Duke Montpensier sedang sibuk dengan beberapa berkas, ia membaca dengan cermat, dan memberikan stempel serta tandatangan setelahnya.
Ada beberapa hal yang penting, dan harus segera ditinjau pada daerah kekuasaannya. Belum lagi dirinya sibuk dengan rencana demi rencana yang sudah disusun untuk kaisar.
Wajah tuanya masih terlihat tampan, walau ada kesedihan mendalam karena sang putri belum juga bisa ditemukan. Rasa khawatir dalam hatinya tak bisa diukur dengan apa pun, hanya saja, karena tanggung jawab besar ia tak bisa menggila karena kekhawatirannya sendiri.
Bukan karena putrinya tidak penting, tapi ia juga harus bertanggung jawab penuh pada semua orang yang berada dalam naungan Montpensier. Yah, begitulah. Selain sebagai kepala keluarga, penguasa wilayah, dia juga seorang ayah yang memiliki rasa kasih sayang sangat besar pada anaknya.
Tok ...
Tok ...
Tok ...Suara ketukan pintu menggema, membuat Duke mengalihkan perhatian, dan melepaskan kacamata yang ia kenakan.
“Masuk,” ujar Duke dengan suara agak nyaring.
Klek ...
Pintu pun terbuka, seorang ksatria masuk, lalu memberikan salam penghormatan kepada Duke.
“Salam, Paduka.”
“Laporkan,” ucap Duke. Ia menatap lawan bicaranya, menunggu informasi yang orang tersebut bawa dengan cukup sabar.
“Saya mendapatkan informasi saat ke Desa Vernox. Tuan Putri sempat menyewa penginapan di sana, tapi, dia tidak terlihat keluar dari penginapan setelahnya. Saya dan beberapa orang sudah menggeledah penginapan tersebut, tidak ada jejak Tuan Putri sama sekali.”
Duke menatap aneh. “Bagaimana kau bisa sangat yakin jika itu putriku?”
“Pemilik penginapan mengatakannya, saya menunjukkan lukisan Tuan Putri yang ada dalam liontin milik Paduka, dan dia mengkonfirmasi jika memang benar Tuan Putri pernah menginap di sana. Tapi, orang itu mengatakan jika Tuan Putri tidak pernah keluar lagi dari penginapan setelahnya.”
Informasi itu semakin terasa tidak meyakinkan, tapi, Duke juga tak mungkin mengambil kesimpulan singkat. Hanya saja, bukankah akan ada orang yang mirip?
“Waktu itu pakaian yang dikenakan tertutup, tapi iris matanya berwarna amber, dan rambut yang sedikit terlihat berwarna merah. Dan tamu itu datang sesuai dengan jarak normal Linion ke Desa Vernox.” Ksatria itu lantas mengeluarkan kalung dari sakunya, ia memberikan kepada Duke. “Paduka, saat saya mencari informasi sekitar, saya menemukan kalung ini. Bukankah ini milik Tuan Putri?”
Melihat untaian kalung itu, Duke langsung menatap lekat. Ia sangat ingat jika kalung tersebut adalah salah satu perhiasan yang diberikan Putra Mahkota sebagai hadiah pertunangan, kalung yang sangat disayangi anak perempuannya. Tangannya terulur, meraih kalung itu dengan sedikit gemetar.
Tidak salah lagi, itu kalung Luisa Montpensier. Cukup sering digunakan, dan hanya ada satu di Kekaisaran. Kalung yang dibeli saat lelang pada malam ketika anaknya pergi bersama Putra Mahkota, dan hadiah pertama sejak pertunangan.
Penjelasan itu membuat Duke membelalakkan mata, ia berdiri. Jika informasi lengkap seperti itu, bisa sangat yakin jika itu adalah Luisa Montpensier, putri kesayangannya.
“Paduka, jejak yang saya temukan berhenti di penginapan itu saja. Tidak ada yang lebih lanjut lagi,” ujar orang tersebut. Dia terlihat cukup menyesal, tapi, memang seperti itu adanya.
Tidak ada lagi informasi tentang tamu itu, orang yang menghilang tanpa pernah keluar dari kamar penginapan sekali pun.
Walau informasi berakhir dengan jalan buntu, Duke merasa cukup senang. Ia akan mencari jejak lain, semoga saja semua bisa ditemukan dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's daughter's revision
FantasySeorang penulis mati karena kecelakaan, tapi sungguh sial karena jiwanya merasuki salah satu karakter antagonis di novelnya sendiri. Novel dengan penggemar paling banyak, dan novel yang akan membuatnya mengalami kematian kedua. Karena tidak ingin m...