Found That (Tega)

423 64 60
                                    

Dain yang sudah kebelet pipis memilih kamar mandi secara asal, ia tidak bertanya atau sekedar membaca bahwa toilet dirumah Asa dibagi menjadi 2 bagian, yang satu untuk para tamu, sedang yang satunya lagi untuk para anggota keluarga ini.

Karena sudah tak tahan, dengan tergesa-gesa Rora main masuk saja kedalam toilet, tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang juga ikut masuk dan sengaja menunggu gadis tersebut tepat didepan pintu.

Dialah Enami Asa, si empunya acara dan juga anak dari kediaman keluarga Jepang. Entah memang ini hanya sebuah kebetulan yang menguntungkan, atau memang sudah menjadi takdir yang mendatangkan ujian perdana bagi hubungan Dain dan Ahyeon.

Flashback On

15 menit yang lalu, Asa telah berkumpul dengan para rekan kerjanya, ia memang tidak bohong soal ini, dirinya memilih untuk berbaur dengan rekan kantornya karena ada sebuah project yang harus mereka bahas.

Meski sedang "rapat santai", nyantanya perhatian Asa tak bisa lepas dari gadis yang saat ini masih memenuhi isi relung hatinya, Dain terlihat bahagia dan bersenang-senang bersama kekasihnya, dan juga bersama kedua sahabatnya yaitu Ruka dan Pharita.

Dari jarak 6 meter, kedua mata Asa menatap lekat ke arah meja, tempat dimana anggota genk nya berkumpul.
Meski hari ini adalah hari ulangtahunnya, hari spesial yang membuatnya tampak bahagia dan mengulas senyumnya sejak tadi, tapi perasaannya tetap tidak bisa dibohongi, ia masih kecewa dan merasa sangat sakit hati dengan Ahyeon.

Ia tak bisa melupakan kekalahannya begitu saja, namun sebisa mungkin ia menyembunyikan kekecewaannya agar rencana yang ia susun sedari kemarin tidak tercium sedikitpun oleh sahabat-sahabatnya, terutama Pharita.

Sebab dari ketiga karibnya tersebut, Pharita merupakan sosok paling "perasa" dan yang paling sulit dimanipulasi, jadi ia harus berhati-hati agar gadis berdarah Thailand itu tak bisa membaca gelagatnya.

Entah setan apa yang merasuki hati dan pikiran Asa, setelah ia pulang dari kedai tadi malam, dirinya langsung menangis sejadi-jadinya didalam mobil.

Pikirannya kalut, hatinya serasa hancur berkeping-keping karena harus menerima kenyataan, bahwa gadis yang ia sukai, yang selama ini ia incar, ternyata sudah direbut secara mutlak oleh sahabatnya sendiri.

Asa benar-benar sedih malam itu, ia tak pernah merasa sepatah-hati ini hanya karena seseorang yang bahkan belum lama ia kenal. Dan untuk menenangkan perasaannya yang tengah kacau, ia pun memilih untuk mampir sebentar ke sebuah Bar yang ada dipusat kota.

Sesampainya disana, Asa langsung memesan sebuah Red Wine dengan kadar alkohol yang lumayan tinggi. Ia sepenuhnya sadar dengan apa yang ia lakukan, tidak seharusnya ia datang ke tempat semacam ini, disaat besok mestinya ia bisa tampil prima dan harus terlihat baik-baik saja karena besok adalah hari ulangtahunnya, hari yang penting baginya.

Tapi apa mau dikata? Perasaannya yang sakit itu seolah mengusir seluruh akal sehatnya untuk tetap berada pada garis moral. Ia sudah tak peduli jika besok ia kelihatan kusut, kurang tidur, atau semacamnya. Yang terpenting bagi Asa hanyalah, bagaimana cara ia bisa melarikan diri dari rasa patah hatinya, meski hanya untuk sesaat.

Usai memesan Red Wine, Asa mulai menenggak minuman tersebut dengan tergesa-gesa. Ia berpikir, semakin cepat ia minum, maka semakin cepat ia mabuk, dan semakin cepat pula ia bisa melepaskan seluruh perasaan galaunya.

Meski terbatuk-batuk dan merasakan panas pada tenggorokannya, Asa samasekali tak peduli, ia hanya fokus untuk melupakan bayang-bayang dimana Dain mengkonfirmasi bahwa ia dan Ahyeon memang benar telah menjadi sepasang kekasih.

"Ahyeon sialan!! Kau telah merebut gadis yang ku incar! Mengapa kau tidak bersaing secara sehat sejak awal huh? Kau benar-benar wanita munafik, berlagak tenang diluar, tapi menusuk dari belakang. Aku membencimu Jung Ahyeon!!!" Asa bermonolog setelah ia mendapatkan efek mabuknya.

CheeZe CaKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang