𝟏𝟖. 𝐌𝐃 𝟐 :𝐅𝐥𝐢𝐫𝐭𝐢𝐧𝐠

1.9K 120 8
                                    

Even though we have a child, you still tease me

Arisa tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat menyaksikan tindakan Denial yang begitu berani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arisa tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat menyaksikan tindakan Denial yang begitu berani. Bagaimana mungkin dia bertingkah seperti itu di hadapan Aveline, putri mereka, yang sedang asyik bermain boneka di dekat mereka? Pikiran Arisa berkecamuk, berusaha memahami apa yang mendorong Denial untuk bersikap begitu santai. Apakah semua kedekatan intim mereka di kamar mandi sebelumnya masih belum cukup memuaskannya? Rasa penasaran dan kecemasan bercampur menjadi satu, membuatnya merasa gelisah dengan sikap Denial yang tampak tak peduli.

"Denial, jangan seperti ini! Ada Aveline di sini!" serunya panik, nada suaranya meninggi, sementara wajahnya memucat, mencerminkan kepanikan yang tak bisa disembunyikan.

Denial hanya menatap Arisa sejenak, kemudian terkekeh pelan, seolah situasi ini adalah hiburan baginya.

"Ah, Arisa, tenanglah," ujarnya dengan nada santai, seakan tak ada hal yang perlu dikhawatirkan. Meski begitu, ada sorot mata berbeda yang sekejap muncul di balik tatapannya, namun ia memilih untuk mengindahkan peringatan Arisa. Dia pun melangkah mundur, kembali duduk di samping Aveline, menjaga jarak yang lebih aman di antara mereka.

Mata Denial menyipit, senyum nakal tersungging di bibirnya.

"Anggap saja sentuhan tadi sebagai pengingat," ucapnya lembut, namun dengan nada yang penuh arti, seolah ada pesan tersembunyi di balik setiap kata yang diucapkannya.

"Sentuhan yang kau rasakan saat di dapur waktu itu ... itu dariku. Aku hanya terlalu tidak sabaran," lanjutnya, suaranya terdengar menggoda, mempertegas hubungan rumit di antara mereka yang penuh dengan kedalaman perasaan.

Arisa tertegun, seketika wajahnya berubah, memerah karena malu dan marah. "Apa? Jadi, yang kemarin itu ... kau?" sentaknya, nada suaranya bercampur antara tak percaya dan marah. Denial hanya terkekeh kecil, senyumnya semakin lebar melihat reaksi Arisa.

"Menurutmu selain aku siapa lagi?" balasnya, penuh percaya diri.

Arisa mengusap tengkuknya, ekspresinya bingung dan jengah.

"Kupikir itu hanya halusinasi," gumamnya pelan, lebih pada dirinya sendiri, namun Denial bisa mendengarnya dengan jelas.

Denial mengangkat sebelah alis, nada bicaranya menjadi lebih serius meski tetap ada gurauan di sana.

"Yah, apakah itu efek karena kita sudah empat tahun tidak bertemu?" godanya, bibirnya kembali tersenyum jahil.

"Tentu saja!" Arisa mendengus, merasa kesal sekaligus malu. "Dan kau tiba-tiba muncul tanpa wujud dan memberikan sentuhan seperti itu ... itu benar-benar kejam."

Marriage With The Devil (GHOST CURSED 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang