KENAPA TAK TERDENGAR?

1.9K 147 20
                                    

Malam pun tiba, kastil besar itu terasa kosong karena semua pelayan kembali ke tempat istirahat. Lorong-lorong dengan pencahayaan remang terasa dingin, suasana yang sunyi membuat sebutir beras jatuh akan terdengar bagai suara meriam.

Saat ini, kamar Grand Duke terlihat terang. Dua orang duduk saling berhadapan, lalu mereka juga terlihat serius.

“Madam Haizel orang yang hangat, kau beruntung punya pengasuh seperti dia.” Luisa meletakkan cangkir teh, ia lantas melirik ke arah jendela.

Grand Duke mengembuskan napas pelan. “Yah, aku beruntung. Ngomong-ngomong, tadi Madam Haizel memintaku untuk menugaskan dia di sampingmu.”

Luisa kaget. “Lantas, apa jawabanmu? Apa kau menugaskan dia?”

Bagaimana Luisa bisa tenang, ia sama sekali tak ingin drama menjadi orang buta terbongkar. Wanita itu merasa cemas, takut jika ketahuan maka ia akan dicap sebagai orang yang buruk.

“Hum, aku tidak menjawab. Tapi jika kau setuju, aku bisa melakukannya.”

“Jangan pernah!”

“Kau tak perlu bicara terlalu keras, aku akan mengabulkan semuanya dengan baik.”

Mendengar jawaban Grand Duke, Luisa merasa tenang. Ia kemudian kembali meraih cangkir teh, dan meminumnya dengan anggun. Sebenarnya, ada banyak hal yang dipikirkan wanita itu.

“Apa yang kau pikirkan?” Grand Duke meletakkan buku yang ia baca, pria itu bersandar dengan nyaman, memerhatikan Luisa dengan saksama.

Luisa balas menatap. “Lauren, apa kau akan percaya jika aku mengatakan hal gila?”

Pertanyaan Luisa membuat Grand Duke bingung. Tapi, pria itu juga tak bisa mengatakan jika ia tidak percaya, masalahnya, Luisa saja belum mengatakan apa pun padanya.

“Ah, kau pasti akan menganggapnya gila.” Luisa buang muka, entah kenapa ia merasa ada beban di bahunya sekarang.

“Bagaimana aku bisa tak percaya? Kau belum mengatakan sesuatu, tapi malah menarik kesimpulan. Hum, katakan, aku akan mendengarkan dengan baik.”

“Aku bukan Luisa Montpensier, dunia ini adalah dunia yang aku ciptakan dalam bentuk sebuah novel, entah kenapa aku bisa ada di sini, yang jelas sebelum merasuki raga Luisa Montpensier aku mati kecelakaan di duniaku.”

Wajah Grand Duke terlihat bingung, ia tak tahu apa yang Luisa katakan.

“Kau mendengarku?”

“Tidak, tadi kau sama sekali tidak bicara. Jadi, apa yang harus aku dengar?”

Luisa tak kalah kaget, ia baru saja mengungkap jati dirinya. Dia bicara cukup lantang, bahkan Grand Duke akan sangat mendengarkan suaranya.

Wanita itu berdiri, ia menatap Grand Duke dengan saksama. “Benarkah? Kau tidak berbohong, kan?”

“Tentu. Memangnya kau bicara apa, Luisa?”

Wanita itu terlihat memucat, ia tak percaya Grand Duke tak mendengarkannya. Lantas, haruskah ia mencoba lagi?

“Katakan apa yang ingin kau katakan,” ujar Grand Duke.

“Baiklah,” balas Luisa. Ia menghela napas, dan menenangkan diri sejenak. Kali ini, ia harap Grand Duke mendengarkannya. “Aku bukan Luisa Montpensier, aku adalah penulis novel dari dunia lain. Dunia yang kalian tempati ini adalah novelku, dan aku juga yang menciptakan kalian semua. Aku seperti Tuhan bagi kalian, tapi entah mengapa aku bisa terjebak dalam tubuh Luisa Montpensier. Terakhir aku mati kecelakaan di duniaku, lalu aku masuk ke raga ini saat meminta pembatalan pernikahan dengan Putra Mahkota.”

The Duke's daughter's revisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang