CINTA ATAU OBSESI

3K 162 6
                                    

Setelah acara minum teh di ruang tamu kastil keluarga Baron Vixari, masing-masing tamu telah berada di kamarnya masing-masing. Mereka beristirahat dengan tenang, dan merebahkan tubuh dengan nyaman di atas ranjang. 

Malam yang sunyi rasanya cocok untuk berkhayal, tak terkecuali Grand Duke. Pria itu memejamkan mata beberapa menit lalu, tapi dia tak bisa tidur sama sekali.

Setelah mengantar Luisa ke kamar tidur tamu, dirinya juga memasuki kamar tamu yang lain. Tapi, kali ini ada hal yang semakin aneh pada hatinya. Ia menjadi gila akan pikiran, hati, dan hasrat untuk memiliki.

Sejak mengamati iris amber Luisa, Grand Duke semakin kehilangan arah. Dia ingin mengurung wanita itu, menikmatinya sendiri. Ia ingin memiliki Luisa Montpensier bahkan sampai pada titik satu per satu helai rambut wanita tersebut.

Apa itu cinta? Entahlah, Grand Duke tidak tahu pasti dengan perasaan itu. Ia hanya ingin menjadi egois, dan keegoisan itu ingin segera ia wujudkan. Ia tidak pernah merasakan cinta, atau tahu tentang perasaan tersebut. Kasih sayang yang diberikan oleh mendiang Permaisuri pun ia anggap sebagai sebuah kewajiban belaka, lalu perhatian orang-orang padanya jelas karena perbedaan status di antara mereka.

Tapi, bagaimana merantai kaki Luisa agar selalu dekat dengannya? Wanita itu menginginkan kebebasan, tapi ia sungguh tak rela jika Luisa bebas seperti burung, dan menghilang darinya bagaikan angin.

Apa dia terobsesi pada Luisa? Bisa jadi begitu, karena wanita itu membuat pengendalian dirinya makin melemah. Keadaan saat ini bagai berjalan di atas es tipis, dan bisa saja ia jatuh jika tidak berhati-hati. Perasaan seperti ini tidak pernah ia rasakan sebelumnya, selama ini ia hanya merasa perlu memenuhi kewajiban, itu pun tidak melibatkan perasaan.

Perasaan? Apa itu perasaan? Grand Duke bahkan tak tahu apa hal tersebut benar-benar ada. Selama ini ia hanya melakukan sesuatu sesuai kehendak, jadwal yang tersusun, dan sekali lagi kewajiban.

Hah ... Grand Duke membuka mata, ia menatap langit-langit ruangan sambil terus merenung. Yang membuat terhipnotis memang iris amber itu, tapi ia juga tak bisa memungkiri jika sosok dan aroma tubuh Luisa menarik minatnya.

Apa yang harus ia lakukan?

Grand Duke merasa kepalanya begitu berat. Setelah memikirkan keegoisan, saat ini bayangan Putra Mahkota melintas dengan sangat tidak sopan.

Oh, ayolah! Dia ingin saudaranya berhenti, tidak mencari wanita incarannya. Dia merasa tak rela walau orang lain hanya memikirkan Luisa. Tapi, apa dia punya hak membatasi orang lain memikirkan Luisa?

Itulah yang menjadi masalah utamanya saat ini. Sepertinya, ia harus bertanya bagaimana cara menangkap buruan manis seperti Luisa Montpensier. Rusa betina itu harus jatuh ke dalam dekapannya, tak akan ada hutan yang lebih indah daripada hutan miliknya.

Menjerat wanita itu jauh lebih berguna sekarang, dan itu bertujuan agar Luisa tidak harus melarikan diri lagi. Ya ... menjerat Luisa Montpensier. Ia harus melakukan itu dengan cara perlahan, tapi dia juga tak bisa melakukannya dengan cara terang-terangan.

Pada saat Grand Duke ingin lebih mendalami pikirannya, suara ketukan pintu menggema. Membuat pria tersebut mengalihkan fokus, lantas ia pun langsung beranjak dari ranjang dan membukakan pintu.

“Selamat malam, Yang Mulia.”

Pria itu diam, wajahnya masam. Apa yang dilakukan anak gadis Baron Vixari di hadapannya? Apa gadis itu tidak bisa membaca waktu? Ini sudah sangat larut, apa pantas Bangsawan perempuan mengetuk kamar Bangsawan laki-laki?

“Apa saya mengganggu Anda?” Suara lembut mengalun, bibir yang dipoles lipstik berwarna peach, dan tatapan mata kala bicara terlihat menggoda.

Ingin sekali Grand Duke berteriak di depan wajah itu, ia ingin menyerukan rasa tak suka dan jengkel tahap akhir pada hatinya.

Tapi ...

“Yang Mulia?”

Grand Duke menyeringai, ia kemudian menatap tajam gadis itu. “Lady Vixari sepertinya sangat paham masalah ini. Apa saya boleh meminta saran?”

“Ya?” Raut wajah gadis itu terlihat bingung, ucapan Grand Duke tidak ada hubungannya dengan godaan yang ia lancarkan.

Hanya saja ...

“Meminta saran? Apa Yang Mulia sangat yakin pada saya?”

“Tentu saja, Lady sudah menunjukkan usaha. Apa saya harusnya tidak yakin?”

“Tidak. Bukan begitu maksud saya, Yang Mulia. Saya hanya terkejut saja.”

“Sebagai seorang Lady, apa yang Anda sukai? Atau, apa yang Anda harapkan saat menyukai seseorang?”

Apa yang Grand Duke ucapkan menjadi sinyal hijau, anak Baron Vixari itu langsung menatap penuh minat. Dalam otaknya berpikir jauh, dan tertarik pada satu kesimpulan semu.

‘Grand Duke menyukaiku! Dia bertanya pasti untuk menjeratku.’ Yah, itulah yang ada pada otak Elliza Vixari. Gadis itu salah paham, buta akan keadaan, dan merasa sudah mendapatkan.

“Bisakah kita bicara di dalam, Yang Mulia. Saya rasa akan lebih nyaman.”

Melihat senyum malu-malu Elliza Vixari, Grand Duke mengalihkan tatapannya. Ia yakin sekali jika perasaan tertarik pada Luisa memang benar karena wanita itu spesial, bahkan sekarang Elliza Vixari menggodanya dengan pakaian tak sopan, lalu yang lebih aneh dia merasa jijik.

“Yang Mulia?”

“Saya rasa bicara di dalam kamar bukan sesuatu yang sopan. Apa Lady punya tempat yang lebih nyaman? Seperti, tempat rahasia?”

Kata ‘tempat rahasia’ membuat Elliza menggila, jantungnya berdegup kencang, kesenangan membuncah, dan ia salah tingkah. Wajahnya memerah, banyak hal aneh yang merasuki pikirannya. Tempat rahasia bersama Grand Duke? Itu sesuatu yang luar biasa.

“Tidak ada?” Grand Duke memasang wajah kecewa, sekilas ia juga melirik Elliza.

“Tentu saja ada. Jadi, apa kita bisa pergi sekarang?”

“Besok,” balas Grand Duke singkat. Ia mengulas senyum palsu, dan mendorong lembut tubuh Elliza yang begitu dekat dengannya. “Sekarang pergilah, Lady. Saya ingin beristirahat, lelah, dan ngantuk. Apa Lady tidak ingin bertemu saya dalam keadaan yang jauh lebih segar?”

Lagi dan lagi kata ‘segar’ membuat Elliza berpikir jauh, ia lantas menganggukkan kepalanya. Seperti seekor anak anjing, ia menjadi sangat penurut.

“Selamat malam, Yang Mulia. Semoga Anda bermimpi indah, dan ... sampai jumpa besok. Saya akan mengirim pelayan pribadi saya untuk menuntun Anda ke tempat itu.” Elliza mengedipkan satu mata, terlihat genit kepada Grand Duke. Ia menyukai setiap kata ambigu yang pria itu lontarkan, bahkan, dirinya sudah bersiap dengan semua keindahan dari kata-kata itu.

“Baiklah, selamat malam juga, Lady.” Grand Duke tanpa berlama-lama langsung menutup pintu. Pada saat pintu sudah terkunci, pria itu mengendus-endus sisa wewangian dari tubuh Elliza yang tertinggal di sekitar. “Ck ... mencokok sekali. Aku ingin muntah!”

Dalam sekejap pria itu melangkah cepat ke kamar mandi, ia langsung membersihkan tubuhnya, bahkan muntah karena memang aroma itu sungguh tajam dan memuakkan.

“Gadis itu gila!” Setelah ucapan itu, Grand Duke benar-benar merasa trauma, tapi ia juga harus bertemu tatap dengan Elliza besok pagi.

Ia harus mendapatkan pemikiran Elliza, karena biasanya hanya wanita yang tahu seperti apa perangkap yang mereka mau. Yah, semoga saja itu bisa membantunya mendapatkan Luisa Montpensier secara sempurna.

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang