Luisa duduk sambil menatap ke arah pintu, Putra Mahkota belum menemuinya hari ini. Sepertinya sudah seminggu lebih ia bersama pria itu, dan selama itu pula Putra Mahkota selalu rutin menemuinya. Pria itu memperlakukannya dengan lembut, berkata manis, dan masih membujuknya untuk kembali bersama.
Tidak hanya itu saja, Putra Mahkota bahkan memasangkan cincin yang sempat ia buang. Entah bagaimana pria itu bisa menemukan cincin itu, yang jelas terakhir kali ia menjualnya saat pelarian dari Linion di Desa Vernox.
Luisa menghela napas panjang, ia lantas melihat ke arah tangannya. “Apa yang pria itu pikirkan?”
Wanita itu lantas menelan ludahnya, ia melepas cincin tersebut dan menatapnya lagi. “Dia terobsesi padaku? Tidak, tapi pada Luisa.”
Sekali lagi rasanya sesak mendera, membuat Luisa harus menyesal untuk yang kesekian kalinya pula. Andai ia tidak menulis novel yang tragis untuk karakternya, andai dia lebih bijaksana, maka sekarang tidak akan ada hal seperti ini.
Setelah sekian lama berpikir, pintu kamar Luisa diketuk dengan halus. Luisa sampai bingung siapa yang ada di depan sana. Itu bukan Putra Mahkota, pria itu tidak pernah mengetuk dan langsung bicara saat akan masuk.
“Masuk,” ucap Luisa setelah sekian ketukan yang berkumandang.
Pintu terbuka, menampakkan seorang wanita cantik dengan gaun biru terang. Gaun yang indah, apalagi rambut berwarna perak itu terlihat begitu anggun. Siapa wanita itu? Kenapa dia ada di sini? Siapa yang mengundangnya? Dan ... bagaimana orang asing itu bisa ada di kamarnya.
“Salam kepada Tuan Putri, saya Ellena Cranberry.”
Luisa mengerutkan kening. Ellena? Siapa wanita ini? Apa peran lain di novelnya?
“Ah, Anda pasti bingung. Saya pelayan baru yang diperkerjakan oleh Yang Mulia.”
Cranberry ... Luisa berpikir sejenak. Ia hanya menulis Duke Cranberry memiliki seorang putra, dan dua orang anak haram yang tidak pernah diungkapkan ke publik. Apa Ellena salah satu di antaranya?
“Tuan Putri?”
Luisa pun tersadar. “Ah, Ellena. Baiklah, terima kasih sudah mengenalkan dirimu.”
Luisa melirik dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Apa wanita secantik itu diperkerjakan sebagai seorang pelayan? Penampilannya sangat mewah, apa ini bukan pelayan biasa?
“Maaf jika saya lancang, Tuan Putri. Saya ditugaskan untuk menemani Anda, dan saya berharap Anda tidak keberatan untuk itu.”
“Ellena, apa aku boleh bertanya beberapa hal padamu?” Luisa jelas tak ingin dihantui rasa penasaran, ia akan bertanya apa yang dia suka. Apa gunanya membatasi diri? Toh, dia perlu banyak tahu tentang karakter baru yang muncul di depannya.
“Anda bisa menanyakan apa saja pada saya, Tuan Putri.”
Pada saat Luisa ingin bertanya, ia harus mengurungkan hal itu.
“Luisa, apa aku boleh masuk?”
Itu suara Putra Mahkota, pria yang memperkerjakan wanita di depannya. Baiklah, dia harus menunda pertanyaan untuk wanita itu saat ini.
“Ya, masuklah.”
Pintu yang sudah ditutup rapat oleh Ellena beberapa waktu lalu pun terbuka, Putra Mahkota terlihat masuk dengan bunga mawar putih di tangannya.
“Salah kepada Yang Mulia,” sapa Ellena sambil membungkuk.
“Ellena Cranberry, aku senang kau sudah tiba. Mulai hari ini kau akan menjadi pelayan tunanganku, dan menjadi temannya juga. Aku harap kau memenuhinya harapanku.”
![](https://img.wattpad.com/cover/371300373-288-k746065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's daughter's revision
FantasySeorang penulis mati karena kecelakaan, tapi sungguh sial karena jiwanya merasuki salah satu karakter antagonis di novelnya sendiri. Novel dengan penggemar paling banyak, dan novel yang akan membuatnya mengalami kematian kedua. Karena tidak ingin m...