𝟑𝟒. 𝐌𝐃 𝟐 : 𝐉𝐞𝐚𝐥𝐨𝐮𝐬 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥

1.7K 95 54
                                    

I just accidentally did that

I just accidentally did that

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, Denial, sakit ..." Arisa meringis, suaranya terdengar lirih dan penuh rasa sakit. Cengkeraman Denial di pinggangnya semakin kuat, membuat tubuhnya menegang seolah-olah terperangkap dalam belenggu yang tak bisa dilepaskan. Rasa sakit itu menyebar dari pinggangnya, merayap seperti duri tajam yang menusuk kulitnya. Denial hanya mendengus, ada rasa puas yang terlihat jelas di matanya saat melihat ekspresi Arisa yang terkejut dan tercekam.

"Apa kau pernah mempertanyakan itu, hah?" desis Denial, wajahnya mendekat ke telinga Arisa hingga dia bisa merasakan napas hangatnya menyentuh kulitnya. Suaranya rendah, tetapi di balik kelembutannya, ada amarah yang terpendam, seperti bara api yang siap membakar. "Kau tahu aku paling tidak suka saat kau memujinya ... malaikat itu," lanjutnya, menekankan setiap kata dengan penuh penekanan, seakan kata-kata itu adalah cambuk yang mencambuk pikiran Arisa.

Tiba-tiba, dengan gerakan cepat dan tanpa peringatan, Denial merobek pakaian Arisa, kain itu terkoyak dengan suara kasar yang memecah keheningan di antara mereka. Arisa tersentak, matanya melebar karena keterkejutan dan ketakutan. Dingin malam seketika menyergap kulitnya yang kini terbuka, membuat tubuhnya menggigil. Dia mencoba mengangkat tangannya untuk menutupi dirinya, tetapi Denial menahan pergerakannya, memperkuat cengkeraman pada pinggangnya hingga rasa sakit semakin menekan.

"Denial, aku ..." suaranya hampir tidak keluar, hanya terdengar sebagai bisikan lemah di antara deru napasnya yang tertahan. Ada ketakutan yang mencengkram hatinya, membuat dadanya terasa sesak dan sulit bernapas. Kata-katanya terputus-putus, tercekik oleh perasaan ngeri yang perlahan-lahan membanjiri pikirannya, menciptakan gelombang kecemasan yang terus mengalir.

Tatapan Denial tetap tak tergoyahkan, dingin dan tajam seperti pisau yang menusuk hati Arisa. Matanya memancarkan rasa puas yang sinis, seolah-olah menikmati kekuasaan yang dia miliki atas dirinya. Bibirnya melengkung dalam senyum tipis yang tidak sampai ke matanya, hanya menambah aura gelap yang menyelubungi dirinya. "Aku ingin kau mengerti, Arisa," katanya, bisikannya penuh dengan nada mengancam yang lembut namun menakutkan. "Aku tidak akan pernah membiarkanmu memuji makhluk itu di hadapanku. Kau milikku ... dan aku akan memastikan kau tidak pernah melupakannya."

"Denial, jangan seperti ini," pinta Arisa, suaranya bergetar, penuh dengan ketakutan dan kebingungan. Dia menatapnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca, berharap menemukan sedikit belas kasih di balik tatapan dingin itu. "Aku ... aku hanya tidak tahu kalau kau tidak suka aku memujinya."

Namun, kata-kata Arisa seolah tidak mencapai hati Denial. Dia hanya mendengus, ekspresinya tetap gelap dan tak terbaca. Dengan gerakan kasar, Denial meraih rambut Arisa, menariknya ke belakang sehingga kepalanya terangkat. Arisa terpekik, rasa sakit menjalari kulit kepalanya saat dia dipaksa menatap lurus ke mata merah Denial yang menyala penuh kemarahan dan cemburu.

Marriage With The Devil (GHOST CURSED 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang