RAHASIA DUKE CRANBERRY

896 58 10
                                    

Plak ... 

“Sudah aku katakan, jangan keluar dari kamarmu! Kenapa kau masih saja tidak menurutiku. Dasar anak haram! Kau benar-benar membuatku pusing! Anak pelayan sepertimu harusnya bersyukur karena aku bersedia mengakui sebagai ibumu! Cih ... menjengkelkan sekali! Kau sama sekali tidak berguna, kau anak wanita rendahan!”

“Maaf Duchess, saya benar-benar tidak berniat demikian. Saya hanya keluar karena ada beberapa hal yang sangat penting. Maafkan saya, maaf.”

Plak ...

Wanita berambut panjang dengan warna perak itu kembali mendapatkan tamparan yang keras, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar, dan tubuhnya juga gemetar. Dia hanya keluar karena mencari obat untuk adiknya, dia tidak berniat buruk, dia melakukan hal itu juga karena tidak ada satu pun orang yang bisa dimintai pertolongan.

Peringatan Duchess Cranberry ia abaikan untuk keselamatan adiknya, sekarang yang bisa dilakukan olehnya hanya menahan semua hinaan dan kekerasan yang didapat.

Walau pun berat, ia harus bisa terus hidup. Jika ia melakukan hal bodoh, maka adiknya juga akan mengalami kesulitan. Meski pun mereka bukan saudara satu ibu, tapi mereka berbagi nasib yang sama. Ibu mereka hanya pelayan yang melayani Duke Cranberry, dan naasnya mereka pun terlahir.

“Ada apa lagi ini?” Duke yang mendapatkan laporan dari sang bawahan pun sudah tiba, ia menatap ke arah istrinya yang sedang berkacak pinggang sambil menatapnya sengit. “Istriku, ada apa lagi? Kenapa wajahmu terlihat buruk sekali?”

Duchess yang mendengar pertanyaan suaminya lantas menunjuk ke arah anak tirinya. “Karena anakmu dan wanita pelayan itu, hari-hariku semakin sulit. Aku sudah mengakui dia sebagai anak, dan itu demi keluarga ini. Tapi apa balasannya? Dia sama sekali tidak berguna, dia melanggar perintahku! Didik anakmu, jangan libatkan aku lagi.”

Setelah ucapan itu, Duchess pun langsung keluar dari ruangan. Derap langkahnya menggema begitu seram, belum lagi suasana yang hening membuat segala hal semakin mencekam.

Duke menatap putrinya. “Merepotkan! Jika kau saja tidak bisa mendengarkan Duchess, bagaimana aku bisa mengirimmu ke rumah suamimu, hah? Setidaknya kau lebih berguna, jangan hanya menyusahkan saja!”

Mendengar ucapan sang ayah, tentunya wanita itu sakit hati. Tapi, dia bisa apa? Benar, dia hanya anak haram, dari seorang pelayan, dan dia harus bersyukur karena Duchess mengakuinya sebagai seorang anak. Jika tidak, ia akan direndahkan orang di luar sana, belum lagi dia tidak akan bisa mendapatkan tempat yang layak. Ia hidup hanya sebagai pajangan bagi keluarga Duke, dia suatu hari nanti akan dijual ke keluarga bangsawan lain.

Ya, anak perempuan adalah harta yang akan dijual dengan harga tinggi, dan ia termasuk di dalamnya. Tapi, apa dia bisa hidup dengan baik setelah itu? Ia rasa tidak! Kehidupan bahagia hanya sebagai angan tak berarti saja, harus ia kubur dalam-dalam.

Pada saat ia ingin mengangkat kepalanya lagi, suara ketukan pintu menggema. Duke lantas meminta orang itu untuk segera masuk, menyampaikan hal yang membuat pintu itu harus diketuk dengan terburu-buru.

“Paduka, saya membawa pesan dari Yang Mulia. Beliau ingin bertemu dengan Anda,” ujar kepala pelayan. Pria itu melirik anak majikannya yang tengah tersungkur di atas lantai, rambut perak terlihat agak berantakan, dan kepalanya tertunduk.

“Hah, baiklah.” Duke melirik putrinya, ia kemudian memijat kepalanya yang terasa berdenyut. “Kita akan bicara setelah ini, Ellena.”

Ellena Cranberry, anak Duke Cranberry dengan seorang pelayan. Ibunya langsung dibunuh oleh Duchess, dan dia diakui sebagai anak kandung sang Duchess yang tidak ingin nama baik keluarga tercoreng sebab kelakuan suaminya.

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang