RENCANA

2.7K 195 20
                                    

Hari yang baru sudah tiba, hangat matahari pagi menyusup dari celah-celah jendela. Sungguh mengagumkan, bahkan hawa dingin karena embun malam musim gugur pun tidak terasa. 

Ini sudah dua hari sejak Luisa melarikan diri, dan dua hari itu pula Leonite seperti orang gila.

Dia mencari keberadaan Luisa di sekitar, tapi tidak juga membuahkan hasil. Dia memeriksa semua pelayanan yang ada di vila, mencurigai ada mata-mata Putra Mahkota.

Yap, benar, Leonite curiga juga Luisa Montpensier telah diculik oleh Putra Mahkota. Anggapan demi anggapan terus menghantuinya, sampai ia sendiri tidak bisa berpikir dengan jernih.

Tidak mungkin Luisa melarikan diri di tengah guyuran hujan yang deras, jika pun melarikan diri, adiknya pasti meninggalkan pesan dengan baik. Tapi, ini tidak ada satu pun pesan yang tertinggal.

“Tuan Muda, pencarian sudah dilakukan ke daerah sekitar yang dekat. Tapi, tidak ada satu pun informasi tentang Lady.”

Laporan dari salah satu ksatria terdengar tidak menyenangkan, membuat Leonite mengepalkan tinjunya begitu erat.

Bagaimana ini? Jika sampai ayahnya dan Matthias tahu, maka semua akan semakin berantakan. Dia bahkan sampai menunda kepulangan ke Ibu Kota, mengirim pesan pada sang ayah jika ingin beristirahat beberapa hari lagi.

Hah, jika memang dia tak bisa membawa adiknya pulang, minimal ia harus tahu di mana sang adik saat ini. Jika seperti sekarang, jangankan makan, bernapas pun ia tak bisa tenang.

“Apa kalian sudah mencari dengan benar?” Leonite yang baru bisa mengendalikan diri langsung berdiri, ia menghampiri ksatria yang melaporkan pencarian padanya.

“Benar, Tuan Muda. Kami sudah mencari dengan benar, bahkan para penduduk tahu jika orang yang kami cari, sama dengan orang yang dicari oleh pihak Putra Mahkota.”

“Apa? Antek-antek Putra Mahkota masih mencari juga?”

“Benar, Tuan.”

“Apa kalian yakin?”

“Kami sangat yakin, Tuan. Yang Mulia bahkan menempel banyak informasi fisik Lady di berbagai tempat, dan beberapa jam lalu ada pengumuman di alun-alun. Siapa pun yang berhasil membawa atau memiliki informasi akurat tentang Lady, maka mendapatkan gelar kebangsawanan dari Putra Mahkota.”

“Dia membuat adikku seperti buronan. Sungguh menyebalkan!”

“Tuan, antek-antek Putra Mahkota mengatakan jika Lady diculik dan saat sampai di markas sang penculik, Lady sudah melarikan diri. Mereka juga menambahkan jika tunangan Putra Mahkota, Lady Luisa Montpensier tersesat saat akan menyelamatkan diri.”

“Kebodohan macam apa ini? Akan semakin sulit menemukan Luisa, dia tak akan mau menampakkan diri karena kehebohan yang Putra Mahkota lakukan.”

Sejenak Leonite tersadar, ia lantas tertawa. Apa ini? Putra Mahkota yang ia kira sudah mendapatkan adiknya, ternyata masih menebar banyak tikus untuk melacak. Jadi, benar, pergi di tengah malam tanpa pesan apa pun adalah hal yang dilakukan Luisa.

Tidak salah lagi, ini adalah hal mengejutkan. Adiknya yang selalu menurut, malah memberontak dan pergi diam-diam. Sepertinya cinta pada Putra Mahkota sudah melewati batas, sampai cinta itu berubah menjadi benci, lalu membuat adiknya yang manis berlaku sangat bar-bar.

Belum lagi kelakuan Putra Mahkota yang menyebarkan banyak orang, seakan bukan mencari adiknya, tapi meminta Luisa yang jelas-jelas melarikan diri agar bersembunyi.

Apa dia harus memukul kepala Putra Mahkota sampai pecah? Hah ... sudahlah! Sejak awal memang Putra Mahkota tidak cocok untuk Luisa Montpensier yang sempurna.

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang