𝟐𝟓. 𝐌𝐃 𝟐 : 𝐆𝐫𝐢𝐩𝐩𝐢𝐧𝐠

2.7K 148 18
                                        

The air felt tense from time to time

Dalam keheningan malam yang pekat, lampu rotator mobil polisi berkedip-kedip, memecah kegelapan dengan sinar merah-biru yang terus berputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam keheningan malam yang pekat, lampu rotator mobil polisi berkedip-kedip, memecah kegelapan dengan sinar merah-biru yang terus berputar. Dua mobil polisi melaju di jalanan sepi, seakan mengiringi kesunyian yang terasa semakin mencekam.

Di mobil paling depan, Arisa duduk dengan tubuh menggigil, air mata tak henti-hentinya mengalir di pipinya yang pucat. Tangisnya teredam dalam suara mesin yang berderu pelan, namun kegetiran yang terpancar dari wajahnya tak bisa disembunyikan. Di sekelilingnya, beberapa polisi berbadan tegap duduk dengan sikap santai, sesekali tertawa kecil di antara pembicaraan ringan mereka. Seolah-olah duka yang menyelimuti Arisa tak ada artinya bagi mereka, dan suasana di dalam mobil itu terasa begitu kontras—kesedihan yang mendalam di satu sisi, dan ketidakpedulian yang mengejutkan di sisi lain.

Sementara itu, di mobil belakang, Aveline berada dalam pelukan kursi mobil yang dingin. Tubuh kecilnya tampak lemah dan linglung, matanya tertutup rapat seakan mencoba mengabaikan segala kekacauan di sekitarnya. Lampu-lampu jalanan yang melintas di jendela menyinari wajahnya yang mungil, memberikan kilatan cahaya yang sekejap menerangi kesunyian hatinya yang terpukul. Beberapa polisi lain duduk di sampingnya, wajah mereka serius namun tanpa ekspresi yang nyata, seolah perjalanan ini hanyalah bagian dari rutinitas yang biasa.

Mobil-mobil polisi itu terus melaju menembus malam yang sunyi, membawa Arisa dan Aveline menuju takdir yang masih terselubung dalam misteri.

Dalam keheningan itu tiba tiba Aveline mulai menangis merasakan kehampaan nan ketidak nyamanan oleh beberapa polisi yang tak dikenalnya membuat anak usia tiga tahun itu terancam dan membutuhkan sang ibu, beberapa polisi yang sedang asyik mendengus kecil.

Di tengah keheningan yang mencekam, suara tangisan pelan mulai terdengar dari dalam mobil polisi yang berada di belakang. Aveline, anak kecil berusia tiga tahun, menangis tersedu-sedu, tubuhnya yang mungil gemetar karena rasa takut dan ketidaknyamanan. Kehadiran beberapa polisi asing di sekitarnya membuatnya merasa terancam, dan ia merindukan pelukan hangat ibunya, Arisa, yang tak ada di sisinya. Tangisan Aveline yang lirih semakin lama semakin nyaring, menambah suasana yang sebelumnya sunyi menjadi lebih suram.

Beberapa polisi di dalam mobil itu, yang sebelumnya tampak santai dan asyik berbincang pelan, mulai merasa terganggu oleh suara tangisan tersebut. Wajah mereka memperlihatkan sedikit ketidaknyamanan, seolah tangisan anak kecil itu adalah gangguan yang tak mereka harapkan. Salah satu dari mereka, seorang pria dengan perawakan besar dan tatapan tajam, menghela napas kesal sebelum menoleh ke rekannya.

“Bisa kau diamkan dia?” katanya dengan nada rendah namun tegas, matanya melirik tajam ke arah Aveline yang masih terisak. Suaranya terdengar dingin, seolah ia tak peduli dengan perasaan takut yang sedang dirasakan anak kecil itu.

Marriage With The Devil (GHOST CURSED 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang