Akhirnya, penjelasan yang panjang sudah dilakukan, dan Kaisar mau pun Duke juga memahami dengan baik. Semuanya tenang, keinginan Luisa juga dikonfirmasi oleh setiap orang. Luisa menjelaskan apa yang ingin dan tak ingin ia lakukan, wanita itu juga menjelaskan jika ia tak akan pernah menarik keputusannya lagi.
Walau berat, Duke mau tak mau harus mengizinkan hubungannya dengan Grand Duke. Leonite dan Matthias tak bisa melakukan apa pun, mereka berusaha menerima keinginan Luisa.
“Jadi, apa kau akan meninggalkanku di sini?” Grand Duke baru saja selesai mandi, ia duduk di sofa, dan menatap Luisa dengan saksama.
“Aku harus kembali ke kediamanku, bukan?” Sejenak, Luisa menatap kekasihnya. “Aku juga harus menyelesaikan beberapa hal, dan itu tak bisa ditunda-tunda lagi.”
“Bertemu Putra Mahkota?” tanya Grand Duke, wajahnya menjadi masam. “Kau akan meminta memutuskan pertunangan lagi? Jelas dia tak akan melakukannya, dia terus mencarimu selama ini.”
Wanita itu merenung, entah apa yang akan terjadi setelah hari ini. Ia berharap tidak ada hal buruk, tapi hati kecilnya tetap tak bisa tenang. Mereka tak bisa tinggal bersama seperti biasanya, status mereka sudah dikonfirmasi oleh semua orang, belum lagi Luisa tak bisa bersembunyi terus-menerus.
Ini harga yang harus dibayar olehnya dan Grand Duke, meski cinta mereka kuat seperti maut, tapi mereka juga harus memikirkan hal lain dengan serius. Masalah Putra Mahkota yang masih menjadi tunangannya bukanlah masalah yang harus didiamkan lagi.
“Aku akan menemuinya, tapi tidak segera setelah aku kembali.”
“Kau akan tetap bertemu Putra Mahkota pada akhirnya, bukan? Aku yakin dia akan keras kepala. Luisa, entah kenapa aku tak yakin kau bisa menyelesaikannya. Pria itu ... terakhir kali kami bertatap muka, aku bisa melihat ada obsesi yang berlebihan darinya.”
“Lauren ....” Luisa berdiri dari tempatnya duduk, ia menghampiri Grand Duke, dan duduk di pangkuan sang kekasih. Dipeluknya pria itu, lalu memejamkan mata dengan kepala bersandar pada dada.
“Aku cemas,” ucap Grand Duke sambil memeluk pinggang Luisa. “Bagaimana jika dia melakukan hal yang berbahaya? Aku tak ingin kau terluka.”
Luisa terdiam, degup jantung Grand Duke terdengar olehnya. Tangannya mengelus dada Grand Duke, dan ia memikirkan banyak hal untuk menghadapi Putra Mahkota.
Apa yang harus mereka bicarakan jika bertemu?
Bagaimana reaksi pria itu saat tatap mata mereka beradu?
“Luisa,” ujar Grand Duke lagi. Digenggamnya tangan Luisa yang mengelus dadanya, dan ia mencium tangan itu. “Bisakah kau tetap tinggal di sampingku? Maksudku, jangan pulang ke kediaman Duke.”
“Ayah akan marah besar,” balas Luisa. Ia tersenyum, dan mencium dada pria itu. “Tenanglah, aku milikmu.”
Grand Duke mengangkat tubuh Luisa, ia membawa wanita itu ke tempat tidur, dan membaringkannya dengan lembut. Setelah selesai, Grand Duke segera mengecup lembut bibir kekasihnya. Ia memejamkan mata, dan tangannya mengelus paha Luisa.
Pria itu tak bisa berkata-kata lagi, Luisa adalah miliknya. Kenyataan bahwa mereka belum menikah membuatnya gusar, masalah yang ada rasanya begitu menjengkelkan. Bagaimana ia bisa menarik Luisa dan memasung kekasihnya agar tetap dekat? Ia merasa akan gila hanya karena memikirkan mereka tinggal di tempat yang berbeda.
Luisa yang menerima ciuman Grand Duke sadar, pria itu tidak tenang. Ciuman yang menuntut, agak kasar, semua terjadi karena gelisah yang mendorong sang kekasih begitu keras.
Sebanyak apa kata cinta ia ungkapkan, sebesar apa pun kasih sayang ia berikan, dan sederas apa pun kesetiaan yang ia alirkan, Grand Duke tak akan bisa dibuat tenang dengan mudah. Ia maklum akan hal tersebut, pria mana yang akan rela jika kekasihnya bertemu dengan pria lain yang pernah amat sangat dicintai?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's daughter's revision
FantasíaSeorang penulis mati karena kecelakaan, tapi sungguh sial karena jiwanya merasuki salah satu karakter antagonis di novelnya sendiri. Novel dengan penggemar paling banyak, dan novel yang akan membuatnya mengalami kematian kedua. Karena tidak ingin m...