Sudah dua jam dari waktu kepergian Luisa dari kastil Duke Montpensier, dan saat ini pelayan serta penjaga tengah mencari keberadaannya. Hutan sekitar pun tak luput dari pencarian, bahkan ada juga yang berkeliaran di tengah kota, sampai pada perbatasan ibu kota.
Semuanya panik, bahkan Matthias begitu pucat. Beribu pertanyaan bertabrakan di benaknya, tak kurang dari itu rasa sabar mulai menipis.
PRANG!!!
Suara nyaring itu berasal dari vas bunga di ruang tengah kastil, gaduh yang membuat orang di sekitar seketika gemetar.
Mereka jelas saja takut untuk menatap langsung, raut wajah marah putra kedua Duke Montpensier seperti malaikat maut. Aura tubuhnya mendadak menyeramkan, sangat dingin dan gelap.
Bencana!
Itulah kata yang terpikirkan oleh para pelayan dan penjaga. Kastil Duke yang biasanya hangat, mendadak menjadi suram seperti pemakaman.
"CLARIE!"
Suara Matthias menggema, dan saat itu juga terdengar derap langkah kaki seseorang mendekatinya.
Matthias menatap tajam, emosinya mendidih sampai pada puncak tertinggi. Pelayan sialan yang ada di depannya itu begitu menjengkelkan!
Air mata? Cih .... menjijikkan!
"Maafkan saya, Tuan Muda. Saya ... saya benar-benar tidak menyangka jika Lady akan bertindak seperti ini." Clarie menangis hebat, tubuhnya gemetar, terlihat wajah pucat bagaikan mayat.
Dia begitu terpukul saat tak menemukan majikannya di arena berkuda, bahkan hutan sekitar yang biasanya digunakan sebagai tempat pacuan kuda pun tidak mengurung raga dewi yang berharga bagi keluarga Duke Montpensier.
Wanita malang itu bersujud, kakinya bahkan terasa cacat saat ini. Apa yang harus ia lakukan? Kemarahan Matthias jelas bukan sebuah kesalahan. Bagaimana bisa dia kehilangan Lady Luisa yang dilayani begitu mudah.
Matthias melihat Clarie dengan tatapan menghina, dia begitu kesal sampai ingin menebas leher pelayan itu. Bisa-bisanya pelayan pribadi tidak berada di dekat majikan, bisa-bisanya pelayan pribadi mengabaikan tindakan aneh dari majikannya sendiri.
"BERDIRI!"
Perintah Matthias nyaris tak bisa pelayanan tersebut lakukan, tapi sekuat tenaga Clarie berdiri. Namun, saat itu baru bisa menguasai raganya, sesuatu terjadi.
PLAK!!!
Tubuh Clarie tersungkur, tamparan pada pipi kirinya terdengar begitu nyaring. Sudut bibirnya berdarah, kulit wajahnya terasa begitu panas nan perih.
Tamparan dari tangan kekar Matthias cukup membuat air matanya mengalir kian deras. Tak ada kata yang bisa ia ucapkan, ini benar kesalahannya. Dia membantu majikannya melarikan diri, dia tidak mengawasi tindak-tanduk yang aneh, sialnya dia merasa senang karena sang majikan kembali seperti semula.
"Kurung pelayan sialan ini di ruang bawah tanah. CEPAT!" Matthias menatap jijik pada Clarie, dia kira pelayan itu bisa diandalkan.
Beberapa penjaga lekas menjalankan tugas, lalu seorang ksatria menghampiri Matthias.
"Tuan Muda, kami sudah mencari di hutan sekitar dan tidak menemukan apa pun. Saya rasa Lady sudah merencanakan pelariannya dengan sempurna."
Mendengar laporan seperti itu, jelaslah Matthias tidak puas.
"Apa Lady pernah mengatakan sesuatu kepada Anda?"
Bukannya menjawab, Matthias malah meninggalkan ruang tengah. Ia mencoba mengingat ucapan sang adik selain membatalkan pernikahan, ia mencari sesuatu yang mungkin saja terjadi pada setiap kalimat yang diberikan pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's daughter's revision
FantasiaSeorang penulis mati karena kecelakaan, tapi sungguh sial karena jiwanya merasuki salah satu karakter antagonis di novelnya sendiri. Novel dengan penggemar paling banyak, dan novel yang akan membuatnya mengalami kematian kedua. Karena tidak ingin m...