MALAM PERTUNANGAN

1.7K 93 23
                                    

[Masa lalu yang dijalani Luisa asli]

Pesta malam itu begitu meriah, pertunangan Putra Mahkota dengan seorang wanita terpandang. Wanita yang dikenal sebagai Tuan Putri paling kontroversial di Kekaisaran Gladys.

Wanita itu adalah Luisa Montpensier, putri bungsu dan satu-satunya dari keluarga Montpensier. Dia dikenal sebagai wanita yang memiliki lidah tajam, apa pun ucapan orang-orang yang menargetkan dirinya akan berakhir dengan balasan kata lebih menyakitkan.

Luisa sama sekali tak segan dalam menusuk lawannya, ia membahas rahasia kelam orang-orang itu, membukanya sampai kebusukan diketahui semua orang di pergaulan kelas atas.

Tapi, meski pun demikian. Luisa memiliki koneksi yang bagus, lidah tajamnya ditutupi dengan prestasi dari akademi Kekaisaran. Nilai yang begitu sempurna selama belajar, dan kerja sama dengan negara lain.

Keterampilan pada bidang seni juga tak kalah bagus, Luisa memiliki bakat luar biasa dalam bermain musik dan melukis. Suaranya kala bernyanyi begitu indah, tangannya kala terayun pada kanvas juga menghasilkan karya yang cantik nan elegan.

Pengetahuan politik dan ekonomi luas, serta mampu mengeksekusi permasalahan dengan cepat. Ia dikenal sebagai wanita menyeramkan kala berbisnis, memimpin serikat dagang besar keluarganya.

Kembali pada keadaan saat ini. Luisa beberapa menit lalu baru saja bertukar cincin dengan Putra Mahkota, ia kini hanya bisa berdiri di pojok ruangan. Menatap pada pasangan di tengah aula, sedang berdansa dengan iringan musik waltz.

“Hari ini Putra Mahkota dan Lady Gremory berdansa begitu indah,” ujar seseorang yang baru saja mendekati Luisa. Ia terlihat puas kala Luisa meliriknya, kemenangan seakan menari bersamanya dengan wajah kesal Luisa sebagai musiknya.

Benar, Putra Mahkota yang baru saja bertukar cincin dengannya malah mengajak wanita lain untuk berdansa. Ia seakan tidak ada di dunia ini karena pasangan kekasih tersebut, diperlakukan selayaknya orang mati padahal baru saja resmi bertunangan.

“Ah, maafkan saya Tuan Putri. Saya tidak sengaja mengatakan hal itu, saya kira Tuan Putri tidak ada di sini.”

Keramaian pesta tidak berarti, semua orang hanya mencuri pandang pada Luisa yang masih diam.

“Tutup mulutmu!” Leonite yang tak tahan melihat adiknya diperlakukan seperti sampah maju. Sudah cukup ia menahan sabar dengan pemandangan di aula, ia tidak akan diam lagi sekarang.

“Jalang dari keluarga mana ini?” Matthias pun maju, pria itu memasang wajah garang. Ia benci ini, baginya juga sudah cukup menahan rasa kesal. Ia sudah ditahan Luisa pada saat ingin menghajar Putra Mahkota, tapi kini ia tak ingin dihentikan lagi.

Semua mata yang tadinya curi-curi pandang kini terfokus sepenuhnya, melihat dengan jeli setiap adegan rusuh pada ruangan pesta. Mereka juga bingung kenapa Luisa diam, seakan wanita itu menjadi lemah seketika. Mereka ingin keributan, mereka tak sabar melihat Luisa menggila dengan ucapan bahkan tindakannya.

“Berhentilah, Kakak. Tetap diam seperti Ayah, dan semua akan berakhir dengan baik hari ini.” Luisa akhirnya buka suara, menghentikan langkah kedua saudaranya. Sungguh, ia tak peduli pada apa pun, ia tak ingin hari pertunangannya menjadi kerusuhan.

Biarkan saja orang berkata seperti apa, yang jelas hanya untuk hari ini saja dirinya akan diam. Melihat Putra Mahkota berdansa dengan wanita lain sudah cukup menyakitkan, mendengar ucapan seperti barusan juga akan ia tahan. Ia akan merasa tak puas jikalau hari ini, hari pertunangannya menjadi kacau.

“Aku sudah katakan di rumah, kan?” Luisa meletakkan gelas yang sejak tadi ada di tangannya ke atas meja. Dengan elegan ia langsung melangkah pergi, memilih ke balkon mencari udara segar.

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang