Singkat waktu, malam harinya..
Angin masih saja berhembus. andra berdiam di halaman rumah seorang diri, ia melihat langit tanpa bulan dan bintang. ia melihat ke arah sebrang, pintu rumah desy tertutup rapat. andra merenung, ia menghembus nafasnya panjang.
Beberapa detik kemudian dirinya bangkit ketika melihat pintu rumah desy terbuka, andra berjalan menuju pagar, ia memanggil desy yang kebetulan keluar. Desy menoleh ia menghampiri andra dan mereka duduk di bangku bersama " ada apa ? " tanya desy.
andra menatap lurus depan sementara desy menatapnya bingung " apa kau ingin mengatakan sesuatu padaku ? " tanyanya lagi .
" apakah aku menyakiti keenan ? "
Desy yang tadinya bermain ponsel langsung menoleh, alisnya mengerut " kenapa kamu bertanya seperti itu ? "
" kenapa kau tidak bilang bahwa sahabatmu mencintai ku " mendengar itu desy kemudian menyimpan ponselnya, ia mengubah posisi duduk menghadap andra
" jika ku katakan padamu apa yang akan kau lakukan pada sahabatku ? apakah kau akan membalas cintanya? atau kau akan menjadikannya sebagai orang kedua di hatimu "
" saat kita sekolah kenapa kau tidak bilang ? "
" karena keenan melarang ku. dia tidak mau menghancurkan mimpimu, dia mendukung mu mengejar mimpimu tanpa kau tau. lagipula keenan sadar, dia tak pantas bersanding denganmu karena kasta. dia hanyalah anak yang datang dari kampung, sementara dirimu anak dari keluarga terpandang. dari jauh keenan selalu memantau mu, dia bahagia saat kau mendapat penghargaan sebagai CEO muda terbaik. dia bahagia saat satu persatu mimpimu tercapai dan dia juga bahagia kau menemukan cintamu sampai kau menikah, walaupun di sekolah kalian selalu berkelahi sebenarnya dia bahagia karena bisa dekat denganmu. keenan selalu mendoakan yang terbaik untukmu, setiap pagi keenan suka pergi ke kuil tapi beberapa hari ini dia jarang datang kesana. kau tau, orangtuanya juga tau bahwa anak mereka mencintaimu tapi orangtua keenan sepertinya belum tau kalau anak yang bersama keenan adalah anakmu. tapi andra apakah tidak ada sedikit saja perasaanmu untuk keenan ? "
" Ada, bahkan aku jauh lebih mencintai keenan tapi aku pengecut aku tidak berani mengungkapkan perasaan ku padanya sampai waktu ku di sekolah selesai. aku lulus sekolah dan melanjutkan pendidikan ku di universitas. aku tidak menoleh bukan karena keenan tidak penting tapi saking aku tak kuatnya makanya aku tidak menoleh padanya, aku menangis karena berpisah tapi aku malu untuk mengungkapkan perasaan ku. aku belajar di universitas luar negara dan menetap disana "
Tentu desy kaget mendengarnya..
" kalau kau mencintai keenan lalu kenapa kau bisa menikah ? kenapa bukan keenan yang kau perjuangkan ? "
" aku di jodohkan, orangtua ku memintaku menikah dengan wanita pilihan mereka "
" kau tidak menolak ? kau tidak bilang bahwa kau mencintai seseorang ? "
" aku bilang tapi mereka tetap kekeuh aku harus menikah dengan wanita pilihan mereka dan seperti yang kau katakan tadi semuanya karena kasta. aku menerima wanita itu karena orangtuaku. aku menikah dan mencoba membuka hatiku untuknya walaupun di pikiran ku masih terbayang-bayang keenan "
" dan akhirnya kau jatuh cinta ? "
andra mengangguk " iya aku jatuh cinta, tapi aku tidak melupakan keenan. di hatiku tetap ada keenan, Keenan memiliki ruang khusus karena keenan cinta pertamaku. aku juga selalu berdoa semoga keenan bertemu dengan seseorang yang mencintainya, semoga keenan memiliki keluarga yang bahagia penuh cinta sesuai harapannya "
" gila ya bisa-bisanya kalian saling mencintai tapi kalian sama-sama diam, gila sih ini. terus gimana sekarang ? katakanlah padanya bahwa kau juga mencintainya "
" Desy temani aku menemui orangtuanya, aku mau bicara "
" hoi kau mau bicara apa ? "
" aku mau minta maaf karena aku telah membuat anak mereka menangis dan aku merasa bahwa sekarang adalah waktu yang tepat. dylan dan aku mencintai keenan"
" hmm apakah kau datang hanya untuk minta maaf saja ? "
" aku langsung meminangnya disana aku akan sampaikan maksud kedatanganku kesana "
" hmm baiklah, kita pergi bersama bunda"
" kita perginya besok desy, dylan akan ku bawa bersamaku "
" oke-oke aku akan bicara dengan keenan nanti bahwa aku tidak datang mengajar "
" iya, aku membawa nazwa juga bersamaku"
" baiklah besok ya kita pergi pagi karena perjalanan kita tuh memakan waktu sekitar enam jam "
" baik desy "
Desy mengangguk lalu bangkit dari duduknya " aku pulang ke rumah sampai bertemu besok "
" sampai bertemu besok desy "
...