When bad intentions come to you
Izzaz menghentikan langkahnya tepat di samping Kira, matanya tak lepas dari pemandangan di depannya. Di kejauhan, Arisa berteriak-teriak dalam keputusasaan saat para petugas membawanya menuju mobil patroli, wajahnya dipenuhi kepanikan dan kesakitan. Kekacauan itu tampak seperti tontonan yang memuaskan bagi Izzaz; ada kilatan kepuasan tersendiri di matanya, seolah-olah semua ini adalah hasil dari rencana yang berjalan sempurna.
"Kamu, bagus dalam berakting," ucap Izzaz, suaranya pelan namun penuh dengan nada sinis, menyiratkan pujian yang tidak sepenuhnya tulus.
Kira menoleh, menatapnya dengan senyum tipis, lalu berdecak kecil, mengusap air mata yang sedari tadi mengalir di pipinya dengan kasar, seolah menghapus jejak kebohongan yang baru saja ia pertontonkan. Pandangannya berubah dari sedih menjadi tenang, menyiratkan kepuasannya sendiri. "Tentu saja," jawabnya datar, seakan tindakan manipulatif yang baru saja ia lakukan hanyalah rutinitas biasa.
Tatapannya kemudian beralih pada Izzaz, pria yang kini berdiri di sampingnya, mengawasi drama yang mereka ciptakan bersama. Izzaz, yang selama ini berselingkuh dengannya, tersenyum kecil. Ada sesuatu yang dingin dan kejam di balik senyum itu, seolah-olah dia menikmati setiap detik dari kehancuran yang sedang menimpa Arisa. Selama ini, Kira dan Izzaz telah menjalani hubungan gelap di belakang Arisa, dan kini semua itu menjadi bagian dari rencana yang sempurna untuk menghancurkan wanita yang dulu pernah menjadi istrinya.
Kira menatapnya sejenak, seakan mencari persetujuan di mata Izzaz sebelum berbisik, "Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan. Kau tahu itu."
"Dan kau melakukannya dengan sangat baik," balas Izzaz, nadanya dingin namun terdengar puas. Dia melirik ke arah Arisa yang semakin menjauh, suaranya yang memekik tak lagi terdengar jelas. Bagi Izzaz, ini adalah akhir dari permainan yang sudah lama ia mainkan—menghancurkan Arisa, dan melihatnya jatuh tanpa mampu membela diri. Di balik semua kebohongan yang dijalin, ada rencana yang lebih besar yang dia nikmati, dan Kira adalah bidak yang berperan dengan sempurna dalam permainan itu.
Kira tersenyum miring, memandangi pemandangan kekacauan yang perlahan mereda. "Yah, kau tahu, semua ini untuk kebahagiaan kita, bukan?" ucapnya ringan, seolah tidak ada yang perlu dipertanyakan lagi. Di balik keributan yang masih berlangsung, keduanya berdiri diam, menyaksikan hasil dari kebohongan dan rencana gelap yang telah mereka rancang bersama.
"Para polisi juga mudah dibodohi," gumam Kira dengan nada mengejek, suaranya nyaris terdengar seperti desisan licik. Ada senyum sinis yang terukir di bibirnya saat dia menatap ke arah petugas yang sibuk memastikan Arisa masuk ke dalam mobil patroli. Baginya, semua ini terlalu mudah—seolah mereka semua hanyalah bidak yang bisa ia mainkan sesuai kehendaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With The Devil (GHOST CURSED 2)
FantasyHarap Membaca Bagian Pertama Terlebih Dahulu untuk Pemahaman Lebih Mendalam Arisa Vera kembali ke kehidupan lamanya-penuh kehancuran dan kekacauan. Ia sulit menerima kenyataan bahwa ikatannya dengan sang iblis, yang selama ini ia rasakan, ternyata h...