Malam pun tiba, rombongan Grand Duke memutuskan untuk singgah di salah satu desa kecil. Mereka berkunjung ke tempat pengelola wilayah itu, lalu membicarakan beberapa hal penting lainnya.
Desa Elenian, salah satu desa kekuasaan Grand Duke dan wilayahnya kecil, desa itu juga memiliki tanah yang subur. Pengelola tempat itu adalah Baron Vixari, tidak cukup terkenal, tapi termasuk bangsawan yang hidup berkecukupan.
Malam ini mereka beristirahat di kastil kecil milik Baron, penyambutan tamu yang mendadak jelas membuat Baron Vixari serta keluarga begitu kaget. Tak pernah terpikirkan untuk mereka jika tamu akan datang, apalagi seorang Grand Duke, tamu yang begitu penting.
Tempat yang disediakan cukup nyaman, orang-orang di sana sudah pasti sangat ramah pada mereka semua. Wajar, bukan? Status Grand Duke sangat tinggi dibandingkan Bangsawan lainnya, kekuasaan bahkan juga besar. Tidak hanya itu, Grand Duke bahkan bisa saja berubah menjadi Putra Mahkota.
“Saya minta maaf atas kunjungan mendadak ini.” Grand Duke tersenyum kecil, ia meletakkan cangkir teh di atas piring tanpa membuat bunyi sedikit pun.
Sikapnya yang elegan membuat orang-orang kagum, bahkan anak perempuan Baron tak bisa mengalihkan tatapannya dari Grand Duke.
Luisa melihat semuanya, ia jelas tahu bagaimana perasaan gadis itu pada Grand Duke. Ada ketertarikan yang besar, ambisi yang sangat tajam, dan juga terlihat bisa melakukan cara apa pun agar tujuannya tercapai.
Tapi, yang membuat Luisa tak nyaman adalah tatapan permusuhan dari Putri Baron, ia tahu persis apa yang dipikirkan oleh gadis itu. Yah, wajar, semua orang akan salah paham dengan kedekatannya dan Grand Duke.
“Saya dan keluarga sama sekali tidak merasa terbebani, Yang Mulia. Kami justru merasa sangat beruntung karena Anda memilih berkunjung, bahkan beristirahat di kastil kecil kami ini.” Baron Vixari tersenyum ramah, matanya sampai menyipit karena senyuman terlalu lebar.
“Anda sungguh murah hati, Baron Vixari.” Grand Duke merasa senang, sikap ramah Baron Vixari yang begitu tulus membuatnya nyaman. Jarang-jarang ada penguasa wilayah kecil yang bersikap demikian, biasanya semua orang ingin menjilati telapak sepatunya demi mendapatkan sedikit perhatian.
“Yang Mulia,” sapa seorang wanita paruh baya. Masih terlihat garis wajahnya yang dulu cantik, tapi tatapannya terlihat agak berbeda.
Grand Duke menatap tepat pada mata wanita itu. “Ah, Baroness Vixari. Saya sampai melupakan Anda untuk sesaat, ada apa?”
“Perkenalkan, ini adalah putri saya, Elliza Vixari.”
Baron yang mendengar ucapan Baroness melirik tajam, ia tak menyangka jika istrinya akan mengambil celah guna mengenalkan putri mereka. Tindakan yang cukup bodoh dan berani, membuat pria paruh baya tersebut menahan napasnya beberapa detik.
Apa istrinya sudah gila? Bisakah jangan membuat keributan dengan cara memperkenalkan seorang anak pada Grand Duke?
Itu adalah hal yang lancang, Baron Vixari tak membaca rasa senang istrinya yang berlebihan sejak awal. Ia merasa malu, tapi ia juga tak tahu harus melakukan apa.
“Putri Anda lumayan cantik, Baroness.”
Luisa menelan ludah, memerhatikan Grand Duke dengan baik dibalik penutup matanya yang bisa melihat samar-samar.
“Salam, Yang Mulia. Saya Elliza Vixari, satu kehormatan bisa berkenalan dengan Anda.” Elliza memperkenalkan diri dengan anggun, ia terlihat sangat terlatih dalam etiket dasar. Wajahnya lumayan cantik, rambut cokelat dengan iris biru laut yang menawan.
Grand Duke tak menjawab, ia hanya mengangguk. Terlihat begitu dingin, ada juga gurat tak suka pada wajahnya. Luisa yang melihat itu jelas nyaris tertawa, tapi ia juga bertahan sebisa mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's daughter's revision
FantasiaSeorang penulis mati karena kecelakaan, tapi sungguh sial karena jiwanya merasuki salah satu karakter antagonis di novelnya sendiri. Novel dengan penggemar paling banyak, dan novel yang akan membuatnya mengalami kematian kedua. Karena tidak ingin m...