CELSIUS & ALVEN

858 79 17
                                    

[Perbatasan Kerajaan Barbarian dan Kekaisaran]

Waktu berjalan begitu lama, dan Grand Duke yang sudah satu minggu tiba di tempat itu hanya bisa pasrah pada keadaan. Rasa rindu pada kekasihnya membuat pria itu serba salah dalam melakukan sesuatu, ada banyak rasa yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata, dan itu begitu menjengkelkan.

“Yang Mulia, Anda mendapatkan surat.”

Grand Duke yang tengah termenung agak kaget, ia menatap prajurit itu dengan saksama. Salah satu dari kesatuan Montpensier, prajurit yang ia pinjam dari calon ayah mertua. Ah, lupakan saja itu. Saat ini, ia malah penasaran surat siapa yang datang padanya.

“Baiklah, kemarikan.” Pria itu mengulurkan tangan, sementara prajurit yang membawa surat itu tanpa banyak kata langsung memberikan yang Grand Duke minta. “Apa utusan yang membawa surat ini masih di sini?”

“Benar, Yang Mulia.”

“Minta dia untuk menunggu, aku akan segera menulis balasan.”

“Sesuai perintah Anda, Yang Mulia.”

“Pergilah.”

Prajurit itu kemudian meninggalkan Grand Duke, dan pria yang kini kembali sendiri segera menatap lambang keluarga pada amplop suratnya. Dari keluarga Jhozelhien, ada kepentingan apa Marquess muda itu menghubunginya?

Karena penasaran, Grand Duke membuka amplop sesegera mungkin. Ia pun membaca bait demi bait kalimat pada suratnya, dan wajahnya terlihat tidak baik-baik saja setelah itu.

Kabar Luisa diculik oleh Putra Mahkota datang padanya. “Sialan!”

Grand Duke menghela napas, ia benar-benar tak bisa berpikir dengan jernih saat ini. Pada satu sisi ia mengemban tugas yang diberikan Kaisar, belum lagi ia sudah berjanji jika tugas itu akan selesai dengan baik. Tapi, pada sisi lain ia sangat khawatir, ia ingin segera berlari, melakukan pencarian bersama Duke Montpensier dan kedua calon kakak iparnya.

Pria itu tertunduk, mencari jalan keluar dengan bijaksana. Jika ia kembali, maka ia tidak akan menemukan hasil yang baik. Jika ia tidak kembali, ia menjadi sangat khawatir pada keadaan Luisa.

Kenapa? Kenapa hal menjengkelkan seperti ini harus ada pada saat ia sangat jauh?

Hah!

Pria itu memijat kepalanya yang berdenyut, ia benar-benar marah. Ia tidak pernah menyangka jika kegilaan saudaranya sudah melewati batas, bahkan ia mengira saudaranya sudah menggadaikan otak kepada para lintah darat.

“Yang Mulia, ini saya Nerias.”

Grand Duke yang sedang dalam keadaan hati yang buruk menatap ke arah pintu masuk tenda. Di sana berdor Nerias, salah satu orang kepercayaannya.

“Anda terlihat tidak baik-baik saja, Yang Mulia. Ada apa ini?”

Grand Duke memberikan surat pada Nerias, dan pada saat selesai membaca surat itu raut wajah Nerias juga sama buruknya.

“Putra Mahkota sudah gila?”

Tidak! Itu bukan pertanyaan, itu lebih tepatnya pernyataan.

“Lebih baik Anda kembali, Yang Mulia. Saya dan Sir Nathanel akan menggantikan Anda dalam penaklukan ini.”

Grand Duke agak ragu akan hal itu, ia sudah berjanji pada Luisa jika akan mendapatkan kemenangan dengan tangannya. Pria itu menghela napas, ia menatap ke arah Nerias. “Panggilkan kstaria milik Duke Montpensier, aku akan bertanya beberapa hal padanya.”

Nerias yang menerima perintah itu agak bingung. Apa yang akan Grand Duke tanyakan?

Tapi, pria tersebut tidak memiliki hak untuk menolak. “Sesuai keinginan Anda, Yang Mulia.”

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang