Malam itu, suasana rumah terasa sedikit berbeda dengan aktivitas persiapan Keenan untuk menghadiri pesta pernikahan temannya. Jarum jam menunjuk pukul tujuh malam saat desy yang mengenakan gaun, duduk di ruang tamu. Ia menunggu Keenan bersama Dylan yang sedang asyik berbicara dengan Nazwa, keponakan mereka yang selalu ceria. Percakapan ringan di ruang tamu terdengar samar, namun suasana tetap terasa hangat dan penuh keakraban.
Sementara itu, di kamar mereka, Keenan berdiri di depan cermin rias, mematut diri. wangi manis parfum yang semerbak memenuhi ruangan, sementara jari-jarinya dengan luwes menyentuh kalung yang menghiasi lehernya. Di ranjang, Andra duduk bersandar, menyaksikan istrinya bersiap dengan senyum lembut yang tak pernah hilang dari wajahnya. "Pulangnya jangan lama ya " ujar Andra, suaranya terdengar pelan namun penuh perhatian.
Keenan menoleh sejenak, menatap suaminya lewat pantulan cermin, dan senyumnya merekah dengan kehangatan yang khas " Iya sayang. Aku nggak akan lama " jawabnya lembut, memastikan andra tak perlu khawatir.
Saat Keenan berdiri dari meja rias, Andra yang terpikat oleh wangi manis tubuh istrinya, bangkit dari ranjang. Tanpa banyak kata, ia melangkah mendekat, lalu dengan gerakan halus, memeluk keenan dari belakang. Keenan terkejut kecil namun segera membiarkan dirinya larut dalam kehangatan pelukan andra, merasakan kasih sayang yang begitu familiar dan menenangkan. Kepala Andra bersandar di bahu keenan, dan selama beberapa detik, waktu seolah berhenti. Hanya ada mereka berdua, saling merasakan kebersamaan yang tak tergantikan.
Setelah sejenak terdiam dalam pelukan itu, Keenan melepaskan diri dengan lembut. “Aku harus pergi sekarang, nanti desy dan dylan lama menunggu ” katanya sambil berbalik untuk memberikan satu ciuman singkat namun penuh kasih sayang kepada suaminya. Andra mengangguk, melepaskan keenan dengan senyum tipis namun hangat, dan mengiringinya sampai di pintu kamar.
Andra dan Keenan sama-sama turun ke bawah, langkah mereka serentak, seakan menggambarkan kekompakan yang sudah lama terjalin di antara mereka. Begitu sampai di ruang tamu, semua mata yang ada di sana otomatis menoleh. Desy, yang sedari tadi menunggu dengan sabar, langsung berdiri dengan senyuman hangat menghiasi wajahnya. “Kita pergi sekarang?” tanyanya dengan antusias.
Keenan mengangguk sambil tersenyum, lalu menoleh ke arah Dylan yang sudah tak sabar. “ Yuk dek. Kita pergi sekarang ” ajaknya sambil menggenggam tangan kecil putranya. Dylan melompat-lompat kegirangan, siap menuju pesta pernikahan bersama ibunya dan oti desy.
Mereka kemudian bergerak ke depan rumah, udara malam yang sejuk menyambut. Dengan lincah, mereka semua masuk ke dalam mobil yang diparkir di halaman. Dari dalam mobil, Dylan menurunkan jendela, melambai-lambaikan tangannya ke arah Andra dan Nazwa yang masih berdiri di depan pintu rumah. “Dadah papa! dadah oti!” serunya dengan ceria.
Andra tersenyum, melambaikan tangan dengan lembut. “Hati-hati sayang ” katanya, nadanya penuh perhatian.
Nazwa juga ikut melambaikan tangan, wajahnya dipenuhi tawa kecil melihat keponakannya yang begitu bersemangat. Keenan yang sudah duduk di balik kemudi, mengangguk pada suaminya, memastikan semuanya dalam kendali. Dengan perlahan, mobil pun mulai melaju meninggalkan rumah, membawa mereka menuju tujuan acara pernikahan teman sekolah keenan desy.
Di dalam mobil, suasana terasa tenang dan nyaman. Keenan fokus mengemudi, sesekali mencuri pandang ke arah dylan yang sibuk melihat pemandangan di luar jendela dengan mata penuh rasa ingin tahu. Sementara itu, Desy, yang duduk di kursi penumpang, sibuk mengetik di ponselnya, mengabarkan keberangkatannya pada tunangannya, Andi. Tak lama setelah pesan itu terkirim, ponselnya berbunyi tanda balasan dari andi. Pesan balasan yang penuh perhatian membuat desy tersenyum lebar, merasa dihargai dan dirindukan oleh orang yang ia cintai.
Perjalanan menuju pesta pernikahan berlangsung dalam suasana hangat, penuh dengan perasaan positif dan harapan akan malam yang menyenangkan.
Setelah perjalanan yang cukup singkat, Keenan, Desy, dan Dylan tiba di sebuah gedung megah yang dikelilingi lampu-lampu hias gemerlap. Gedung itu tampak elegan dengan arsitektur modern dan hiasan bunga di setiap sudutnya, menciptakan suasana yang menyambut para tamu dengan penuh kehangatan. Saat mobil Keenan berhenti di depan pintu masuk, mereka bisa melihat barisan tamu lain yang terus berdatangan, semua mengenakan pakaian rapi dan indah, siap merayakan momen bahagia dari pernikahan tersebut.