BERKUMPUL KEMBALI

1.1K 79 59
                                    

Semua orang berkumpul, berbaris rapi dari pintu masuk sampai pada tangga yang pertama kali terlihat saat memasuki ruang kastil. Mereka memasang wajah penuh senyum, mata yang berbinar karena rasa senang. 

Hari ini, Dewi Musim Semi akhirnya kembali. Menebar kebahagiaan pada musim dingin yang perlahan datang bersama butiran salju, membuat suasana yang suram seketika menjadi cahaya yang serat akan kebahagiaan.

Para pelayan sudah sangat merindu, dan pada saat kereta kuda berhenti, jantung mereka pun berdegup kencang. Di dalam sana, seorang wanita bangsawan kelas atas sedang duduk. Wanita yang menjadi sumber kebahagiaan, dan pusat dari semua cinta yang dimiliki setiap anggota keluarga.

“Akhirnya, Lady kesayangan kita kembali.”

“Benar, akhirnya Tuan Putri kita pulang. Saya sangat merindukan Beliau!”

“Beliau sudah lama berada di luar, saya merasa sangat rindu melayaninya.”

Bisik-bisik para pelayan bagai nyanyian para peri, mereka terlihat semakin bahagia kala pintu kereta dibuka.

Duke Montpensier segera berdiri dengan tegap di depan pintu kereta, mengulurkan tangan, lalu wajah senang ia pasang. Rasa bahagia tak bisa disangkal lagi, dan perasaan itu membuncah kala putri kesayangannya menyambut tangan itu dengan senyuman.

Digenggamnya tangan sang putri. “Selamat datang, putri kecilku.”

Dari sana, keluar sosok yang menjadi poros dari kerinduan mereka. Wanita dengan rambut merah panjang, dan iris amber menyilaukan. Gaun berwarna biru menghiasi tubuh langsing itu, hiasan pada gaun yang bermandikan kristal kecil pada bagian rok menjelma seperti bintang-bintang.

“Terima kasih, Ayah.”

Di antara para pelayan, Clarie, pelayan pribadi wanita itu terlihat amat sangat terharu. Rasa rindunya yang menggebu-gebu membuat air mata yang tertahan tumpah-ruah. Wanita yang sangat ia kagumi, majikan yang begitu dirinya rindukan, Lady Luisa Montpensier yang sangat ia cintai, akhirnya ... akhirnya ia bisa bertemu lagi.

“Selamat datang, Tuan Putri.”

Ucapan itu diucapkan serentak, semua orang membungkuk, memberikan hormat yang lama tidak mereka lakukan untuk putri satu-satunya kastil tersebut.

“Terima kasih. Angkat kepala kalian, dan jangan berwajah murung.” Luisa memberikan perintah yang tegas, namun tetap terasa lembut.

Ah ... dengarlah lantunan suara yang merdu itu. Benar-benar menyihir setiap individu yang mendengarnya, membuat perasaan tenang memeluk masing-masing orang dengan erat. Mereka mabuk kepayang akan pesona Luisa yang agung, merasa diberkati hanya dengan kehadiran Luisa yang mereka cintai.

Berkat Dewi Psyche seakan menghujani mereka, memberikan gejolak perasaan menggebu-gebu untuk terus dan terus memuja Tuan Putri yang baru saja tiba.

“Luisa, mari kita masuk.” Duke yang berperan sebagai escort bagi sang putri merasa bangga, ia melirik kedua putranya yang memasang wajah masam. Tidak bisa dipungkiri lagi, hari ini benar-benar indah. Meski pun ia merasa suram karena kehadiran Grand Duke di kehidupan anaknya, pada kenyataannya juga ia merasa bangga karena pria itu bertekuk lutut untuk putri kesayangannya. Intinya, Duke Montpensier sangat bahagia karena Grand Duke menjadi budak cinta.

“Baik, Ayah.” Luisa memasang senyuman, matanya menatap setiap orang yang berbaris rapi pada sisi kiri dan kanan. Wajah-wajah mereka tak bisa ia ingat dengan baik selama ini, tapi, Luisa yakin mereka orang yang setia hanya dari tatapan mata.

“Ayah, lain waktu aku yang akan menjadi escort untuk Luisa.” Leonite menghela napas, ia melirik Matthias yang baru saja akan angkat suara. “Tentunya giliranmu setelah aku. Jadi, jangan memotong antrean Matthias.”

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang