KENCAN YANG PANAS 🔞

2.4K 94 26
                                    

Luisa dan Grand Duke berkencan malam itu, mereka menyusuri jalanan yang penuh lampu gemerlap, dan menikmati waktu yang ada. 

Rakyat menyambut musim dingin dengan gembira, berbagai macam permainan pun tersedia, dan jajanan juga demikian banyaknya.

Anak-anak berlarian, mereka terlihat begitu lepas dan bebas. Bunga-bunga juga tak kalah banyak, bahkan ada para wanita paruh baya dan anak kecil yang membagikan tangkai bunga untuk para pejalan kaki dan yang menaiki kereta.

Suara musik yang indah, mengundang keceriaan. Para pria yang minum sambil berbincang membahas tentang perburuan musim dingin yang akan mereka jalani.

“Damai sekali, kan?” Grand Duke yang sejak tadi menggenggam tangan Luisa akhirnya bicara, ia menatap teduh wanita itu, memberikan senyuman tulus. Jujur saja mengunjungi festival seperti sekarang adalah hal yang sangat menyenangkan, apalagi bersama Luisa, kekasihnya.

“Bagaimana kau bisa suka festival? Aku kira kau tak menyukai hal seperti ini, apalagi sampai berbaur dengan rakyat biasa.” Luisa menatap bingung, biasanya para Bangsawan menganggap festival adalah hal biasa, mereka juga tidak akan mau menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan dan menikmati pemandangan yang juga dilihat rakyat biasa.

Tapi, bagaimana bisa Grand Duke yang sejak lahir sudah menjadi pangeran menyukai hal itu? Ia cukup kaget sekaligus kagum.

“Ibunda Permaisuri menyukai festival,” balas Grand Duke. Wajah pria itu mendadak terlihat sedih, begitu jelas mengenang Permaisuri yang bahkan tidak ia ingat bagaimana kehangatannya. “Baginda Kaisar menceritakan banyak hal padaku saat itu, dan aku menyukai semua festival karena merasa dekat dengan Ibunda.”

Alasan itu cukup menyedihkan, menyentuh hati Luisa sampai ke relung paling dalam. Ia tahu rasanya tidak memiliki seorang ibu, begitu sesak dan sangat memilukan.

Hangatnya kasih sayang, tulusnya cinta dan perhatian, semuanya hanya bisa diberikan seorang ibu. Tapi, kenapa hidup begitu kejam? Kenapa ada banyak anak yang bahkan tidak sempat merasakan cinta kasih tanpa pamrih itu?

“Luisa, apa di wajahku ada hal aneh?”

Luisa yang sejak tadi bungkam membuang muka. “Tidak ada yang aneh. Maaf aku menanyakan hal yang sensitif, aku benar-benar tidak tahu.”

Grand Duke mengelus rambut panjang Luisa. “Aku baru sadar kau cukup manis mengenakan gaun sederhana. Terlihat seperti orang biasa, kecantikanmu juga makin murni.”

Ya ... sebelum menjelajahi festival Luisa dan Grand Duke memang berganti pakaian. Mereka mengenakan busana yang serasi, tetapi juga sederhana.

“Mulutmu semakin manis saja,” balas Luisa. Wajahnya sudah memerah, ia tak menyangkal pujian seperti itu bisa membuatnya gugup.

Apa karena itu tulus?

“Luisa, apa kau ingin mencoba permainan itu?” Grand Duke menunjuk ke salah satu lapak.

Luisa memfokuskan tatapnya pada tempat yang Grand Duke maksud. Di sana terdapat permainan panah, dan dari promosi pemilik tempat, jika memenangkan permainan tersebut akan mendapat hadiah.

“Ayo ....” Grand Duke menarik tangan Luisa, mereka menuju ke tempat permainan.

Pada saat sudah sampai, Grand Duke mendaftarkan diri. Ia bertekad untuk menang, lalu mempersembahkan hadiah kemenangannya pada Luisa.

Sepasang gelang untuk pasangan kekasih, disimpul dengan rapi, lalu terdapat hiasan bulan dan bintang.

“Itu gelang yang diberkati dengan doa dari negara tetangga. Aku dengar jika sepasang kekasih mengenakan gelang itu, mereka tidak akan bisa dipisahkan.”

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang