Utusan Kekaisaran, Marquess Reinhard Bleamor. Pria berumur lima puluh dua tahun, merupakan orang yang sangat setia pada Kaisar.
Malam ini dia datang ke kastil Grand Duke, kunjungan yang tiba-tiba jelas punya tujuan begitu penting.
Saat ini, di ruang tamu kastil Grand Duke, Marquess Bleamor sedang menunggu dengan sabar. Di atas meja, ada sebuah kotak putih dengan ukiran emas yang indah. Kotak itu diberikan langsung oleh Kaisar, dan harus segera disampaikan kepada Pangeran Kedua, Lauren Von D'Glazia.
Pria paruh baya tersebut terlihat sangat tenang, tapi jika diteliti lebih lanjut, wajahnya terlihat khawatir.
"Yang Mulia memasuki ruangan," ujar salah satu ksatria.
Tak berapa lama setelah pemberitahuan itu, Grand Duke memasuki ruangan. Matanya langsung menangkap sosok Marquess Bleamor, dan ia mencoba menebak maksud kedatangan pria tersebut.
Grand Duke lantas duduk, dan ia melirik para bawahannya. Sementara itu, para bawahan pun segera meninggalkan ruangan, menutup pintu dengan rapat, dan berjaga dengan baik di luar sana.
"Salam, Yang Mulia." Marquess Bleamor sudah dalam posisi berdiri, dan kepalanya menunduk.
"Angkat kepalamu, lalu duduk." Grand Duke memberikan perintah, ia lantas menatap tamunya semakin jeli. "Dari raut wajah, jelas kedatangan kali ini bukan sesuatu yang baik."
Ucapan Grand Duke memang benar, Marquess bahkan sampai menelan ludahnya agak kasar. Ia bingung harus memulai dari mana, tapi, jika tidak bicara maka semuanya juga sia-sia.
"Bicaralah dengan nyaman, aku akan mendengarkan dengan baik."
"Terimakasih, Yang Mulia. Pertama, maksud kedatangan saya adalah menyampaikan perintah Yang Mulia Kaisar." Marquess menjeda ucapannya, ia lantas memberikan kotak putih di atas meja. "Ini adalah kotak dari Yang Mulia Kaisar, Beliau mengatakan, Anda akan tahu saat Anda membukanya."
Grand Duke menerima kotak tersebut, ia lalu membuka, dan menemukan gulungan dengan pita emas dan stempel Kaisar di dalamnya.
Diraihnya gulungan itu, lalu membuka ikatan pita. Ia membaca dengan jeli, tak berapa lama air mukanya terlihat keruh.
Ada masalah yang sangat serius, dan ini bukan hanya hal yang bisa ditangani dengan mudah.
"Yang Mulia, Beliau berharap Anda bisa menyelesaikan hal ini. Sudah banyak orang yang hilang, dan keresahan masyarakat tak bisa dibendung dengan tindakan yang kecil."
Grand Duke meletakkan berkas tersebut. "Kenapa tugas seperti ini sampai padaku? Bukankah Yang Mulia Putra Mahkota bisa mengurus hal tersebut, dan itu jauh lebih pantas untuknya. Tugas yang diberikan Beliau, sudah menyangkut kepentingan antar negara, dan yang paling tepat menjadi perwakilan adalah Putra Mahkota."
"Ampun, Yang Mulia. Tetapi saat ini, Yang Mulia Putra Mahkota juga sedang bertugas pada pekerjaan lain. Masalah ini datang pada saat yang tidak tepat, dan harus segera ditangani dengan cepat juga."
Grand Duke sungguh tak bisa memutuskan saat ini, tugas kenegaraan yang diberikan oleh Kaisar begitu sulit ia terima. Jika ia menunjukkan kemampuannya, maka salah paham akan terjadi. Banyak orang yang mendukung Putra Mahkota sebagai penerus, tapi, tidak sedikit orang yang menginginkan ia untuk merebut posisi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's daughter's revision
FantasySeorang penulis mati karena kecelakaan, tapi sungguh sial karena jiwanya merasuki salah satu karakter antagonis di novelnya sendiri. Novel dengan penggemar paling banyak, dan novel yang akan membuatnya mengalami kematian kedua. Karena tidak ingin m...