APA ANDA MENCINTAINYA?

875 78 64
                                    

Aku tak tahu ini di mana, yang jelas sejak tadi hanya ada gelap. Aku duduk tanpa bisa melihat dan mendengar apa pun, bahkan saat mencoba bicara suaraku juga tidak terdengar.

Apa aku mati lagi?

Hah, aku berharap ini bukan kematian. Aku mulai menyukai tempat ini dengan setulus hati, menikmati setiap kasih sayang dari Duke Montpensier serta Leonite dan juga Matthias.

Mereka menjadi keluarga, orang-orang yang berbagi suka dan duka denganku. Aku menyukai mereka, merasa nyaman saat terus bersama. Mereka juga begitu hangat, membuatku tak pernah memikirkan segala hal yang aku tinggalkan di kehidupan sebelumnya.

Selain mereka bertiga, aku punya seorang kekasih. Lauren, Grand Duke yang begitu memesona. Dia pria tampan yang hangat, perlakuannya lemah-lembut, senyumannya manis menggoda, tutur katanya juga sangat sopan serta teratur. Intinya, dia pria yang sempurna, dan tidak akan ada lagi pria seperti Grand Duke.

Jika kalian bertanya apa aku benar-benar jatuh cinta pada Grand Duke? Maka aku akan menjawab, ya ... aku jatuh cinta pada pria itu. Meski memiliki trauma percintaan di kehidupan yang lalu, aku bukan wanita yang tidak berpikir rasional.

Dia dan mantan tunanganku yang dulu jelas berbeda. Mantan tunanganku di kehidupan sebelumnya ada bajingan kelas kakap, dan Grand Duke seperti embun menyegarkan, sangat murni.

Grand Duke begitu tulus padaku. Jadi, aku tidak perlu takut pada apa pun. Di mana lagi ada pria seperti itu? Rela melakukan sumpah darah, semuanya juga tanpa berpikir panjang. Grand Duke sangat peka, dia juga begitu romantis. Tak terbayangkan keberuntungan seperti apa yang sudah disiramkan di atas kepalaku.

Membicarakan soal Grand Duke, hatiku terasa sangat sakit sekarang. Aku menyentuh dadaku, mencoba meredam rasa rindu yang menggebu-gebu. Tapi ... aku tak bisa. Kerinduanku padanya benar-benar sangat besar. Kerinduan itu perlahan menggerogoti hati dan pikiranku.

Cinta? Ya, itulah faktor utamanya. Semuanya terjadi karena rasa cintaku, sayangku, dan harapanku. Apa dia merasakan hal yang sama? Aku harap begitu. Aku sangat berharap rasa rinduku terbawa oleh embusan angin, membelai sekujur tubuhnya dengan sangat lembut.

Ngomong-ngomong, aku masih punya hal lain yang harus dipikirkan. Tentang apa, dan bagaimana semua bisa terjadi. Yang aku ingat, aku dan Eliezer tengah duduk dengan nyaman di rumah kaca. Kami membicarakan beberapa hal penting, kadang diselingi dengan canda serta tawa.

Tapi, secara mengejutkan, Putra Mahkota menerobos masuk. Kejadiannya sangat cepat saat itu, aku bahkan tak sempat untuk memecah satu kalimat di ujung lidahku. Pria itu dengan kasar menarikku, dia memelukku erat sampai aku juga kesusahan untuk bernapas karena begitu sesak.

Kemudian ... semua terjadi sejalan dengan kata rusuh dan tidak bermoral. Pria itu membawaku pergi, dia sudah gila, dan aku tak tahu kenapa dia melakukan hal demikian. Apa dia terobsesi padaku? Kenapa sangat bertolak belakang dengan novel yang aku tulis?

Hah, semuanya menjadi sangat aneh sejak hari itu. Kenyataannya memang sulit untuk diterima, mungkin ini karena aku menjalani kehidupan, bukan sebuah cerita di dalam buku.

Melihat keadaanku sekarang, berarti Leonite dan Matthias tidak berhasil menghentikan Putra Mahkota. Jika mereka bisa menarikku kembali dari dekapan pria itu, aku sudah pasti sedang tertidur dengan mimpi yang indah di dalam kamarku.

Aku lelah, aku benar-benar tak sanggup menghadapi keegoisan Putra Mahkota. Sebenarnya, apa yang dia inginkan dariku? Kenapa dia melakukan hal ini padaku?

Ada banyak sekali pertanyaan yang menari-nari dalam otakku. Tapi, tidak ada satu pun jawaban dari semua hal tersebut.

Jengkel?

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang