When togetherness reflects harmony
"Jadi, Mommy dulu adalah manusia biasa?" tanya Noah, suaranya yang polos dan manis mengisi ruang tidur yang tenang, di bawah langit malam yang dihiasi oleh cahaya bintang. Di dalam kamar istana mini yang hangat, suasana damai menyelimuti mereka. Aveline duduk di samping Noah, wajahnya tertuju pada Arisa, mendengarkan dengan seksama setiap kata yang keluar dari bibir ibunya. Malam itu, sebelum tidur, mereka selalu menyisihkan waktu untuk mendengarkan cerita Arisa, menjadi momen kebersamaan yang penuh kehangatan.
Arisa terdiam sejenak, matanya menatap jauh ke luar jendela yang terbuka sedikit, menikmati hembusan angin malam yang lembut. Keheningan sejenak melingkupi kamar, seolah memberi ruang bagi Arisa untuk mengingat kembali masa-masa yang sudah lama berlalu. Kemudian, dengan senyum yang penuh kehangatan dan sedikit kelam, ia menoleh ke arah kedua anaknya, yang menunggu dengan penuh harap.
"Ya," jawab Arisa, suaranya lembut, namun penuh makna. "Kalian bisa mengatakan begitu."
Aveline memiringkan kepala, seolah ingin tahu lebih banyak. "Apa yang terjadi, Mommy? Bagaimana bisa jadi seperti sekarang?"
Arisa menghela napas perlahan, menatap kedua anaknya satu per satu. Senyum di wajahnya mengembang sedikit, meski ada kerutan tipis yang menunjukkan kerumitan kenangan yang tersembunyi di balik jawabannya. "Itu cerita yang panjang, dan mungkin tak semuanya bisa dimengerti sekarang. Tapi, apa yang penting adalah siapa kita sekarang. Kita adalah keluarga, dan itu yang membuat semuanya berarti."
Suasana menjadi hening sejenak. Hanya suara hembusan angin yang terdengar. Aveline dan Noah saling bertukar pandang, memahami bahwa jawaban Arisa adalah awal dari cerita yang lebih besar—sebuah kisah yang mungkin akan mereka pelajari seiring berjalannya waktu.
"Tapi, Mommy ... bagaimana Mommy bisa bertemu dengan Daddy jika dunia kalian berbeda?" tanya Noah, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. Ia duduk dengan kaki ditekuk di atas tempat tidur kecil mereka, sementara Aveline, yang duduk di sampingnya, juga memandang ibunya dengan penuh harap. Kedua anak itu memandang Arisa dengan wajah polos, penuh rasa penasaran yang tak terbendung.
Aveline segera menambahkan, "Iya, Mommy, aku juga ingin tahu. Bagaimana bisa? Apakah ada sihir atau sesuatu?"
Arisa terkekeh kecil mendengar pertanyaan mereka yang begitu jujur dan penuh semangat. Ia tersenyum lembut, namun matanya seolah menatap jauh ke masa lalu, mengenang kembali pertemuan yang mengubah segalanya. Dengan tenang, Arisa menatap kedua anaknya, lalu menghela napas panjang, mencoba mencari kata-kata yang tepat.
"Karena ikatan," jawab Arisa dengan suara lembut, meskipun sepertinya ia agak ragu untuk melanjutkan. "Tapi ... bagaimana ya? Sebenarnya aku enggan menceritakan hal ini sekarang, karena pasti kalian tidak akan mengerti beberapa kosakata yang terlibat. Tapi ... yah, singkatnya, pertemuan Mommy dengan Daddy adalah sesuatu yang sangat luar biasa dan tak terduga. Itu melibatkan banyak hal yang tidak bisa dijelaskan begitu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With The Devil (GHOST CURSED 2)
FantasyHarap Membaca Bagian Pertama Terlebih Dahulu untuk Pemahaman Lebih Mendalam Arisa Vera kembali ke kehidupan lamanya-penuh kehancuran dan kekacauan. Ia sulit menerima kenyataan bahwa ikatannya dengan sang iblis, yang selama ini ia rasakan, ternyata h...