Sparks

354 59 38
                                    

"Karena Dain adalah KEKASIH KU!" Ahyeon menjawab dengan lantang yang membuat Asa kontan terdiam.

"M-mwoya?" Balas Asa shock berat. Hanya kalimat itu yang keluar dari mulutnya. Wanita berdarah Jepang tersebut sontak mengalihkan pandangannya, menatap sendu ke arah Dain yang juga ikut kaget dengan pernyataan sang direktur barusan.

Oke pasangan ini memang punya rencana untuk memberitahu ke teman-teman mereka tentang hubungan yang tengah mereka jalin, tapi bukan seperti ini konsepnya.

Harus Rora akui jika ia cenderung kurang nyaman dengan sikap Asa yang kadangkala terlalu implisit, tapi bukan berarti ia senang menyaksikan perdebatan ini. Melihat Asa bertengkar dengan Ahyeon yang notabene mereka berdua adalah sahabat dekat selama bertahun-tahun, membuat Dain merasa sedih.

Ahyeon tampaknya tidak begitu baik dalam me-manage rasa cemburunya, kekasihnya itu mudah sekali terpancing, tempo hari mereka sudah berselisih paham gara-gara Asa, kemudian Karina, lalu sekarang, karena Asa lagi?! Ini sudah yang kedua kalinya ia cemburu dengan orang yang sama. Harusnya Ahyeon bisa belajar dari pengalamannya yang sudah-sudah.

Tapi tidak!! Ahyeon tidak akan belajar tentang itu karena Cemburu adalah reaksi mutlak yang muncul dengan sendirinya. Ia terlalu lemah dalam menghadapi sikap posesifnya.

Namun disini, Rora pun seolah tak punya pilihan untuk mengambil alih persoalan semacam ini, karena menurutnya, Ahyeon lah yang lebih cocok untuk mengakui hubungan mereka didepan ketiga anggota genk-nya.

Karena Asa merupakan teman karibnya, harusnya mereka bisa lebih bijaksana dan saling terbuka untuk membahas persoalan tersebut, sama seperti Dain yang sudah membahas tentang hubungannya pada Rami dan Chiquita, dan pernyataannya itu disambut baik oleh kedua sahabatnya sesuai dengan prediksi Rora.

Segalanya terasa mudah dan gampang untuk Dain, tapi tidak dengan pihak Ahyeon.

Sebenarnya ini bukan masalah yang berat. Semua tidak akan menjadi serumit ini jika Ahyeon berhadapan langsung dengan Ruka atau Pharita, karena kedua sahabatnya itu samasekali tidak menaruh rasa suka khusus terhadap Dain melainkan menganggap gadis tersebut hanya sebatas teman biasa.

Namun berbeda halnya dengan Asa, semuanya berubah runyam karena Asa sendiri secara terang-terangan mengakui bahwa ia menyukai Dain.
Dan secara tidak langsung, wanita berdarah Jepang itu menjadi kompetitor besar bagi Ahyeon.

Mereka seolah bertarung demi memperebutkan hati Rora disini, yang padahal gadis bermarga Lee sudah lebih dulu dekat dan menyukai sang direktur tanpa sepengetahuan Asa.

Dain benar-benar tidak tau jika kedua sahabat yang tadinya akrab, dekat, terlihat layaknya saudara akan berubah menjadi musuh satu samalain hanya gara-gara persoalan cinta.

Andai Ahyeon tak pernah membawa teman-temannya datang ke kedai waktu itu, andai Asa tak pernah kenal dengan Dain, maka masalah ini tidak akan pernah terjadi! Cukup Ahyeon saja yang datang ke kehidupannya.

Tapi apa mau dikata? Semua yang direncanakan manusia akan tetap kalah dengan rencananya Tuhan, seperti yang terjadi pada kasus ini. Baik Ahyeon, Asa, maupun Dain samasekali tak bisa memilih "jalan mudah" seperti yang mereka inginkan masing-masing.

Melihat semua kejadian ini, Dain jadi merasa bersalah, ia tak tau harus bagaimana demi memperbaiki hubungan persahabatan keduanya agar mereka bisa kembali akur seperti semula. Namun disisi lain Dain juga berkeinginan untuk terus mempertahankan hubungan cintanya bersama Ahyeon.

Tapi apakah itu terdengar mungkin?

Jika dipikir-pikir, posisi Rora seperti buah Simalakama, semuanya serba salah! Tidak ada keputusan yang benar-benar tepat yang bisa ia ambil, karena salah satu dari wanita tersebut pasti akan tetap tersakiti.

CheeZe CaKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang