KEINGINAN

1.8K 125 23
                                    

Ini agak gila dari yang aku kira. Terjebak bersama Grand Duke, memulai hubungan tanpa rasa ketertarikan yang jelas, melarikan diri dari Putra Mahkota, dan aku menjadi seperti buronan kejahatan yang berat. 

Tujuanku sejak awal tidak terlibat sama sekali dengan keluarga Kekaisaran. Tapi, aku malah terkurung dalam pengawasan Grand Duke. Yah, dia tidak mengurungku, hanya melindungi. Maka dari itu aku ada di sini, menyamar sebagai putri Count dari negara lain, lebih parahnya berpura-pura jadi wanita buta.

Perlakuan orang-orang di sini sangat baik, mereka tidak tahu jika aku satu-satunya putri Duke Montpensier, bahkan bisa dibilang aku calon Permaisuri masa depan.

Lupakan masalah Permaisuri itu, karena tidak pernah sepintas pun aku memikirkan hal tersebut.

Pada saat sekarang, yang harus aku pikirkan adalah keselamatan. Putra Mahkota masih mencariku di seluruh sudut negeri, dan aku tak bisa melakukan segalanya dengan leluasa.

Aku tak mengerti dengan keinginan Diones, padahal dalam cerita aku jelas menulis dia sangat mencintai Gremory Luxian. Kenapa pada saat aku memberikan kesempatan agar mereka bersatu, hal menyusahkan terjadi dengan begitu mudah?

Apa Luisa yang asli terlalu rajin mengadu pada Tuhan?

Lalu, karena Tuhan menganggap aku adalah orang yang mengambil peran-Nya, doa dan permohonan Luisa dikabulkan?

Itu tidak masuk akal!

Tidak mungkin seperti itu, kan?

Hah, aku lelah dengan keseharian di tempat ini. Hanya duduk dan menikmati, lalu bermain drama dengan panggung yang aku buat sendiri.

Seandainya saja tidak terjepit dengan hari pernikahan, aku masih bisa tenang. Tapi, pada saat itu waktu sangat sempit, tidak mungkin menggunakan cara yang rasional demi membatalkan pernikahan juga pertunangan.

“Permisi, Lady. Saya membawakan minuman dingin untuk Anda,” ucap seorang pelayan.

Aku diam, mataku jelas tertutup kain hitam senada dengan gaunku saat ini.

“Terima kasih,” balasku sambil mengumbar senyuman.

Minuman itu diletakan tak begitu jauh dari pinggiran meja, dan aku sedang menunggu Madam Haizel. Yah, anggap saja wanita itu sebagai pengasuhku sekarang ini, orang yang bertanggung jawab saat aku berada di luar kamar.

“Lady, maaf membuat Anda menunggu. Saya baru saja selesai dengan beberapa urusan,” ujar Madam Haizel yang baru saja tiba di taman.

Ah, yah. Mengenai taman di kastil Grand Duke. Ini sangat indah, warna bunga juga beragam sama dengan jenisnya. Aroma harum dibawa angin, sangat menyegarkan dan menyenangkan. Andai saja aku tidak dalam kondisi seperti saat ini, maka aku akan menghabiskan waktu untuk berkeliling sendiri.

“Apa Anda perlu bantuan untuk minum?” tanya Madam Haizel.

Aku tersenyum kecil. “Jika itu bukan hal merepotkan, tidak ada penolakan.”

Hanya itu saja yang bisa aku jawab, bagaimana pun aku memang berpura-pura menjadi orang buta, dan harus mendapatkan bantuan dari sekitar.

Madam Haizel yang sudah mendapatkan persetujuan membantuku meraih gelas di atas meja, dengan sabar pula ia membantuku untuk minum.

“Terima kasih, Madam.”

“Senang bisa membantu Anda, Lady.”

Setelah itu aku diam sejenak, bingung harus mengangkat topik seperti apa. Dari yang aku lihat, wajah Madam Haizel sedang tak baik. Wanita itu terlihat memiliki banyak sekali pikiran.

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang