang kini perutnya menonjol, dengan tenang mempersiapkan diri untuk makan bersama keluarganya. Nazwa ikut membantu, mengambil piring-piring dari lemari dan menyiapkannya di meja. Tanpa banyak bicara, ia juga membantu keenan mengeluarkan makanan dari kantong plastik yang andra bawa. Makanan sederhana, tapi penuh arti, karena mereka akan menikmatinya bersama.

Ketika semuanya sudah siap, mereka duduk di meja, menikmati hidangan yang telah disajikan. Momen-momen seperti ini, walau tampak biasa, memiliki makna yang dalam bagi mereka. Andra, Keenan, Dylan, dan Nazwa berbagi cerita tentang hari mereka, bercengkrama dengan santai. Suara tawa lembut, obrolan ringan, dan rasa kenyang dari makanan yang enak menciptakan suasana yang begitu nyaman. Sore itu, matahari yang mulai turun perlahan menyinari mereka, membuat momen sederhana ini terasa semakin hangat.

Andra menatap keluarganya satu per satu. Dylan yang ceria, Keenan yang penuh kasih, dan Nazwa yang selalu ada membantu dengan senyumnya yang hangat. Tak ada yang lebih berharga daripada waktu-waktu seperti ini waktu di mana mereka bisa duduk bersama, menikmati momen kebersamaan tanpa terganggu oleh kesibukan dunia luar. Dalam hatinya, Andra merasa damai, tahu bahwa ini adalah hidup yang ia impikan, hidup yang penuh cinta dan kebersamaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DYLAN KALERIC PARAMUDYA [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang