PRANG ...
Suara itu memekakkan telinga, membuat suasana menjadi dingin, dan aura suram menguasai dengan sangat brutal. Suara itu berasal dari gelas yang kini sudah hancur di sudut ruangan, pecahannya terberai dengan sadis.
BRAK ...
Kini pukulan keras mendarat dengan kejam di atas meja, membuatnya patah, lalu vas bunga yang ada di atasnya juga pecah.
Tapi, semua kekacauan itu tidak bisa menjadi obat pelipur lara. Bukannya puas, pria yang sejak tadi mengamuk kembali meraih benda lain, dan melemparkannya ke arah jendela.
PRANG ...
Suara pecahan kaca kembali menggema keras, kaca jendela tebal terlihat hancur juga. Angin malam yang dingin menyusup dari celah pecahan kaca jendela, membuat api pada perapian bergoyang-goyang.
“Y-Yang Mulia ... tenangkan diri Anda.” Viscount Tentrias yang melihat amukan Putra Mahkota menjadi ngeri, ia merasa nyawanya seperti sebutir telur di ujung tanduk. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya gemetar ketakutan.
“Apa? KATAKAN SEKALI LAGI, VISCOUNT!” Suara nyaring Putra Mahkota menggelegar, jelmaannya seperti kilat, dan senyaring suara guntur.
Viscount Tentrias hanya bisa menutup mulutnya saja, ia nyaris mengencingi diri sendiri karena Putra Mahkota menatapnya begitu tajam.
Menyeramkan! Sosok yang amat sangat membuat ngeri. Hah, seharusnya ia menyampaikan berita ini keesokan hari, tapi, karena Putra Mahkota memerlukan informasi yang cepat ia pun datang ke istana tanpa melihat waktu.
Putra Mahkota yang masih marah mengepakkan tangannya erat, ia berusaha meredam amarahnya yang membara. Informasi yang diberikan memang sangat berguna, bahkan informasi itu membuat pondasi pertahanan dalam dirinya runtuh seketika.
Luisa, tunangannya, dan kini malah menjadi kekasih tercinta adik kandungnya. Kenapa wanita itu bisa berlari ke pelukan Grand Duke? Dan yang lebih sialnya lagi, bagaimana ia bisa sangat tidak sadar akan hal itu?
Pria itu merasa dibodohi, ia tertawa keras. “Benar-benar keterlaluan!”
Viscount Tentrias menelan ludahnya lagi, berharap Putra Mahkota segera mengusirnya keluar. Ia benar-benar tak sanggup menyaksikan kekacauan yang ada, ia sangat amat ingin pergi dan bersembunyi di balik selimutnya yang tebal.
Siapa orang yang akan tenang setelah mendengar berita besar Grand Duke dan Luisa Montpensier?
Pasangan itu menggemparkan Kekaisaran, membuat semua orang menganga karena kaget pada kenyataan. Tidak cukup hanya mempertontonkan kemesraan di depan banyak orang, deklarasi Grand Duke yang juga akan ikut andil dalam pewarisan takhta sangat mengejutkan.
“Lalu, bagaimana Baginda Kaisar menanggapi semua itu?” Putra Mahkota yang akhirnya bisa menguasai diri terlihat lebih tenang, ia duduk kembali, tetapi wajahnya masih terlihat masam karena kesal.
“Menjawab Anda, Yang Mulia. Baginda Kaisar tidak terlihat kaget, sepertinya Beliau sudah tahu semua hal yang akan terjadi di aula pesta.”
Sejenak ... rasanya Putra Mahkota ingin berteriak, tetapi beruntun saja ia mengalihkan perasaan marahnya sambil mengepalkan tangan begitu kuat. Ia bisa membayangkan wajah Kaisar yang senang, belum lagi saat ini sang Kaisar malah bermalam di kediaman Grand Duke.
“Kau boleh pergi,” ujar Putra Mahkota pada akhirnya.
Viscount Tentrias yang mendapat izin untuk pergi segera membungkuk, ia memberikan salam hormat, lalu meninggalkan ruangan dengan cepat. Langkahnya terlihat sangat buru-buru, dia merasa seperti dikejar segerombolan hantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's daughter's revision
FantasySeorang penulis mati karena kecelakaan, tapi sungguh sial karena jiwanya merasuki salah satu karakter antagonis di novelnya sendiri. Novel dengan penggemar paling banyak, dan novel yang akan membuatnya mengalami kematian kedua. Karena tidak ingin m...