KEPUTUSAN YANG SEMPURNA

2K 152 48
                                    

Pintu pun terbuka, senyuman hangat masuk bersama langkah Madam Haizel dan beberapa orang pelayan di belakangnya. Mereka belum melihat Luisa, masih fokus pada semangat pagi yang membara. 

“Selamat pagi, Yang Mulia.” Madam Haizel membungkuk, ia lantas kembali berdiri tegap saat Grand Duke mempersilakannya.

Tapi, wanita itu menahan debaran jantungnya saat bertemu tatap dengan Luisa. Wajahnya memucat, lalu tatapnya beralih pada Grand Duke.

Tak jauh berbeda dengan Madam Haizel, pelayan yang berada di belakang wanita tua tersebut juga tak kalah kaget. Salah satu dari mereka memandang sekitar, mencari wanita dengan rambut hitam sekelam langit malam.

Tapi, wanita itu tidak ada. Dan mereka semua gemetar, ada rasa tak nyaman dalam hati masing-masing.

“Yang Mulia, maaf jika saya lancang. Tapi, siapa Nona ini? Dan, di manakah Lady Aster?” Madam Haizel yang tak ingin larut dalam kebingungannya segera bertanya, ia masih menjaga wajah dan sikap untuk tetap tenang.

Grand Duke tersenyum, ia punya beberapa pikiran jahil dalam benaknya. Pria itu menarik tangan Luisa, membuat sang kekasih berada dalam dekapannya sekarang. Dipeluknya pinggang Luisa dengan posesif, lalu menopang dagunya pada bahu wanita tersebut.

Madam Haizel terkejut, ia merasa sangat jengkel. Siapa wanita itu? Kenapa berada di dalam kamar Grand Duke, lalu ... di manakah Lady Aster berada?

Ada banyak sekali pertanyaan dalam benak Madam Haizel, ia merasa tidak nyaman dengan pemandangan di depan matanya.

“Madam, kau mencari siapa?” Grand Duke memasang wajah polos, ia merasa tidak bersalah sedikit pun karena membuat pengasuhnya bingung.

“Kalian, segera keluar.” Madam Haizel melirik para pelayan yang datang bersamanya, ia menghela napas panjang, dan saat pintu tertutup lagi langsung mengembuskan napasnya perlahan.

“Madam, apa kau sakit?” Grand Duke lagi dan lagi melontarkan pertanyaan, ia seperti seseorang yang belum pernah berbuat dosa sedikit pun.

“Yang Mulia, tolong jelaskan siapa wanita ini?” Tatapan Madam Haizel terlihat tegas, ia memerhatikan Luisa dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Memang cantik, tapi itu saja tidak cukup. Membayangkan wanita secantik itu berperilaku tidak terpuji sudah mengurangi banyak penilaian dari Madam Haizel.

“Dia kekasihku,” balas Grand Duke tanpa rasa malu.

Luisa yang melihat kejahilan Grand Duke hanya bisa tutup mulut, kekasihnya sudah memberikan kode agar ia tetap diam.

“Apa? Maaf, sepertinya pendengaran saya bermasalah. Apa Anda bisa mengatakannya lebih keras lagi, Yang Mulia.”

“Madam, perkenalkan. Wanita ini adalah Luisa Montpensier, kekasihku.”

“APA?” Tanpa sengaja Madam Haizel menyerukan kata itu, ia kaget bukan main sekarang ini.

“Luisa Montpensier, anak Duke Montpensier, dan tunangan Kakakku.”

Mendengar nama Luisa Montpensier, Madam Haizel membelalakkan mata. Ia menatap wanita di dalam pelukan Grand Duke, mengamati dengan baik, dan menelan ludahnya sesegera mungkin saat sadar.

Kenapa Luisa yang menghilang tiba-tiba ada di kamar Grand Duke?

Dari mana wanita itu masuk?

“Kenapa Madam sangat kaget?” Grand Duke tersenyum cerah, ia benar-benar suka raut wajah Madam Haizel. Biasanya wanita tua itu akan memasang wajah datar, tapi saat ini raut wajahnya sangat menghibur.

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang