SEPASANG KEKASIH?

2.9K 171 31
                                    

Aku tak tahu apa yang terjadi sekarang, tapi ini terasa aneh. Semalam, aku bisa melihat jelas wajah memerah Grand Duke, dia juga begitu gugup saat bicara padaku. 

Entah apa yang membuatnya seperti itu, beruntung saja aku menggunakan penutup mata ini sehingga ia tak bisa menyadari jika aku sedang melakukan pengamatan.

Tapi, jika dipikirkan lagi, wajahnya yang seperti itu juga tampan. Yah, aku mengakui jelas jika Grand Duke lebih tampan daripada Putra Mahkota. Padahal aku tak pernah menuliskan deskripsi tentangnya di novel, lalu juga hanya sekali saja memunculkan Grand Duke pada alur cerita.

Banyak sekali yang berubah sekarang, hanya dengan menolak pernikahan dengan Putra Mahkota, semuanya semakin kacau. Niat awalku hanya ingin bebas dari kematian, tapi malah niat itu memecahkan semua yang telah aku atur sejak dulu.

Kadang aku berpikir juga, bagaimana jika aku tetap menikah dengan Putra Mahkota dan menyingkirkan tokoh wanita utama? Hum ... mungkin itu sulit, karena biasanya tokoh utama akan mendapatkan plot armor yang kuat.

Oke, ini membuatku pusing. Aku sekarang sedang terjebak dalam situasi yang sulit, dan itu semua karena tokoh ciptaanku sendiri. Putra Mahkota sialan itu, bisa-bisanya dia menyebarkan banyak informasi tentangku, lalu mencariku.

Lupakan sejenak tentang Putra Mahkota menyebalkan itu, sekarang ada lebih banyak masalah yang harus aku selesaikan. Sungguh, kenapa hidupku menjadi begitu melelahkan? Mimpiku hanya berkeliling dunia ini, melihat banyak pria tampan, hidup dengan baik menggunakan harta warisan Duke Montpensier.

Oh, ya! Kembali pada situasi dan kondisi saat ini.

Pada saat aku sedang termenung, ketukan pintu mengganggu. Aku kesal, tapi tak bisa diungkap begitu saja. Saat ini kami tengah berada di kastil Baron Vixari, salah satu pengelolaan wilayah milik Grand Duke. Aku yang berperan sebagai orang buta jelas memerlukan beberapa bantuan orang lain, baik itu mandi, makan, ke kamar kecil, dan hal remeh lainnya.

Hah, jika hanya ada Grand Duke dan ketiga kstaria aku bisa bebas. Masalah semakin banyak seiring berjalannya waktu, dan membuat pergerakanku semakin menyempit.

“Lady, apa Anda sudah bangun?”

Suara itu milik pelayan di kastil ini, mereka pasti mendapatkan perintah untuk membantuku bersiap-siap. Oh Tuhan, jika mereka melayaniku, maka aku akan ketahuan berpura-pura buta. Tapi, jika aku tidak dilayani, kecurigaan tentunya akan ada.

Bagaimana seorang wanita buta bisa mandi dan mengganti pakaiannya sendiri?

“Lady, apa Anda baik-baik saja?”

Lagi dan lagi suara pelayan tersebut terdengar. Kali ini cukup panik, sampai ketukan pintu juga agak kasar.

“Masuklah,” ujarku sambil berpura-pura duduk dengan tatapan mata yang kosong menatap dinding kamar. Drama menjadi orang buta dimulai lagi, aku harus kuat walau mataku terasa agak kering karena tidak mengedip sedikit pun saat ada orang.

Pintu ruangan pun terbuka, empat orang wanita dengan baju pelayan masuk. Wajah mereka terlihat tidak begitu ramah, dan mereka juga tidak ikhlas melayaniku.

Hei, apa yang kalian pikirkan? Apa kalian pikir aku benar-benar buta sampai kalian memasang wajah mengerikan seperti itu? Jika kalian lebih cantik dariku, mungkin akan enak dipandang mata. Masalahnya kalian lebih jelek, bahkan dari anjing peliharaanku di apartemen dulu.

Ah, menyebalkan! Aku ingin sekali memanggil pelayan pribadiku, tapi jika melakukan hal tersebut tidak ada gunanya juga aku berada di sini.

“Selamat pagi, Lady. Apa tidur Anda nyenyak?”

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang