PESTA

2.4K 120 73
                                    

Berita tentang pesta di kediaman Grand Duke sudah tersebar beberapa waktu lalu, banyak sekali orang yang antusias menyambut hari pesta di adakan. 

Malam ini, pesta itu akan diadakan dengan meriah. Dikabarkan juga kediaman Grand Duke sudah sibuk beberapa hari lalu, dan puncak dari kesibukan itu akan berakhir dengan damai saat pesta dimulai.

Sejak undangan datang ke rumah para bangsawan, para nyonya dan nona menyiapkan gaun mereka dengan baik. Butik-butik ternama dipenuhi pelanggan, toko perhiasan juga demikian.

Yah, siapa yang tak ingin tampil sempurna di pesta sang Grand Duke? Wanita lajang berlomba-lomba untuk menarik perhatian Pangeran Kedua itu, mereka bahkan sudah siap tempur untuk merebut posisi pertama.

Di sebuah salon, perkumpulan para sosialita kelas atas tengah duduk sambil menikmati hari. Gaun cantik menawan, tatanan rambut elegan, perhiasan bertakhta batu permata yang indah, dan tentunya mereka menyiapkan bahan gunjingan berkualitas tinggi.

“Saya dengar pesta ini diadakan karena Yang Mulia akan segera pergi ke perbatasan,” ujar salah satu nyonya. Mereka kini duduk melingkar, ada meja bundar dihiasi camilan manis serta cangkir teh yang sudah terisi.

“Ya, begitulah kabarnya. Baginda Kaisar menugaskan Yang Mulia Grand Duke menangani masalah dengan Kerajaan Barbarian. Tapi, suami saya mengatakan hal ini cukup aneh. Bukankah seharusnya Yang Mulia Putra Mahkota yang turun tangan?” Lirikan wanita itu terarah pada semua peserta gosip saat itu, ia merasa senang mengangkat topik pembicaraan yang terlontar beberapa detik lalu.

“Mungkin saja Baginda melakukan itu karena iba pada Yang Mulia Putra Mahkota. Kalian juga tahu, sejak pernikahannya dan Lady Luisa Montpensier dibatalkan, Beliau sibuk mencari keberadaan pengantinnya.” Wanita yang berucap melebarkan kipas tangannya, ia menyembunyikan dengan baik senyuman sambil menatap para wanita yang ada. “Padahal Beliau bisa menikahi Lady Gremory pada saat itu, tapi kenapa masih mencari Tuan Putri keluarga Duke Montpensier?”

“Hohoho ... mungkinkah Beliau mulai membuka hati? Bagaimana pun Lad- ... ah, maksud saya Tuan Putri adalah wanita sempurna. Kekurangannya hanya berlidah tajam, lalu menggunakan kekuasaan untuk menekan Lady Gremory dan pihak Baginda Kaisar.”

Ucapan itu sontak membuat semua orang terdiam, hening diciptakan dengan mudah, lalu tatapan mata saling beradu guna bertukar informasi melalui koneksi batin.

Tak berapa lama, mereka semua kembali tersenyum. Tangan dengan jemari lentik meraih cangkir teh, dan menyesap cairan tersebut begitu anggun.

“Ah, tapi Tuan Putri memang layak. Dia wanita yang pintar, etiket sempurna, memiliki banyak koneksi. Wanita yang terlalu kuat dalam berbagai hal, baik itu status atau hal luar biasa lainnya.” Lontaran kalimat itu meluncur bebas dari wanita yang baru saja datang, ia menghampiri para wanita yang tengah duduk sambil menikmati teh. “Jika Lady Gremory yang menjadi Permaisuri, entah apa yang akan terjadi. Tapi, menghalangi bersatunya pasangan kekasih bukan hal yang baik juga, bukan?”

Setelah ucapan itu terhenti, semua orang pun berdiri. Mereka langsung memberikan salam pada wanita itu, senyuman tidak lupa dipajang dengan rapi.

“Selamat datang, Duchess Cranberry.”

“Silakan duduk, Duchess.”

“Seperti biasa, Anda terlihat begitu cantik dan menawan.”

“Oh ... ya ampun. Yang Mulia Duchess, saya merasa terhormat bertemu dengan Anda.”

“Duduklah,” balas Duchess. Wanita anggun dengan gaun berwarna biru, lalu rambutnya yang ditata dengan rapi. Ia melirik para wanita yang sudah jauh lebih tenang, duduk dengan angkuh sambil melipat kipas tangannya. “Apa Nyonya dan Nona sekalian tidak tahu berita ini?”

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang